Renungan Harian Kristen 29 Desember 2025 - Karya yang Tidak Pernah Gagal
Bacaan ayat: Matius 2:13 (TB) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
Oleh Pdt Feri Nugroho
Satu kata yang paling ditakuti banyak orang setelah berupaya keras ialah gagal. Secara sederhana, kata gagal dapat dipahami sebagai situasi dimana tujuan tidak tercapai.
Tentu ada banyak faktor yang menyebabkannya. Bisa jadi kemampuan diri dalam berupaya tidak disertakan dengan keahlian yang diperlukan.
Atau terdapat orang lain, yang dengan sengaja melakukan tindakan menggagalkan.
Atau faktor alam; tiba-tiba terjadi bencana alam dengan banyak penyebab. Biasanya tindakan lebih lanjut ialah mengevaluasi penyebab kegagalan dan berupaya mengatasi atau mengantisipasi agar kegagalan tidak berulang dimasa depan.
Dalam cara paham yang sama, apakah Allah pernah gagal dalam karya-Nya? Ini tentu menjadi tema menarik untuk didiskusikan.
Orang bisa berpendapat bahwa Allah bisa gagal. Bukti validnya ialah ketika manusia jatuh dalam dosa.
Bukankah itu berarti apa yang Allah rancang baik harus kandas? Terlihat masuk akal bukan? Dalam hal ini kita perlu paham tentang hakikat Allah sebagai pemilik kuasa mutlak atas segala yang ada.
Jika demikian, Allah pasti tidak pernah gagal. Pada kasus kejatuhan manusia dalam dosa, Allah sedang mendemonstrasikan tentang penghargaan-Nya kepada manusia dalam hal memilih.
Pilihan manusia ialah memberontak kepada Allah dan itulah dosa.
Meskipun demikian, kita perlu paham bahwa Iblis ialah pihak yang selalu berupaya menggagalkan rancangan baik Allah.
Dalam peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa, Iblis tampil dengan cara yang rapi dan cerdik. Iblis mencampur kebenaran dengan motif kecurigaan yang masuk akal sehingga manusia beralih fokus.
Hasil akhirnya: manusia memilih tidak taat kepada Allah!
Upaya Iblis tidak berhenti sampai disitu. Iblis memakai Herodes yang gila kuasa dan kejam untuk membunuh Yesus. Keberadaan Yesus sebagai bayi lemah terancam.
Allah tidak pernah gagal. Ia mengintervensi Yusuf untuk menyingkir ke Mesir. Ini terlihat sederhana, namun inilah cara paling kreatif dalam sejarah: dibawah kuasa Mesir, Allah tampil sebagai Pelindung bagi Yesus.
Bukankah Mesir juga pernah dipakai Allah untuk melindungi umat-Nya sehingga bisa tampil sebagai bangsa yang besar sebelum menuju tanah perjanjian?
Cerita yang sama berulang. Kali ini bayi Yesus yang tinggal di sana dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali.
Benar, bahwa Allah tidak pernah gagal. Pilihan manusialah yang menyebabkan kegagalan terjadi.
Meskipun demikian, Allah dengan cara yang kreatif dan cerdas terus mereka-rekakan yang baik, bahkan dalam kejahatan manusia sekalipun.
Ini menjadi jaminan bahwa kehidupan kita akan terus baik-baik saja selama fokus pada karya Allah.
Percayalah! Amin.
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang