Tribunjogja.com -- Perawatan kulit bukan sekadar rutinitas estetika, melainkan bagian penting dari usaha menjaga kesehatan tubuh.
Kulit adalah organ terbesar manusia yang memiliki sistem pertahanan, kemampuan regenerasi, serta keseimbangan mikrobioma yang harus dirawat dengan tepat.
Setiap tahapan skincare memiliki fungsi ilmiah yang saling berkaitan. Karena itu, urutan perawatan tidak bisa dilakukan sembarangan.
Jika salah langkah, manfaat skincare bisa berkurang bahkan menimbulkan masalah baru pada kulit.
Berikut empat tahapan dasar skincare yang paling penting, lengkap dengan tujuan dan fungsinya bagi kesehatan kulit:
Double cleansing adalah metode membersihkan wajah dalam dua tahap pembersihan berurutan.
Double cleansing ini sangat dibutuhkan bagi kita terutama para pengguna make up karena dapat membersihkan kulit secara optimal.
Tahapan pertama dengan menggunakan pembersih berbahan dasar minyak yang dapat membersihkan sebum berlebih, tabir surya, makeup dan polusi berminyak.
Biasaya tahap ini menggunakan produk berjenis cleansing oil, micellar water ataupun cleansing balm.
Lalu diikuti tahapan kedua yaitu pembersih berbahan dasar air yang dapat membersihkan keringat, debu, dan sisa sel kulit mati dengan menggunakan facial wash.
Double cleansing mencegah pori pori tersumbat, mengurangi jerawat, dan mempersiapkan kulit agar dapat menyerap produk perawatan kulit lebih efektif.
Teknik ini sangat direkomendasikan oleh dokter kulit untuk menjaga kulit tetap bersih dan sehat.
Sekaligus menjaga kelembapan alaminya.
Tetapi untuk kulit kering, double cleansing tidak selalu diperlukan jika anda tidak sedang menggunakan makeup.
Menggunakan gentle cleanser yang menghidrasi sudah cukup untuk mengangkat kotoran dan debu setelah beraktifitas.
Baca juga: 7 Rekomendasi Skincare untuk Mengatasi Wajah dengan Komedo Membandel
Moisturizing berperan sangat penting untuk kulit kita.
Bertugas menjaga lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai pelindung utama tubuh dengan cara mengikat hidrasi dan mengurangi penguapan air dari kulit.
Atau yang sering disebut dengan skin barrier.
Moisturizing perlu dilakukan baik pada pagi maupun malam hari.
Pada pagi hari, pelembap membantu menjaga kelembapan kulit sebelum penggunaan sunscreen dan aktivitas di luar ruangan.
Dan pada malam hari, berperan mendukung proses regenerasi kulit yang berlangsung secara alami saat tubuh beristirahat.
Pelembap tetap dibutuhkan meskipun pada kulit berminyak.
Perbedaan utama antara kulit berminyak dan kulit yang lembap terletak pada keseimbangan kelembapan kulit.
Kulit berminyak memproduksi sebum berlebihan.
Sering kali menyebabkan penampilan kulit yang berkilau, pori-pori yang membesar, dan peningkatan risiko jerawat.
Sebaliknya, kulit yang lembap mempertahankan kandungan air yang cukup di lapisan-lapisan kulit.
Sehingga memberikan penampilan yang terhidrasi dan sehat tanpa produksi minyak yang berlebihan.
Kulit yang lembap dengan benar akan terasa lembut, halus, dan seimbang, bahkan pada mereka dengan jenis kulit berminyak.
Berdasarkan kandungan dan cara kerjanya, pelembap dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan kebutuhan kulit.
Di antaranya adalah water based moisturizer yang berbahan dasar air.
Dan humectant moisturizer yang mengandung humektan atau zat yang berfungsi menarik dan mengikat molekul air dari udara atau lapisan kulit lebih dalam ke permukaan kulit.
Humectant juga menjadi komponen utama dalam menjaga kadar air kulit, yang bisa digunakan untuk kulit berminyak.
Dan jenis emollient moisturizer dengan tekstur sedikit lebih berat dan mengandung ceramide yang bisa digunakan untuk kulit kering.
