TRIBUNNEWS.COM – Pada parade militer Hari Kemenangan yang digelar awal September lalu, China menampilkan berbagai persenjataan baru dan belum pernah diperlihatkan sebelumnya, termasuk jet tempur J-20 varian dua kursi.
Menurut surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah, J-20S merupakan jet tempur generasi kelima pertama di dunia yang memiliki dua tempat duduk.
Pesawat ini secara resmi diperkenalkan pada Zhuhai Airshow 2024, setelah sebelumnya digosipkan pada 2021.
Menurut Global Times, kursi kedua bukan sekadar tambahan awak, melainkan dirancang untuk meningkatkan kemampuan tempur pesawat secara signifikan, sehingga kehadiran J-20S dinilai memiliki nilai strategis yang besar.
“Memiliki satu pilot tambahan berarti memiliki satu komandan misi tambahan,” kata pakar militer Zhang Xuefeng kepada media tersebut.
“Di era jet tempur generasi kelima, kehadiran pilot kedua pada J-20S ibarat pemain nomor sepuluh dalam sepak bola, yang mampu mencetak poin sendiri sekaligus memimpin formasi dalam pertempuran.”
Pilot kedua di J-20S disebut memiliki peran yang berbeda dibandingkan pesawat tempur dua-kursi pada umumnya.
“Pada masa lalu, kursi belakang digunakan untuk pelatihan atau membantu pengoperasian senjata agar pilot depan dapat fokus mengendalikan pesawat,” ujar pakar militer Fu Qianshao kepada Global Times.
“Namun pada J-20S, peran tersebut kemungkinan jauh lebih kompleks.”
Fu menambahkan, J-20S dapat dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 5,5, yang menempatkan China di garis depan pengembangan operasi udara terintegrasi antara pesawat berawak dan nirawak.
“Meskipun J-20 telah beberapa kali tampil dalam parade militer dan pameran udara, setiap kemunculannya selalu disertai peningkatan baru dan membawa kejutan tersendiri,” tambahnya.
Baca juga: Perbandingan 3 Pesawat Tempur Terbaik Dunia: Su-57 Rusia, F-35 Amerika Serikat, J-20 China
Seperti dilaporkan sebelumnya, pesawat ini tampil di Pameran Dirgantara Internasional China di Zhuhai.
Pada November lalu, Kementerian Pertahanan Nasional China mengumumkan bahwa Perusahaan Industri Penerbangan China (AVIC) telah “mendeklasifikasi” J-20S.
"Mendeklasifikasi" berarti mengubah status suatu informasi dari “rahasia” atau “terklasifikasi” menjadi terbuka untuk umum.
Dalam pernyataannya, AVIC menyebut J-20S sebagai pesawat tempur siluman kelas berat dengan kemampuan operasi jarak jauh dan multifungsi.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa J-20S dirancang oleh Institut Riset dan Desain Pesawat Chengdu di Provinsi Sichuan, berdasarkan platform J-20, pesawat tempur siluman pertama China.
J-20 melakukan penerbangan perdananya pada Januari 2011 dan secara resmi diperkenalkan ke publik pada November 2016 dalam ajang China International Aviation and Aerospace Exhibition ke-11.
Kementerian Pertahanan Nasional China pada akhir 2024 juga mengutip analis militer Song Zhongping, yang menyebut J-20S memiliki kemampuan kesadaran situasional tinggi dan dapat berfungsi sebagai platform peringatan dini berukuran kecil.
“Model ini juga mampu mengendalikan drone untuk melakukan serangan terhadap target. Kemampuan tersebut memungkinkan jangkauan deteksi dan daya tempur yang jauh lebih luas,” ujarnya.
Saat debutnya di parade militer, Angkatan Udara China menampilkan J-20 versi awal, J-20A yang telah ditingkatkan, serta J-20S dua kursi.
Sejumlah laporan, termasuk dari The Aviationist, menyebutkan bahwa jumlah armada J-20 saat ini diperkirakan mencapai sekitar 300 unit.
Pesawat ini juga dapat difungsikan sebagai pesawat latih karena mampu diterbangkan dari kursi belakang.
