TRIBUNJAMBI.COM, BATANG HARI - Stok pangan dipasar Kabupaten Batang Hari, Jambi hingga akhir Desember saat ini masih aman, meski ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, Rabu (31/12/2025).
Kenaikan harga tersebut terjadi pada beberapa bahan pangan, meski pasokan secara umum masih mencukupi kebutuhan masyarakat.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu ayam, telur, dan cabai rawit. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca juga: Stok Pangan Aman, Kota Jambi Masuk Kategori Tahan Pangan Nasional
Pejabat Fungsional Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kabupaten Batang Hari, Nike Dwita Arza mengatakan bahwa hasil pemantauan di lapangan stok barang di pasar masih aman meski terdapat kenaikan pada sejumlah komoditas.
"Saat ini stok di pasar masih terpantau aman, namun memang ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga," katanya.
Ia menjelaskan, harga ayam saat ini masih tinggi Rp40.000 per kilogram, sebelumnya sempat turun di harga Rp38.000 per kilogram.
Selain daging ayam, komoditas telur ayam juga mengalami kenaikan harga sejak pertengahan Desember.
Harga telur yang sebelumnya berada di Rp55.000 per piring, dan saat ini naik Rp60.000 per piring.
Baca juga: Wali Kota Jambi Sidak Pasar, Pastikan Harga dan Stok Pangan Stabil Jelang Idul Fitri
Sementara itu, harga paling signifikan terjadi pada komoditas cabai. Harga cabai rawit hijau saat ini mencapai Rp80.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit merah berada di harga Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram.
"Harga cabai mengalami kenaikan cukup tajam dibandingkan akhir November hingga menjelang Natal, di mana harga masih berada Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram, ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa tingginya harga cabai dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama keterbatasan pasokan serta kondisi cuaca.
"Menurut informasi dari pedagang, beberapa faktor yang mempengaruhi harga cabai ini karena pasokan yang kurang dan juga faktor cuaca. Informasi ini kami dapatkan langsung dari pedagang," jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pihaknya terus melakukan pemantauan rutin di pasar-pasar tradisional.
"Kami selalu melakukan pemantauan di pasar. Informasi dari petugas yang turun ke lapangan memang menyebutkan bahwa tingginya harga cabai ini disebabkan pasokan yang berkurang dan adanya bencana," jelasnya.