TRIBUNPADANG.COM – Simak sejumlah informasi menarik seputar Sumatera Barat yang dirangkum dalam populer Sumbar setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Pertama, dua gempa bumi dengan magnitudo kecil tercatat terjadi di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Selasa (30/12/2025) malam.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi dalam waktu berdekatan.
Kedua, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengimbau masyarakat menyambut malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih bermakna dan bernilai ibadah.
Sebagai bentuk alternatif perayaan, Pemprov Sumbar akan menggelar doa dan zikir bersama di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Sumatera Barat.
Ketiga, sistem buka tutup Padang Sibusuk diterapkan kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas di jalur lintas Sumatera, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, selama libur Natal dan Tahun Baru.
Pengaturan ini diberlakukan menyusul adanya pekerjaan perbaikan jalan di kawasan tersebut.
Simak selengkapnya berikut ini:
Dua gempa bumi dengan magnitudo kecil tercatat terjadi di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Selasa (30/12/2025) malam.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi dalam waktu berdekatan.
Dimana, kedua gempa itu berpusat di titik koordinat yang sama dan terjadi dalam rentang waktu kurang dari 10 menit.
Gempa pertama terjadi pada pukul 20.29 WIB dengan kekuatan magnitudo 1,7.
BMKG mencatat episenter gempa berada pada 0.16 Lintang Selatan dan 100.08 Bujur Timur, atau sekitar 17 kilometer di utara Agam, dengan kedalaman 9 kilometer.
Baca juga: Dua Gempa Berkekuatan Kecil Guncang Mentawai, Magnitudo 2,4 dan 2,3
Tak berselang lama, gempa kedua kembali terdeteksi pada 20.37 WIB dengan magnitudo sedikit lebih besar, yakni 1,8.
Titik pusat gempa berada di lokasi yang sama, namun dengan kedalaman yang berbeda, yaitu 20 kilometer.
Mengingat kekuatannya terbilang kecil. BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG! Fenomena Bulan Perigee Picu Banjir Rob di Pesisir Sumbar Awal Januari 2026
Warga disarankan terus memantau informasi resmi terkait aktivitas seismik melalui kanal BMKG.
Dalam kejadian gempa selalu diikuti dengan skala MMI.
Skala MMI (Modified mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Skala MMI dibagi menjadi 12 berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
Baca juga: Kabupaten Agam Alami Gempa Bumi, Banjir Bandang dan Longsor dalam Sehari
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
Baca juga: Tiga Rumah dan Satu Panti Asuhan Retak Usai Diguncang Gempa Beruntun di Agam
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan, getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG! Fenomena Bulan Perigee Picu Banjir Rob di Pesisir Sumbar Awal Januari 2026
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengimbau masyarakat menyambut malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih bermakna dan bernilai ibadah.
Sebagai bentuk alternatif perayaan, Pemprov Sumbar akan menggelar doa dan zikir bersama di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Sumatera Barat.
Pada saat malam pergantian Tahun Baru 2026, Mahyeldi mengimbau masyarakat menyambutnya dengan penuh kesederhanaan dan empati.
Imbauan tersebut disampaikan mengingat Sumbar masih berada dalam suasana duka pascabencana banjir bandang yang melanda 16 kabupaten dan kota di daerah itu sekitar satu bulan lalu.
Baca juga: Refleksi Pertanian 2025 Sumbar, Mahyeldi Minta Balai Benih dan Lahan Tidur Dihidupkan
Menurut Mahyeldi, menyambut tahun baru sebaiknya dilakukan dengan kegiatan yang lebih bermakna dan bernilai ibadah.
Sebagai gantinya, Pemprov Sumbar akan menggelar doa dan zikir bersama di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi pada malam pergantian tahun.
“Insyaallah, pada malam tanggal 31 nanti kita akan mengadakan doa dan zikir bersama di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi,” ujar Mahyeldi, saat ditemui TribunPadang.com di Istana Gubernur Sumbar, Selasa (30/12/2025)..
Mahyeldi juga berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
Baca juga: Libur Nataru, Polda Sumbar Ingatkan Warga Waspadai Cuaca dan Keselamatan Perjalanan
“Kami berharap doa dan zikir bersama ini juga diikuti oleh kabupaten dan kota, mulai dari tingkat kecamatan hingga nagari, di masjid-masjid masing-masing,” katanya.
Ia menambahkan, doa dan zikir bersama tersebut ditujukan untuk mendoakan masyarakat Sumbar yang terdampak bencana serta memohon keselamatan dan ketenangan bagi seluruh daerah.
