Perjuangan Pengusaha Sembuhkan Anak dari Tumor Otak Langka, Frederico Tak Menyerah Ingin Sembuh
December 31, 2025 11:14 PM

 

TRIBUNJATIM.COM - Ayah yang berprofesi sebagai pengusaha asal Brasil memperlihatkan perjuangan demi menyembuhkan anaknya.

Fernando Goldsztein, seorang pengusaha asal Brasil, masih mengingat dengan jelas masa-masa ketika hidup keluarganya berjalan normal.

Fernando dan Nancy istrinya, serta dua putra mereka yang masih kecil, Frederico dan Henrique, menjalani kehidupan keluarga bahagia.

Kehidupan mereka awalnya seperti kebanyakan orang lainnya.

Datang ujian berat hidup

Namun semuanya berubah pada tahun 2015.

Saat itu, Frederico yang baru berusia 9 tahun mulai sering mengeluh sakit kepala hebat dan muntah-muntah.

Awalnya, dokter tidak menemukan masalah serius.

Hingga suatu hari, Frederico mengalami penglihatan ganda, gejala yang akhirnya membawa pada diagnosis mengerikan: medulloblastoma, sejenis tumor otak ganas yang langka.

Baca juga: Kondisi Bayi Menangis Ditinggal di Kamar Kos Ternyata Tidak Ditelantarkan, Dinas PPA Klarifikasi

“Sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata,” ujar Fernando kepada PEOPLE, seperti dikutip TribunJatim.com via Tribun Maker, Rabu (31/12/2025).

“Kami benar-benar ketakutan. Rasanya seperti waktu berhenti, hidup kami membeku, dan sejak saat itu segalanya berubah.”

Menurut data yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Neuroscience, sekitar 500 anak di seluruh dunia didiagnosis medulloblastoma setiap tahun.

Penyakit ini menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh tumor otak pada anak-anak.

Hidup Fernando tak pernah sama lagi

Diagnosis tersebut menjadi titik balik dalam hidup Fernando. 

Demi menyelamatkan putranya, dan anak-anak lain yang menghadapi penyakit serupa, pada tahun 2021, ia mendirikan Medulloblastoma Initiative (MBI).

Tujuannya adalah menggalang dana, meningkatkan kesadaran, dan yang terpenting, menemukan pengobatan yang lebih efektif.

“Inilah tujuan hidup saya sekarang,” kata Fernando.

“Inilah yang memotivasi saya setiap hari.”

Baca juga: Diangkat Jadi PPPK usai 17 Tahun Mengabdi, Abdurrahman Langsung Lari 7 Jam, Pernah Digaji Rp150 Ribu

Setelah diagnosis, Frederico menjalani operasi pengangkatan tumor, lalu terbang ke Boston, Amerika Serikat, untuk menjalani radioterapi selama beberapa bulan.

“Orang tua saya bilang ada benjolan kecil di kepala saya yang harus diangkat,” kenang Frederico, yang kini berusia 19 tahun.

“Setelah itu, saya menjalani 30 sesi radiasi dan sembilan kali kemoterapi. Efek sampingnya berat: mual, muntah, bahkan saya tidak bisa merasakan rasa makanan. Itu masa yang sangat sulit.”

Meski Fernando mengaku sangat takut dengan proses pengobatan tersebut, ia melihat putranya menghadapi semuanya dengan keberanian luar biasa.

“Dia tidak pernah menyerah,” katanya.

Setelah perawatan awal, keluarga kembali ke Brasil.

Frederico menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga bulan.

Namun pada 2019, kabar buruk kembali datang: tumornya kambuh.

Frederico harus kembali menjalani radiasi dan kemoterapi.

Frederico Goldsztein (duduk di kursi) didiagnosis menderita medulloblastoma pada tahun 2015.
Frederico Goldsztein (duduk di kursi) didiagnosis menderita medulloblastoma pada tahun 2015. (The People)

Menurut American Cancer Society, sekitar 30 persen kasus medulloblastoma pada anak akan kambuh, dan tingkat kelangsungan hidup lima tahun setelah kekambuhan hampir nol, karena sangat terbatasnya pilihan pengobatan yang efektif.

“Medulloblastoma yang kambuh pada dasarnya adalah vonis mati,” ujar Fernando.

“Dokter di AS mengatakan mungkin ada opsi seperti uji klinis, tetapi saran terbaik mereka saat itu adalah kembali ke Brasil agar Frederico bisa bersama keluarga.”

Namun Fernando menolak menyerah.

Ia mulai berbicara dengan banyak orang hingga akhirnya bertemu Dr. Roger Packer, ahli neurologi anak di Children’s National Research Institute.

Dari diskusi tersebut, Fernando mengetahui bahwa pengobatan medulloblastoma hampir tidak mengalami kemajuan berarti selama puluhan tahun.

Baca juga: Nenek Kushayatun Bingung Sertifikat Rumahnya Berganti Nama, Kini Dibongkar Tanpa Putusan Pengadilan

Donasi awal Fernando membantu Dr. Packer membentuk tim ilmuwan terkemuka.

Melihat potensi besar kerja sama tersebut, Fernando kemudian secara resmi membentuk MBI, dengan tujuan menciptakan terobosan yang lebih cepat dan berdampak luas.

Sejak berdiri, MBI telah berhasil mengumpulkan sekitar 13 juta dolar AS dan mengoordinasikan 16 laboratorium riset yang bekerja bersama untuk satu tujuan: menemukan pengobatan bagi medulloblastoma.

Ada uji klinis baru

Fernando juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat dua uji klinis baru yang telah disetujui FDA.

Salah satunya memanfaatkan sel tubuh pasien sendiri untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker.

Sementara yang lainnya menguji vaksin mRNA yang dirancang untuk memicu respons imun khusus terhadap tumor.

Sayangnya, Frederico belum bisa mengikuti uji klinis tersebut.

Kondisinya saat ini stabil, dan hasil MRI tidak menunjukkan adanya tumor, sehingga ia tidak memenuhi syarat sebagai peserta.

Meski demikian, Fernando menyadari bahwa waktu tetap menjadi tantangan terbesar.

“Untuk sekarang dia belum membutuhkan uji klinis itu,” katanya.

“Tapi kami tahu, jika melihat pola penyakit ini, tumornya bisa saja kembali.”

Untuk saat ini, Frederico menikmati masa stabilnya.

Ia lulus SMA tahun lalu dan bersiap memulai tahun pertamanya di perguruan tinggi.

Baca juga: Sebelum Dipecat karena Keluhkan Jarak 57 Km, Guru Nur Aini Minta Dimutasi, Sebut Absen Direkayasa

Seiring berkembangnya MBI, Fernando kini rutin berkomunikasi dengan keluarga-keluarga dari berbagai negara yang anaknya juga menderita medulloblastoma.

“Mungkin bagi mereka, kami adalah satu-satunya harapan,” katanya, merujuk pada percakapan melalui Zoom dan WhatsApp.

“Itu berat, tapi justru memberi saya kekuatan untuk bekerja lebih keras.”

“Saya ingin menyelamatkan Frederico,” tutup Fernando.

“Tapi sekarang ini sudah jauh lebih besar dari sekadar anak saya. Kita berbicara tentang ribuan anak di seluruh dunia—dan itulah tujuan hidup saya.”

© Copyright @2026 LIDEA. All Rights Reserved.