Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rajab 1447 H Jatuh Sehari Setelah Tahun Baru 2026, Berikut Bacaannya
December 29, 2025 08:42 PM

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah jadwal puasa Ayyamul Bidh Bulan Rajab 1447 Hijriah lengkap dengan bacaannya.

Bagi umat muslim, bulan Rajab yang merupakan bulan ke-7 dalam kalender Hijriah ini termasuk bulan mulia.

Oleh karena itu pada bulan ini sangat dianjurkan untuk mengerjakan berbagai amalan sunah.

Satu di antara amalan sunah yang dianjurkan dikerjakan di bulan Rajab 1447 Hijriah adalah puasa ayyamul bidh.

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa tiga hari di pertengahan bulan.

Baca juga: 5 Amalan di Bulan Rajab Pahalanya Melimpah, Termasuk Ada Amalan Penghapus Dosa Lalu Selama 3 Tahun

Dilansir dari muslim.or.id, pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan setiap hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah).

Disebut Ayyamul Bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar yang putih. 

Lalu, kapan jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Rajab 1447 Hijriah bisa dikerjakan?

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rajab 1447 Hijriah

Seperti diketahui, awal bulan Rajab jatuh pada 21 Desember 2025.

Maka pertengahan bulan Rajab atau tangga 13, 14 dan 15 Rajab jatuh pada tanggal 2, 3 dan 4 Januari 2025.

Artinya puasa Ayyamul Bidh hari pertama dikerjakan sehari setelah 1 Januari Tahun Baru 2026.

Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
 
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

Keutamaan puasa Ayyamul Bidh dijelaskan dalam hadis, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, 


“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun."(HR. Bukhari, no.1979).

Baca juga: Link Download Kalender 2026 PDF Gratis dari Kemenag, Lengkap Penanggalan Hijriah

Keuatamaan Bulan Rajab

Keutamaan bulan Rajab disebut asyhurul hurum (bulan haram atau bulan mulia) dijelaskan dalam Al Quran Surat At Taubah:36.

إنَّ عدَّةَ الشُّهورِ عند الله اثنا عَشَرَ شهراً في كتاب الله يوم خَلَقَ السَّمواتِ والأرضَ منها أربْعة حُرُمٌ ذلك الدِّين القَيِّم فلا تظْلِمُوا فيهنَّ أَنْفُسَكمْ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”

Adapun empat bulan haram yang dimaksud tersebut dijelaskan dalam hadis Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).
Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Syaban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Dengan keutamaan disebut bulan mulia tersebut tak heran sebagian umat muslim mulai berbondong-bondong mengerjakan amalan sunah di kala mengisi bulan Rajab.
 
Sebagai bulan mulia artinya bulan Rajab dapat dimaknai artinya bernilai besar pahalanya bila beribadah di bulan tersebut.

Umat muslim dianjurkan memperbanyak doa dan mengerjakan amalan sunah dan saleh.

Seperti zikir, membaca Al Quran, bersedekah, dan serta mengamalkan perbuatan baik yang diajarkan dalam Islam lainnya.

Pada bulan mulia, muslim juga dilarang berperangan dan dilarang maksiat.

Karena bulan Rajab termasuk bulan haram atau bu mulia yang diagungkan dan dimuliakan dalam Islam sebagaimana dijelaskan para ulama, oleh karena itu, dosa maksiat pada bulan-bulan tersebut lebih besar dari bulan-bulan lainnya.

Dilansir dari muslim.or.id, Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah menjelaskan dua makna bulan haram.
Pertama, bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Karena saat itu orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kemudian, kedua, pada bulan tersebut ada larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu.

Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)

Ibnu Abbas mengatakan ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan salih yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.