TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Dede Sukriya, yang 10 tahun bersihkan sampah gorong-gorong tanpa digaji.
Pria berusia 37 tahun itu berasal dari Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dede membersihkan sampah di gorong-gorong di wilayahnya tanpa ada teman alias seorang diri.
Aksinya dimulai pada tahun 2015.
Sampah-sampah yang terlihat dengan sadarnya ia angkut.
Baca juga: Tangis Gito Kerja Kuli Sebulan Tak Digaji Mandor, Pulang ke Nganjuk Jalan Kaki: Biar Kuasa Balas
"Saya mulai turun sedikit-sedikit ke pembuangan atau ke solokan itu sejak awal tahun 2000, tapi mulai rutin sekitar tahun 2015. Alhamdulillah, saya bersihkan sampah-sampah di solokan itu,” kata Dede saat ditemui di R3 Katulampa, Senin (29/12/2025), melansir dari TribunBogor.
Dede awalnya fokus membersihkan sampah hanya ibadah saja.
Ia tidak ingin wilayahnya atau tempat tinggalnya dipenuhi oleh sampah.
"Kenapa saya lakukan ini? Karena saya resah melihat solokan sering banjir. Apalagi kalau melihat sungai yang seharusnya airnya jernih, tapi karena ada sampah jadi tidak nyaman dipandang mata. Akhirnya saya putuskan untuk ambil sendiri sampahnya. Selain takut banjir, kalau dibiarkan nanti jadi sarang nyamuk, kasihan warga kalau sampai kena penyakit,” ujarnya.
Dede pun selalu membersihkan sampah mulai pagi hari.
Ia membawa peralatan dan jaring kawat yang ia desain sendiri.
20-30 karung sampah selalu berhasil dikumpulkan olehnya.
Sampah itu nantinya diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.
"Biasanya saya bekerja dari jam 8 pagi sampai sore, kadang jam 5 atau jam 6 maghrib. Pokoknya kalau pekerjaan belum beres, saya terus berjuang. Untuk alat, saya bikin saringan sendiri. Saringan itu saya bawa setiap bertugas, saya arahkan sampah ke sana, lalu saya kumpulkan. Saringannya tidak saya tinggal di lokasi, saya bawa pulang lagi karena takut ada yang iseng mengambil,” ujarnya.
Berkat konsistensinya, kini diakui oleh Dede sampah yang diangkutnya dari solokan berkurang.
Dede pun tidak memermasalahkan soal pendapatan.
"Pekerjaan ini murni sukarela, dari awal tidak dibayar. Untuk biaya hidup keluarga, saya berjualan makanan. Saya jualan kue lupis, klepon, candil, hingga putu mayang,” ujarnya.
Dede kian semangat untuk terus membereskan sampah di solokan.
Rencananya, ia akan membersihkan solokan di semua wilayah Kota Bogor.
“Awalnya saya hanya bergerak di Jalur Cikaret, Bogor Selatan, tapi insya Allah sekarang saya mulai meluas ke wilayah Kota Bogor lainnya,” tandasnya.
Inilah kisah Sudirman (41), penjaga keamanan pantai di Sulawesi Barat.
Ia menolak digaji padahal setiap hari harus meluangkan waktunya untuk bekerja.
Pilihannya sederhana.
Alih-alih uang gaji, Sudirman hanya meminta dibolehkan berjualan di lokasi pantai tersebut.
Adapun Sudirman menjaga keamanan pantai di Pantai Batumianak, Desa Tumbu, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar).
Sudirman sudah menjadi penjaga keamanan Pantai Batumianak sejak 2022 lalu bersama rekannya, Fajar Jafar (62).
Ia mengatakan, dirinya diminta pemilik wisata, Sukirta untuk membersamai Fajar menjaga keamanan wisata.
"Awalnya saya diminta (pemilik wisata) dan diajak rekan untuk bersama-sama menjaga keamanan di lokasi wisata ini," bebernya kepada Tribun Sulbar saat ditemui di Wisata Pantai Batumianak Tumbu, Kecamatan Topoyo, Mateng, Minggu (27/10/2024).
Baca juga: Sudirman Giat Meski Tak Digaji jadi Penjaga Pantai, Minta Imbalan Lain Hingga Rela Tidur di Warung
Ia mengaku tak ingin digaji saat melaksanakan tugasnya.
Sudirman hanya meminta kepada pemilik wisata untuk diberi kesempatan berdagang di lokasi tersebut bersama istrinya.
"Saya sudah bersyukur diberi kesempatan menjual di tempat ini. Kalaupun saya ingin digaji saya akan menolak," jelasnya.
Sudirman mengaku nginap di warungnya yang ada di area wisata.
Hal itu dilakukan untuk lebih memaksimalkan penjagaan wisata di malam hari.
"Kalau malam, saya keliling untuk memastikan keamanan pantai," jelasnya.
"Alhamdulillah, sejauh ini aman-aman saja," lanjutnya.
Baca juga: Alasan Dahlan Tiap Hari Bersihkan Jalan Tanpa Dibayar, Pernah Tak Bisa Jalan Normal
Pria kelahiran 1983 ini bercerita, selama dipercaya menjaga area wisata tidak ada hal-hal aneh ditemukan.
Selain menjaga keamanan, Sudirman juga sering membersihkan area pantai dari sampah-sampah berserakan.
"Biasanya, pengunjung membuang sampah sembarangan sehingga kalau mereka sudah balik saya langsung membersihkan demi kenyamanan pengunjung wisata," ungkapnya.
Diketahui, Wisata Pantai Batumianak merupakan salah satu destinasi wisata bahari di Kecamatan Topoyo, Mateng.
Wisata tersebut ramai dikunjungi warga saat akhir pekan dan hari libur nasional.