TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebakaran di Panti Werdha Damai Ranomuut, Paal 2, Manado, Sulawesi Utara pada Minggu (28/12/2025) masih menjadi sorotan publik.
Sebanyak 16 orang dikabarkan meninggal dunia pada insiden tersebut.
Terkait hal tersebut berikut ini kesaksian salah satu korban selamat dalam insiden kebakaran panti Werdha.
Di atas ranjang ruang IGD RSUD Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Lao Kiem Hoa (73) terbaring lemah.
Lansia yang akrab disapa Ci Hoa itu masih menyimpan trauma usai lolos dari insiden kebakaran Panti Werdha Ranomuut, Kota Manado, Sulawesi Utara pada Minggu (28/12/2025) malam.
Peristiwa mencekam itu terjadi saat Ci Hoa sudah berada di dalam kamar dan bersiap untuk tidur di Panti Werdha.
Panti Werdha adalah sebutan lain untuk panti jompo atau rumah perawatan lansia.
Panti Werdha merupakan sebuah institusi atau tempat tinggal yang menyediakan layanan perawatan jasmani, rohani, sosial, dan perlindungan bagi orang lanjut usia (lansia) agar mereka dapat menikmati masa tua dengan layak, aman, dan tentram, baik karena terlantar, tidak memiliki keluarga, atau dititipkan keluarga yang tidak mampu merawatnya secara rutin.
Kepada Tribun Manado, ia bercerita. saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 20.00 Wita.
Ia tak pernah menyangka malam itu akan menjadi salah satu pengalaman paling menegangkan dalam hidupnya.
“Saat itu saya sudah di kamar, sudah mau tidur,” ucap Ci Hoa lirih saat ditemui, Senin (29/12/2025) siang.
Belum sempat terlelap, ketukan keras tiba-tiba terdengar di pintu kamarnya.
Dari luar, terdengar suara panik memanggil namanya.
Ternyata penjaga panti, Om Inyo.
Dengan nada panik, Inyo berteriak menyuruhnya segera keluar.
“Ada yang panggil dari luar, Ci Hoa keluar, keluar,’” katanya menirukan suara tersebut.
Awalnya Ci Hoa tak terpikir akan terjadi kebakaran.
Namun perasaan tak enak membuatnya bergegas membuka pintu.
Ia terkejut saat melihat api sudah membesar di bagian luar kamar.
Kepanikan pun tak terhindarkan.
Dengan kondisi fisik yang sudah renta, Ci Hoa hanya bisa berjalan menggunakan walker.
Ia berusaha keluar kamar dengan susah payah, sementara api terus membesar.
Di tengah situasi genting itu, pertolongan datang.
Seorang penatua panti bernama Jhony langsung menggendongnya keluar dari area berbahaya.
“Dia pikul saya keluar dari sana,” ujarnya sambil menirukan dengan tangan.
Di kamar tersebut, Ci Hoa tidak sendiri.
Ia tidur bersama seorang penghuni lain bernama Oma Rini.
Menurut Ci Hoa, Oma Rini menderita sakit dan hanya bisa terbaring di kasur tanpa mampu bergerak.
Ci Hoa selamat, namun kerabatnya tak bisa bisa tertolong.
Kebakaran itu membuat Ci Hoa kehilangan segalanya.
Ia keluar hanya dengan pakaian yang melekat di badan.
Tak satu pun barang pribadi berhasil diselamatkan.
Meski demikian, rasa syukur masih terucap dari bibirnya.
Ia meyakini keselamatannya adalah anugerah Tuhan.
“Yang penting kita bersyukur. Ini hanya anugerah Tuhan,” katanya pelan.
Ci Hoa lahir di Manado pada 28 Juni 1952. Ia merupakan anak tunggal dan tidak memiliki saudara.
Sejak 2023, ia tinggal di Panti Werda Ranomuut.
Dalam kesehariannya, Ci Hoa dikenal sebagai jemaat Gereja Kristus Manado di Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Wenang.
Ia punya keluarga di area Manado namun sudah jarang ketemu.
Ia sebelumnya tinggal sendiri di wilayah Karame.
Setelah rumahnya dijual, ia kemudian masuk ke panti Werdha.
Hingga kini, Ci Hoa masih menjalani perawatan medis di RSUD Manado.
Baca juga: Kesan Kepala BI Sulawesi Utara, Joko Supratikto Merayakan Natal Perdana di Manado
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manado merawat sembilan korban selamat insiden kebakaran Panti Werda Ranomuut pada Minggu (28/12/2025).
Seluruh korban merupakan lanjut usia dan saat ini berada dalam penanganan medis.
