Kisah Ade Penjual Cilok: Malam Tahun Baru Malah Raup Cuan dari Jagung Bakar di Alun-alun Tanjungsari
December 31, 2025 11:27 PM

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Deru sepeda motor mendominasi Jalan Raya Tanjungsari, Sumedang, Rabu (31/12/2025) petang. 

Menjelang malam pergantian tahun 2025 ke 2026, arus kendaraan mengalir padat.

Kepadatan lalu lintas itu bercampur suara klakson dan obrolan warga yang berbondong-bondong menuju Alun-alun Tanjungsari.

Di sudut alun-alun itu, asap tipis mengepul dari bara arang.

Jagung Bakar

Aromanya khas membawa rasa manis, gurih, dan hangat.

Sumbernya jelas, yakni jagung bakar milik Ade Jalaludin (38),  warga Desa/Kecamatan Sukasari. 

Malam itu, Ade tak seperti hari-hari biasa.

Baca juga: Rayakan Malam Tahun Baru di Sumedang, Cek Prakiraan Cuacanya, Waspada saat Lintasi Cadas Pangeran

Pedagang keliling cilor yang sehari-hari berjualan di kawasan Sukasari, dari SD ke SMP, itu sengaja “pindah haluan” sementara.

Ia memanfaatkan momen malam tahun baru dengan berjualan jagung bakar.

“Ya, setahun sekali saja. Malam tahun baru,” ujar Ade kepada Tribun Jabar.id, sambil tersenyum.

Jagung-jagung berukuran besar ditata rapi.

Kulitnya menumpuk di satu sudut, sementara tongkolan yang siap dibakar berjajar menunggu giliran.

Bersiap Sejak Sore

Sejak mulai berjualan pukul 15.00 WIB, lapaknya tak pernah benar-benar sepi.

Dengan topi hitam dan kaos oblong, Mang Ade sibuk memainkan perannya.

Tangan kanannya mengibas-ngibaskan kipas bambu (hihid), menjaga bara arang tetap menyala.

Tangan kirinya cekatan membolak-balik jagung yang telah dilumuri mentega, hingga warnanya mengilap keemasan.

2 Jenis Jagung

Malam ini, Ade menjual dua jenis jagung.

Yaitu yang masih mentah dan jagung bakar.

Jagung mentah dibanderol Rp10 ribu per kilogram, di mana isinya kadang hanya berisi dua tongkol karena ukurannya besar. 

Sementara jagung bakar dijual Rp10 ribu per buah.

Hasilnya terbilang manis.

Hingga pukul 20.30 WIB, sekitar 30 kilogram jagung telah ludes terjual. 

Ia pun dibantu seorang teman untuk melayani pembeli yang terus berdatangan.

“Alhamdulillah ramai. Dari tadi banyak yang beli,” tuturnya.

Jagung yang dijual Mang Ade ia peroleh dari pemasok lokal.

Total, ia membawa sekitar satu kuintal jagung khusus untuk malam pergantian tahun ini.

Namun, jangan berharap bisa menemukannya besok.

Sebab Ade berjualan jagung bakar semalam ini saja.

“Besok mah enggak. Ini hanya memanfaatkan momen saja,” katanya.

Di tengah hiruk-pikuk malam tahun baru, lapak sederhana Ade menjadi bagian kecil dari perayaan. 

Bagi sebagian orang, jagung bakar hanyalah camilan.

Namun bagi  Ade, ia adalah harapan tentang rezeki musiman, kerja keras, dan kehangatan yang lahir dari bara arang di penghujung tahun.(*)

© Copyright @2026 LIDEA. All Rights Reserved.