Pemerintah China menyebut J-20S sebagai satu-satunya jet tempur siluman dua kursi yang saat ini beroperasi.
Rekaman video J-20S yang tampil dalam parade turut beredar luas di media sosial.
Menurut The War Zone, untuk mengakomodasi awak kedua, bagian hidung pesawat J-20S didesain ulang.
Pesawat ini juga dilengkapi sirip ekor yang diperbesar serta ditenagai mesin turbofan buatan dalam negeri.
Media tersebut menambahkan bahwa tidak ada pesawat sejenis di negara-negara Barat, termasuk F-35 yang digadang-gadang sebagai jet tempur generasi lima tercanggih saat ini.
Baca juga: China Temukan Pembeli Baru untuk Jet Tempur JF-17 Thunder
The War Zone melaporkan pada Juli lalu bahwa J-20S diperkirakan akan segera memasuki tahap operasional penuh.
“Sejumlah foto baru yang memperlihatkan varian dua kursi dari jet tempur siluman J-20 telah beredar di media sosial,” tulis media tersebut.
“Selain memperlihatkan desain dua kursi, foto-foto tersebut juga menunjukkan skema cat baru serta perkembangan pada program pesawat tempur lain, termasuk keluarga J-35 berbasis kapal induk dan darat.”
Media tersebut juga mencatat adanya indikasi bahwa J-20S telah digunakan oleh unit garis depan.
“Setidaknya satu foto menunjukkan pesawat J-20S dengan lambang nasional dan nomor seri lima digit yang biasanya digunakan oleh unit tempur aktif Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, khususnya Brigade Udara ke-172,” tulis The War Zone.
Dalam laporan yang sama, disebutkan pula bahwa hidung pesawat mengalami perubahan desain untuk mengakomodasi radar yang sama dengan milik J-20A, varian satu kursi yang telah ditingkatkan.
“Meski belum dikonfirmasi secara resmi, terdapat dugaan bahwa radar AESA pada J-20A menggunakan semikonduktor gallium nitride (GaN),” tulis laporan tersebut.
“Dibandingkan teknologi sebelumnya, GaN menghasilkan panas lebih rendah, mampu beroperasi pada tegangan lebih tinggi, dan memungkinkan peningkatan daya sekaligus efisiensi ukuran komponen.”
Amerika Serikat dan China saat ini berlomba untuk menguasai teknologi jet tempur generasi keenam.
Namun, tidak ada jaminan bahwa AS akan mencapai garis finis lebih dulu, ujar seorang pejabat senior Angkatan Udara AS yang akan segera pensiun.
“Mereka bisa saja mengalahkan kita,” ujar Andrew Hunter, eksekutif akuisisi Angkatan Udara AS, kepada Breaking Defense pada September lalu, dalam sebuah wawancara di Pentagon.
Hunter mengatakan, pihaknya tidak terlalu terkejut ketika muncul foto-foto setidaknya dua pesawat baru yang diyakini milik China terlihat sedang terbang di udara, mengirimkan gelombang kejut ke komunitas kedirgantaraan dunia selama masa liburan.
“Bisa dibilang kami sangat memperhatikan apa yang dilakukan China. Jadi, tidak semua yang dipublikasikan itu mengejutkan,” kata Hunter.
“Namun demikian, kecepatan mereka benar-benar luar biasa.”
Hunter sebelumnya telah memperingatkan anggota parlemen AS bahwa Amerika sedang berlomba dengan China untuk mendapatkan pesawat tempur generasi keenam.
Baca juga: Jet Tempur Generasi Kelima di Dunia: Chengdu J-20 hingga F-22 Raptor, Indonesia Segera Punya KAAN
Saat itu, ia memprediksi bahwa AS akan keluar sebagai pemenang.
Namun, dalam wawancara terbaru dengan Breaking Defense, Hunter mengakui bahwa AS mungkin tidak akan menjadi negara pertama yang mencapai kemampuan operasional awal (Initial Operational Capability/IOC).
Meski begitu, ia tetap yakin bahwa pesawat generasi keenam AS nantinya akan mengungguli apa pun yang sedang dikembangkan oleh China.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)