“Mudah-mudahan dengan zikir bersama ini kita bisa mendoakan saudara-saudara kita yang terdampak bencana dan meminimalisir terjadinya tindakan-tindakan yang kurang tepat,” sebutnya.
Mahyeldi meminta masyarakat tidak merayakan malam tahun baru dengan kegiatan hura-hura, termasuk pesta kembang api dan petasan.
Baca juga: Tahun Baru di Sumbar Tanpa Kembang Api, Warga Diminta Berempati pada Korban Bencana
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak hura-hura dan tidak ada kegiatan pesta kembang api,” ujarnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi Sumbar juga telah mengeluarkan surat edaran resmi sebagai bentuk penegasan imbauan tersebut.
“Terkait hal ini, kami sudah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat mematuhi imbauan untuk tidak melakukan hura-hura,” jelasnya.
3. Sistem Buka-Tutup di Padang Sibusuk Sijunjung Berlaku saat Nataru, Polisi Larang Konvoi Kendaraan
Sistem buka tutup Padang Sibusuk diterapkan kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas di jalur lintas Sumatera, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, selama libur Natal dan Tahun Baru.
Pengaturan ini diberlakukan menyusul adanya pekerjaan perbaikan jalan di kawasan tersebut.
Kasatlantas Polres Sijunjung Iptu A. Agung Ngurah Santa Subrata menyampaikan, sistem buka tutup Padang Sibusuk dilakukan karena penyempitan badan jalan akibat aktivitas proyek.
Kondisi tersebut membuat kapasitas jalan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas.
Untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan, Satlantas Polres Sijunjung telah menetapkan skema pengaturan lalu lintas sistem buka-tutup.
Baca juga: Waspada Macet, Perbaikan Jalan di Padang Sibusuk Sijunjung Jadi Titik Kritis Arus Mudik Nataru
Skema ini mengharuskan pengendara dari arah Padang maupun dari arah Dharmasraya untuk melintas secara bergantian guna menghindari penguncian arus di tengah area proyek.
"Untuk potensi kepadatan arus, sudah kami atensi khusus di ruas perbaikan jalan di Padang Sibusuk. Kami telah menyiapkan langkah antisipasi berupa pengaturan sistem buka-tutup agar aliran kendaraan tetap mengalir meski melambat," ujar Iptu Agung saat dihubungi, Selasa (30/12/2024).
Selain pengaturan teknis, Polres Sijunjung juga menyiagakan personel di lapangan
ini bertujuan untuk mengawasi langsung pergerakan kendaraan dan mencegah adanya pengemudi yang tidak sabar melakukan aksi serobot jalur yang dapat memperparah kemacetan.
Iptu Agung menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan secara situasional.
Jika antrean kendaraan di salah satu sisi sudah mencapai panjang tertentu, petugas akan memberikan durasi melintas yang lebih lama untuk mengurai kepadatan secara proporsional.
Baca juga: Update Harga Pangan di Payakumbuh Jelang Tahun Baru, Cabai Merah Rp58 Ribu, Cek Selengkapnya
Kepolisian mengimbau para pengguna jalan untuk merencanakan waktu perjalanan lebih awal guna menghindari terjebak antrean di lokasi perbaikan tersebut.
Di samping fokus pada infrastruktur jalan, Satlantas Polres Sijunjung juga mengeluarkan instruksi terkait kondusivitas wilayah menjelang malam tahun baru.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menambah beban kerja petugas di jalan raya, seperti konvoi kendaraan.
Sementara itu Kapolres Sijunjung, AKBP Willian Harbensyah memberikan himbaun resmi bagi masyarakat yang merayakan malam pergantian tahun 2026 di wilayah hukum Polres Sijunjung.
Larangan keras penggunaan petasan atau kembang api yang berlebihan karena berpotensi memicu kebakaran dan gangguan ketertiban.
Baca juga: Biaya Hidup di Padang 2025: Satu Orang Habiskan Rp2 Juta/Bulan, Belanja Non-Makanan Paling Dominan
Larangan melakukan konvoi kendaraan, balap liar, serta penggunaan knalpot brong yang meresahkan masyarakat.
Tidak diperbolehkan menggelar pesta berlebihan (euforia yang tidak terkontrol) atau aksi ugal-ugalan yang dapat mengganggu kenyamanan warga lainnya.
Kapolres mengajak masyarakat untuk mengisi malam tahun baru dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti ibadah, zikir, atau doa bersama di lingkungan masing-masing.
Tetap mematuhi aturan lalu lintas, terutama bagi warga yang melintasi area rawan seperti Padang Sibusuk.
Bersama-sama menjaga keamanan lingkungan agar wilayah Sijunjung tetap kondusif dan aman dari tindak kriminalitas.(*)