Hamas Konfirmasi Kematian Abu Obeida dan Mohammed Sinwar
December 30, 2025 01:38 AM

 

TRIBUNNEWS.COM - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, secara resmi mengonfirmasi kematian juru bicaranya yang dikenal sebagai Abu Obeida, serta mantan pemimpin Hamas di Gaza, Mohammed Sinwar, dalam perang di Jalur Gaza.

Al Jazeera melaporkan, konfirmasi tersebut disampaikan melalui pernyataan video pada Senin (29/12/2025).

Pernyataan ini sekaligus menandai pengakuan resmi pertama Hamas atas kematian Abu Obeida.

Abu Obeida dikenal sebagai sosok yang selama lebih dari dua dekade menjadi wajah komunikasi militer kelompok tersebut.

Dalam pernyataan itu, Brigade al-Qassam juga memperkenalkan juru bicara baru.

Juru bicara tersebut tampil mengenakan penutup wajah.

Ia untuk pertama kalinya mengungkap identitas asli Abu Obeida.

Nama asli Abu Obeida disebut sebagai Hudhayfah Samir Abdullah al-Kahlout.

“Dengan bangga kami mengumumkan kemartiran pemimpin besar kami, Abu Obeida,” ujar juru bicara baru tersebut.

Ia menegaskan bahwa gelar dan peran Abu Obeida kini diwarisi oleh penerusnya.

Militer Israel sebelumnya mengklaim telah membunuh Mohammed Sinwar pada Mei 2025.

Baca juga: Israel Rilis Foto Abu Obeida Bersama 3 Petinggi Militer Hamas

Sinwar merupakan adik dari mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

Tiga bulan kemudian, Israel juga menyatakan Abu Obeida tewas dalam serangan di Gaza.

Klaim tersebut baru dikonfirmasi Hamas secara resmi saat ini.

Tokoh Kunci dan Komandan Lainnya Tewas

Abu Obeida dikenal sebagai tokoh sentral Hamas di Gaza.

Ia kerap menyampaikan pernyataan terkait perkembangan medan perang.

Ia juga menyampaikan tuduhan pelanggaran gencatan senjata.

Selain itu, ia menjadi juru bicara terkait kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina.

Pernyataan publik terakhirnya disampaikan pada awal September.

Pernyataan itu muncul saat Israel melancarkan serangan militer baru ke Kota Gaza.

Israel menetapkan wilayah tersebut sebagai zona tempur.

Serangan itu memicu penghancuran ratusan bangunan.

Warga Palestina pun mengungsi secara massal.

Middle East Eye melaporkan, Brigade al-Qassam juga mengonfirmasi kematian sejumlah komandan senior lainnya.

Mereka termasuk Mohammed Shabanah, kepala Brigade Rafah.

Baca juga: Israel Klaim Bunuh Juru Bicara Hamas Abu Obeida, Ancam Buru Pemimpin Hamas di Luar Negeri

Selain itu, tewas pula Hakam al-Issa dan Raed Saad.

Dalam pernyataan resmi, Hamas menyebut Mohammed Sinwar sempat menggantikan Mohammed Deif sebagai kepala staf Brigade al-Qassam.

Penggantian itu terjadi setelah Deif tewas.

Mohammed Sinwar memimpin kelompok tersebut dalam fase yang disebut sangat sulit.

Ia akhirnya turut terbunuh dalam perang yang berlangsung.

Sikap Hamas soal Gencatan Senjata

Juru bicara baru Brigade al-Qassam menegaskan Hamas tetap berkomitmen pada gencatan senjata.

Gencatan senjata itu mulai berlaku lebih dari dua bulan lalu.

Namun, Hamas menuding Israel melakukan pelanggaran berulang.

“Rakyat kami membela diri dan tidak akan menyerahkan senjata mereka selama pendudukan masih berlangsung,” ujarnya.

Pernyataan itu sekaligus menolak tuntutan perlucutan senjata.

Ia juga menyerukan tekanan internasional terhadap Israel.

Tekanan tersebut diminta agar Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Ia memperingatkan bahwa Hamas menganggap hak untuk merespons pelanggaran tetap berlaku.

Korban Perang Israel-Hamas

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 11 Oktober, sedikitnya 414 warga Palestina tewas.

Baca juga: Wanita Tewas akibat Cuaca Ekstrem di Gaza, Tenda Pengungsi Roboh Diterpa Badai

Sebanyak 1.145 orang lainnya terluka.

Ratusan jenazah masih ditemukan dari reruntuhan bangunan.

Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 71.266 orang.

Jumlah korban luka tercatat lebih dari 171.000 orang.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.