Dosen UIM Makassar yang Viral Ludahi Kasir Tak Mau Disalahkan Sendiri: Harus Sadar, Dia Juga Khilaf
Tribun December 29, 2025 03:11 PM

Karier Amal Said, dosen senior di Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM), kini berada di ujung tanduk.

Insiden memalukan yang terekam kamera saat dirinya meludahi seorang kasir swalayan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kamis (25/12/2025).

Akibat kejadian itu kini berbalik menjadi bumerang yang mengancam statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Ditemui dalam kondisi penuh tekanan, Amal mengaku sangat khawatir jika sanksi pemecatan menantinya.

Baginya, satu tindakan emosional yang terjadi dalam hitungan detik telah melumatkan dedikasi yang ia bangun selama tiga dekade lebih.

"Sekarang ini sudah rusak nama saya. Satu detik saya berbuat itu, 33 tahun saya pegawai, mengajar, ribuan mahasiswa saya selesaikan. Masa sedetik itu rusak segalanya? Tidak sebanding," keluh Amal dengan nada menyesal, Minggu (28/12/2025).

Pembelaan di Balik Tuduhan Serobot Antrean

Meski mengakui kesalahannya, Amal menolak jika dirinya disebut sebagai pemicu tunggal keributan.

Ia membantah keras tuduhan telah menyerobot antrean. Menurut versinya, ia hanya berusaha mencari efisiensi saat melihat ada meja kasir lain yang kosong.

"Saya ikut antrean. Begitu saya lihat ada kasir yang sudah kosong, maksud saya supaya lebih ringkas, apalagi masih ada orang di belakang saya. Akhirnya saya geser ke sebelah," jelasnya.

Namun, niat "meringkas" waktu tersebut justru berujung cekcok.

Amal merasa ditegur oleh kasir wanita berinisial N (21) dengan cara yang tidak pantas.

Sebagai sosok yang lebih tua dan memegang teguh prinsip budaya Bugis-Makassar, ia merasa harga dirinya diinjak-injak.

"Setelah ditegur itu, saya merasa dilecehkan, merasa dihina. Saya ini orang tua, kalau orang Bugis-Makassar diperlakukan begitu, rasanya seperti tidak dihargai," tambahnya.

Harapan Damai dan "Dosa Bersama"

Kini, di tengah proses hukum yang terus bergulir, Amal Said berharap ada pintu maaf dari sang kasir.

Menariknya, ia meminta agar pihak kasir juga melakukan introspeksi diri dan tidak membebankan seluruh kesalahan kepadanya.

Ia berpendapat bahwa insiden tersebut adalah bentuk kekhilafan kolektif antara dua manusia.

"Harapan saya, orang itu juga harus sadar, mengakui juga dirinya punya kekhilafan. Kita kan manusia bisa saling khilaf dalam kondisi tertentu. Saya tidak mau kasi panjang masalah, kalau bisa diselesaikan baik-baik saja, dosa-dosa saya tanggung sendiri," ujarnya.

Amal menyadari bahwa sebagai pendidik, tindakannya memang sangat tidak terpuji. Ia pun menutup keterangannya dengan permintaan maaf terbuka atas aksi spontan yang dipicu oleh emosi sesaat tersebut.

"Saya salah. Itu perbuatan spontan karena emosi," pungkasnya.

Respons Tegas Universitas

Rektor UIM, Muammar Bakry, tidak tinggal diam.

Ia memastikan bahwa tindakan bawahannya tersebut adalah perbuatan tidak manusiawi yang mencoreng institusi pendidikan.

“Yang pasti, di video itu tidak bagus, tidak manusiawi kalau itu kejadian. Pasti akan kami berikan sanksi akademik sesuai aturan kampus,” tegas Muammar.

Mengingat status AS adalah ASN yang diperbantukan, pihak universitas kini tengah berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menentukan prosedur sanksi yang tepat bagi sang dosen.

Kronologi Viral

Sebelumnya, video aksi AS viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang pria mengenakan kaos hitam berlengan panjang dan berkacamata diduga memotong antrean di kasir swalayan.

Setelah berbincang singkat, pria tersebut meludah ke arah pegawai perempuan yang mengenakan baju biru dan kerudung putih.

Belakangan diketahui, pria dalam video tersebut adalah AS, dosen Fakultas Pertanian UIM.

Rektor UIM, Prof Dr Muammar Bakry, membenarkan identitas tersebut.

Muammar menyayangkan tindakan AS dan menyebut perbuatan tersebut tidak mencerminkan nilai kemanusiaan.

Ia menegaskan pihak kampus akan melakukan klarifikasi dan menjatuhkan sanksi sesuai aturan akademik.

AS diketahui merupakan dosen berstatus aparatur sipil negara (ASN) yang diperbantukan di UIM.

Pihak kampus akan membahas prosedur lanjutan terkait status kepegawaiannya.

Sementara itu, pegawai swalayan berinisial N (21) telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tamalanrea.

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Sangkala, membenarkan adanya laporan dugaan penghinaan dan menyatakan proses penyelidikan sedang berjalan.

Polisi akan memanggil saksi-saksi serta mengumpulkan barang bukti terkait kasus tersebut.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.