Nasib Ibu di Kampar Curhat Anak Dikeluarkan dari Sekolah usai Posting MBG, Kini Damai: Miskomunikasi
January 01, 2026 05:44 AM

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang ibu di Kabupaten Kampar, Riau, mendadak menjadi sorotan publik setelah mengaku mengalami intimidasi usai mengunggah foto menu rapelan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterima anaknya di sekolah.

Tak hanya menerima tekanan psikologis, perempuan tersebut juga mengungkapkan bahwa anaknya justru dikeluarkan dari lembaga pendidikan tempatnya bersekolah akibat unggahan tersebut.

Ibu tersebut diketahui bernama Nurul Oriana, warga Desa Ranah Baru, Kecamatan Kampar, yang sehari-hari dikenal sebagai ibu rumah tangga.

Masalah bermula ketika Nurul membagikan foto tiga kotak menu MBG dengan keterangan “rapelan MBG untuk 5 hari” di akun media sosial pribadinya.

Dalam foto tersebut, terlihat tiga porsi makanan MBG yang terdiri dari susu kotak, kue, buah-buahan, serta kacang goreng.

Menu tersebut diketahui diterima oleh anak Nurul yang masih bersekolah di PAUD Melati, Kabupaten Kampar.

Unggahan sederhana itu justru berbuntut panjang dan menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Dalam kondisi emosional, Nurul kemudian mengunggah video lanjutan menggunakan bahasa Melayu Kampar sambil menangis dan meminta keadilan.

Ia bahkan secara langsung menyampaikan keluh kesahnya kepada Presiden Prabowo Subianto melalui media sosial.

Baca juga: Posting Rapelan Menu MBG Buat 5 Hari, Ibu di Kampar Pilu Anak Dikeluarkan dari Sekolah: Saya Diancam

IBU DAPAT ANCAMAN - Seorang ibu di Kabupaten Kampar, Riau curhat mendapat intimidasi usai memposting menu rapelan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah anaknya. ((Ist))

“Karena postingan MBG, saya kena ancam, Pak Prabowo. Saya tidak tahu apa masalahnya. Sehingga anak saya jadi korban diberhentikan dari sekolah PAUD. Tidak tahu ke depannya anak saya. Kasihan sama anak saya, Pak Prabowo,” ujar Nurul dalam video yang dilihat Kompas.com, Senin (29/12/2025).

Video tersebut sontak menyita perhatian publik dan memancing reaksi luas dari warganet.

Beruntung, persoalan ini akhirnya ditangani secara serius oleh pihak berwenang dan diselesaikan melalui jalur mediasi.

Kasus tersebut kemudian dibahas dalam pertemuan resmi yang digelar di Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar.

Pertemuan itu melibatkan berbagai pihak, mulai dari orangtua murid PAUD, Dinas Pendidikan Kampar, pengelola MBG, hingga aparat kepolisian.

Hadir pula perwakilan dari Polres Kampar dan Polsek Kampar untuk memastikan proses mediasi berjalan kondusif.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar, AKP Gian Wiatma Jonimandala, menegaskan bahwa akar masalah ini hanyalah kesalahpahaman.

“Miskomunikasi saja. Sama-sama emosi. Tadi kita sudah lakukan pertemuan bersama, alhamdulillah sudah diselesaikan. Berakhir damai,” kata Gian kepada Kompas.com, Senin.

IBU DAPAT ANCAMAN - Seorang ibu di Kabupaten Kampar, Riau curhat mendapat intimidasi usai memposting menu rapelan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah anaknya.
IBU DAPAT ANCAMAN - Seorang ibu di Kabupaten Kampar, Riau curhat mendapat intimidasi usai memposting menu rapelan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah anaknya. ((Ist))

Baca juga: Wabup Sukoharjo Pastikan MBG yang Sempat Macet Kembali Berjalan, Sebut Hanya Kendala Teknis

Sementara itu, Kapolsek Kampar AKP Asdisyah Mursyid menjelaskan bahwa kehadiran polisi bertujuan untuk menjembatani dialog secara adil.

Menurut Asdisyah, permasalahan berawal pada Rabu (24/12/2025) ketika Nurul menyampaikan ketidakpuasannya terhadap pelaksanaan program MBG melalui media sosial.

“Setelah video itu viral, kami Polsek Kampar dan Polres Kampar langsung bergerak menjembatani kedua belah pihak. Tadi sudah dilakukan pertemuan dan diselesaikan dengan damai,” ujar Asdisyah.

Berakhir Damai

Dalam pertemuan tersebut, seluruh pihak sepakat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan, saling memaafkan, dan tidak membawa persoalan ke ranah hukum. 

Asdisyah menegaskan tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan maupun tindakan mengeluarkan anak dari sekolah oleh pihak PAUD Melati. 

Dinas Pendidikan Kampar juga menegaskan bahwa kabar anak Nurul Oriana diberhentikan dari PAUD Melati tidak benar. 

Permasalahan dinilai murni akibat kesalahpahaman informasi antara orangtua murid dan pihak terkait mengenai mekanisme distribusi MBG.

Pihak pengelola MBG Kampar menjelaskan bahwa distribusi MBG untuk anak PAUD dilakukan tiga kali dalam seminggu. Pada pekan lalu, karena terdapat dua hari libur, MBG dihitung untuk Selasa, Rabu, dan Jumat, sementara hari Senin tetap diberikan dengan menu basah. 

Anggaran MBG untuk anak PAUD sebesar Rp 8.000 per anak per hari. Jika anggaran harian tidak habis, sisa dana tetap tersimpan di rekening virtual dapur MBG.

Pengelola MBG mengakui adanya kekurangan dalam sosialisasi, menyampaikan permohonan maaf, serta berkomitmen melakukan perbaikan ke depan. 

Pihak PAUD Melati juga menegaskan tidak pernah mengeluarkan anak Nurul dari sekolah dan tetap terbuka kepada orangtua murid.

(Tribunnewsmaker.com/ TribunSumsel)

 

© Copyright @2026 LIDEA. All Rights Reserved.