Protecting bertujuan melindungi kulit dari faktor yang dapat merusak kulit, seperti paparan sinar matahari, polusi, dan radikal bebas.
Tahap ini berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit serta menjaga hasil perawatan yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya.
Produk utama dalam tahap ini adalah tabir surya.
Telah menjadi fokus banyak penelitian dermatologi karena perannya yang mampu mencegah kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet.
Perlindungan yang diberikan tabir surya tidak hanya bersifat mencegah terhadap sunburn atau peradangan akibat terpapar ultraviolet.
Tetapi juga berdampak jangka panjang dalam menekan risiko penuaan dini dan kanker kulit.
Sejumlah studi ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan tabir surya secara rutin mampu memberikan perlindungan nyata terhadap sel kulit.
Penelitian-penelitian tersebut menegaskan bahwa paparan UV merupakan salah satu faktor utama kerusakan DNA, degradasi kolagen, dan elastin.
Yang berujung pada munculnya keriput, hiperpigmentasi, serta menurunnya elastisitas kulit.
Dengan demikian, tahapan protecting tidak sekadar menjadi pelengkap dalam skincare, melainkan elemen penting dalam menjaga struktur dan fungsi kulit secara menyeluruh.
Selain manfaat umum tersebut, tabir surya juga telah diteliti lebih spesifik berdasarkan kondisi dan jenis kulit.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa formulasi tabir surya yang tepat dapat memberikan perlindungan optimal tanpa memperburuk permasalahan kulit tertentu.
Seperti jerawat, kulit berminyak, maupun kulit kering, asal digunakan sesuai kebutuhannya.
Hal ini menegaskan bahwa tahapan protecting dapat disesuaikan dengan kebutuhan kulit, sehingga semakin memperkuat posisinya sebagai bagian penting dan juga dasar dalam perawatan kulit.
Untuk Acne prone skin bisa menggunakan tabir surya dengan SPF 35.
Sebuah studi tahun 2023 di Journal of Cosmetic Dermatology menyoroti bahwa tabir surya dengan SPF 35 dapat secara signifikan meningkatkan hasil untuk kulit yang rentan jerawat.
Dengan mencegah kerusakan UV, mengurangi inflamasi, dan mengatur produksi sebum.
Sementara untuk kulit berminyak, tabir surya berbasis gel atau air direkomendasikan untuk menghindari penyumbatan pori-pori.
Sementara kulit kering dapat menggunakan tabir surya dengan formulasi berbasis krim yang memberikan hidrasi sekaligus melindungi dari kerusakan akibat UV.
Exfoliating adalah tahap perawatan kulit yang bertujuan mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit agar proses regenerasi kulit berjalan lebih optimal.
Tahap ini membantu memperbaiki tekstur kulit, membuat kulit tampak lebih cerah, serta meningkatkan efektivitas produk skincare yang digunakan setelahnya.
Secara biologis, kulit manusia mengalami proses pergantian sel secara alami setiap kurang lebih 28 hari.
Namun, pada kondisi tertentu seperti paparan polusi, penuaan, atau perawatan kulit yang kurang tepat, sel kulit mati tidak dapat terlepas sempurna dan akhirnya menumpuk di lapisan terluar kulit.
Penumpukan ini dapat menyebabkan kulit tampak kusam, pori-pori tersumbat, bahkan memicu munculnya jerawat.
Secara umum, exfoliating terbagi menjadi dua jenis, yaitu physical exfoliation dan chemical exfoliation.
Physical exfoliation menggunakan butiran atau alat tertentu untuk mengangkat sel kulit mati.
Contoh produknya adalah exfoliating pad dan peeling gel.
Sedangkan chemical exfoliation menggunakan bahan kimia seperti AHA, BHA, atau PHA yang bekerja melepaskan sel kulit mati.
Contoh produknya adalah toner dan serum exfoliate.
Exfoliasi dapat dilakukan 1–2 kali dalam seminggu tergantung pada jenis dan kondisi kulit.
Jika dilakukan terlalu sering atau dengan produk yang terlalu keras, exfoliating justru dapat merusak skin barrier dan menyebabkan iritasi. (MG/FatimahZahra)