Menteri Pekerjaan Umum Akui Penanganan Awal Bencana Aceh Semula Hanya di Dua Wilayah Saja
December 30, 2025 03:32 PM


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengakui bahwa penanganan awal bencana banjir di Aceh semula memang difokuskan di dua lokasi saja.

Namun, dalam perkembangannya, dampak bencana ternyata meluas ke sejumlah kabupaten lain.

Baca juga: Sawah di Aceh Tamiang Masih Tertimbun Lumpur, Bupati: Ada Petani Nekat Tanam Padi

“Kami awalnya fokus di Aceh Tamiang dan Pidie Jaya karena dari informasi awal, itu yang terdampak paling parah. Tapi dalam perjalanan waktu, ternyata beberapa kabupaten lain juga memiliki masalah yang sama,” kata Dody dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar Satgas Pemulihan Pascabencana DPR RI, Selasa (30/12/2025).

Dody menyebutkan, hampir seluruh wilayah terdampak mengalami genangan dan lumpur setinggi satu hingga dua meter.

Baca juga: Sawah di Aceh Tamiang Masih Tertimbun Lumpur, Bupati: Ada Petani Nekat Tanam Padi

Kondisi ini membuat penanganan harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan.

“Kami sudah bekerja di hampir seluruh kabupaten di Aceh dan berkoordinasi dengan Wakil Gubernur serta para bupati,” ujarnya.

Karena itulah, Kementerian PU kini menerapkan pola kerja 24 jam dalam penanganan banjir di Aceh. 

Langkah tersebut dilakukan demi percepatan pemulihan wilayah terdampak.

Selain itu, pemerintah juga melibatkan masyarakat terdampak melalui program padat karya yang bersifat berbayar.

Program tersebut dinilai mampu mempercepat pemulihan sekaligus menjaga daya beli masyarakat pascabencana.

“Kami ingin masyarakat yang terdampak dan ikut membantu tidak hanya berkontribusi secara kemanusiaan, tetapi juga mendapatkan sedikit dukungan ekonomi dari negara,” tandas Dody.

Pantauan Tribunnews.com melalui YouTube DPR RI, pertemuan tersebut dihadiri sejumlah Wakil Ketua DPR RI, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurijal. 

Turut hadir Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, serta Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo.

Selain itu, tampak hadir Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma’ruf, serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

Dari daerah, hadir Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi, dan beberapa kepala daerah lainnya.

Baca juga: Pemkab Aceh Tamiang Usul Bantuan Sembako 6 Bulan untuk 313 Ribu Warga Terdampak Banjir

Sebelumnya, Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Selasa (30/12/2025) pukul 10.00 WIB, korban meninggal tercatat sebanyak 1.141 orang, sementara 163 orang lainnya belum ditemukan dan total 399.172 jiwa masih mengungsi.

Pada akhir November 2025, Aceh dilanda banjir bandang dan longsor besar akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B.

Dampaknya meluas ke 16 kabupaten/kota, termasuk Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Bener Meriah. Ribuan rumah rusak, puluhan desa hilang, serta lebih dari 20.000 jiwa mengungsi.

Fakta Utama Bencana Akhir November 2025 di Aceh

  • Banjir bandang Aceh Tamiang: 216 desa tertimbun lumpur, 8.000 hektare lahan pertanian rusak, listrik dan internet sempat lumpuh.
  • Banjir di 16 kabupaten/kota: Termasuk Pidie, Aceh Besar, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Bener Meriah, Gayo Lues, dan lainnya. Total 20.759 jiwa mengungsi.
  • Desa hilang: Mendagri Tito Karnavian menyebut 13 desa di Aceh hilang total, sehingga penduduk harus direlokasi.
  • Penyebab cuaca ekstrem: Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka meningkatkan curah hujan ekstrem di Aceh-Sumut.
  • Kerugian ekologis: Lautan kayu gelondongan terbawa arus di Aceh Tamiang, memperparah kerusakan lingkungan.
  • Dampak regional: Bencana ini bagian dari rangkaian banjir besar di Sumatra (Aceh, Sumut, Sumbar) yang menelan ribuan korban jiwa dan merusak infrastruktur.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.