TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Puluhan kader DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso menggelar peringatan Haul Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kantor DPC PKB Bondowoso, Jalan Santawi, Kecamatan Bondowoso, Selasa (30/12/2025).
Peringatan Haul Gus Dur tersebut diisi dengan tahlil dan doa bersama, sebagai bentuk penghormatan sekaligus refleksi atas perjuangan dan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan oleh tokoh pluralisme Indonesia tersebut.
Ketua DPC PKB Bondowoso, Ahmad Dhafir, mengatakan bahwa sebelum peringatan haul, pihaknya juga telah melaksanakan syukuran atas ditetapkannya Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.
“Haul ini selain untuk mengharap barokah, juga untuk mengingatkan kembali kepada kader PKB bahwa penggagas lahirnya PKB adalah Gus Dur,” ujar Ahmad Dhafir.
Baca juga: Tujuh Desa di Bondowoso Dijadwalkan Gelar Pilkades PAW pada 2026
Ahmad Dhafir menjelaskan, lahirnya PKB tidak bisa dilepaskan dari peran Gus Dur pada awal era reformasi tahun 1998. Saat itu, Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU merespons aspirasi warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk membentuk wadah politik.
“Bersama para ulama, dibentuk tim perumus yang kemudian melahirkan Partai Kebangkitan Bangsa,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa NU dan PKB memiliki keterkaitan filosofis yang kuat, baik secara historis maupun ideologis.
“NU berarti kebangkitan ulama, sedangkan PKB adalah kebangkitan bangsa. Keduanya memiliki tujuan menjaga nilai Ahlusunnah wal Jamaah dan keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila,” jelasnya.
Baca juga: 6 Bulan Menjelang Pensiun, Penjaga Sekolah di Bondowoso Akhirnya Jadi PPPK
Dalam kesempatan tersebut, Dhafir juga menekankan peran besar NU dalam sejarah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pancasila sudah final, NKRI harga mati. Itu bagian dari tanggung jawab NU. Bahkan kader terbaik NU, KH Wahid Hasyim, menjadi salah satu perumus dasar negara,” tegasnya.
Oleh karena itu, menurut Dhafir, peringatan Haul Gus Dur juga menjadi sarana untuk menguatkan peran PKB sebagai alat perjuangan NU di ranah pemerintahan dan politik.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat meneguhkan sikap dan arah perjuangan politik kader PKB, khususnya anggota fraksi, agar tetap berpihak pada nilai kebangsaan dan kemaslahatan umat.
Selain itu, warisan pemikiran Gus Dur tentang demokrasi, pluralisme, dan persaudaraan dinilai masih sangat relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam pembangunan daerah.
“Gus Dur mengajarkan persaudaraan tanpa pandang bulu, baik seagama, sebangsa, maupun setanah air. Nilai-nilai ini harus terus kita jaga dan jalankan dalam melayani seluruh masyarakat,” tambahnya.
(TribunJatimTimur.com)