Sebanyak sembilan korban selamat dalam insiden kebakaran Panti Werda Ranomuut saat ini menjalani perawatan di RSUD Manado, Jalan Tololiu Supit, Tingkulu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Pantauan Tribunmanado.co.id pada Senin (29/12/2025) sekitar pukul 10.15 Wita, para korban dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Manado.
Korban tampak beristirahat di ranjang masing-masing.
Tampak Wakil Walikota Manado Richard Sualang berada di lokasi untuk memantau langsung kondisi para korban pascakebakaran.
Selain itu, influencer Sulawesi Utara, Didi Roa, juga tampak hadir di RSUD Manado.
Ia terlihat berinteraksi dan menyapa para korban selamat.
Saat ini mereka sudah di bawa ke ruang inap lantai 6 untuk perawatan lebih lanjut.
Berdasarkan data resmi yang diterima, berikut daftar sembilan korban yang menjalani perawatan di RSUD Manado:
1. Yetti Kandou (86)
2. Lao Kiem Hoa (73)
3. Meske Merte (65)
4. Rolin Rungan (64)
5. Paulus Kaonang (70)
6. Chrishan Yusuf (67)
7. Rike Kaligis (73)
8. Sutinem (60)
9. Kwan She Poe (68)
Reki, seorang relawan Damkar, mengatakan ia dan sejumlah warga berusaha menyelamatkan penghuni panti.
Ia mengaku berhasil menyelamatkan tujuh orang.
"Ada yang sudah di kursi roda, kami naikkan ke pagar," kata dia.
Seorang opa berhasil ia selamatkan.
Namun meninggal dunia karena terpapar banyak asap.
Hal sedih lainnya yang ia alami adalah seorang oma.
"Oma itu katakan ia akan bersama keluarganya pada tanggal 5, tapi ia meninggal dunia, itu yang sesali," katanya.
Ia mengaku shock dengan kejadian itu. Sembari mengevakuasi penghuni, air matanya menetes.
Peristiwa kebakaran yang terjadi di Panti Werdha Damai, Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Manado, Minggu (28/12/2025) memakan korban jiwa.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 20.36 Wita.
Kobaran api kemudian berhasil dipadamkan oleh 3 unit kendaraan pemadam kebakaran milik Pemkot Manado, pada pukul 21.30 Wita.
Mendapat laporan kebakaran, aparat Kepolisian langsung bertindak cepat mendatangi dan mengamankan TKP kebakaran.
"Personel Polsek Tikala bersama Satuan Samapta Polresta Manado segera mendatangi lokasi kejadian dan melakukan pengamanan Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna mencegah gangguan keamanan," ujar Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah P. Hasibuan, dalam rilis yang diterima Tribun Manado,com, Senin (29/12/2025).
Alamsyah menjelaskan bersama warga dan instansi terkait, Polri juga membantu proses evakuasi korban selamat ke RSUD Kota Manado dan RS Permata Bunda, serta pengamanan proses evakuasi korban meninggal dunia.
Terhadap korban meninggal, Polisi melakukan proses identifikasi yang melibatkan Tim Polresta Manado dan Tim DVI Bidokkes Polda Sulut di RS Bhayangkara Polda Sulut.
"Bidlabfor Polda Sulut juga melakukan olah TKP untuk dan pengumpulan bahan keterangan melalui permintaan keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian guna mengetahui kronologis dan dugaan awal penyebab kebakaran," tutur Alamsyah.
Menurutnya, saat ini Tim sedang melakukan proses identifikasi seluruh korban meninggal dunia di RS Bhayangkara Polda Sulut hingga diketahui identitas lengkap dan dilakukan koordinasi dengan pihak keluarga.
"Jumlah korban yang meninggal sebanyak 16 orang dan saat ini sedang dilakukan proses identifikasi oleh Tim Kepolisian di RS Bhayangkara Manado. Kepada keluarga korban silahkan menghubungi Posko DVI Ante Mortem di RS Bhayangkara Manado," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan turut berbelasungkawa terhadap keluarga korban yang mengalami musibah kebakaran.
"Kami turut berbelasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan," pungkasnya.
Panti Werdha adalah sebutan lain untuk panti jompo atau rumah perawatan lansia.
Tempat ini menjadi hunian bagi orang lanjut usia yang membutuhkan perawatan.
Di Panti Werdha, lansia mendapatkan perawatan jasmani, rohani, serta perhatian sosial dan perlindungan.
Dengan layanan tersebut, para lansia dapat menjalani masa tua dengan layak, aman, dan tentram.
Penghuni Panti Werdha umumnya adalah lansia yang terlantar atau tidak memiliki keluarga.
Selain itu, ada pula lansia yang dititipkan oleh keluarga karena tidak mampu merawatnya secara rutin.
(TribunManado.co.id/Pet/Art/Fer)
-
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini