SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Di balik keindahan destinasi wisatanya, aspal jalanan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), masih menyimpan cerita pilu sepanjang tahun 2025.
Meski secara statistik menunjukkan tren positif, kenyataan pahit tetap tak terhindarkan, sebanyak 209 nyawa harus melayang dalam rentetan tragedi kecelakaan lalu lintas selama 12 bulan terakhir.
Angka ini menjadi pengingat keras bagi para pengendara di pengujung tahun, bahwa kedisiplinan di jalan raya adalah harga mati yang tak bisa ditawar.
Berdasarkan data rekapitulasi akhir tahun yang dirilis Polresta Banyuwangi, terdapat penurunan signifikan pada seluruh indikator kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan tahun 2024.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menjelaskan bahwa total peristiwa kecelakaan turun sebesar 13,55 persen.
“Jumlah kecelakaan yang terjadi pada 2025 menurun, dari 1.122 menjadi 970 peristiwa. Penurunan ini juga diikuti dengan berkurangnya jumlah korban meninggal dunia sebanyak 17,72 persen, dari 254 orang pada 2024 menjadi 209 orang di tahun ini,” ungkap Rama, Rabu (31/12/2025).
Selain korban tewas, tercatat sebanyak 1.247 orang mengalami luka-luka. Rinciannya, satu orang menderita luka berat, turun drastis 66,67 persen dari tahun lalu, dan 1.246 orang mengalami luka ringan.
Sektor ekonomi pun terdampak dengan total kerugian materiil mencapai Rp 1,217 miliar. Angka ini menyusut dibanding kerugian tahun sebelumnya yang menyentuh angka Rp 1,787 miliar.
Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan penurunan, Kombes Pol Rama menegaskan bahwa tingkat kecelakaan di Banyuwangi masih tergolong tinggi dan memprihatinkan.
Ia meminta masyarakat tidak terlena dengan penurunan statistik tersebut.
“Kami terus mengimbau agar masyarakat mematuhi rambu lalu lintas, menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak ugal-ugalan, serta mengutamakan keselamatan diri dan pengendara lain ketika di jalan raya,” tegasnya.
Pihak kepolisian berharap, memasuki tahun 2026, kesadaran kolektif masyarakat dalam berkendara dapat terus meningkat guna menekan angka fatalitas di jalanan ujung timur Pulau Jawa ini.