Bertemu Petani di Desa Gedongarum Bojonegoro, Setyo Wahono Ikut Panen Padi
Titis Jati Permata September 20, 2024 10:31 AM

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Para petani di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro yang sedang panen padi, disambangi Setyo Wahono, Kamis (19/9/2024).

Para petani tersebut tak canggung dengan calon bupati (cabup) di Pilkada Bojonegoro 2024 akrab disapa Wahono itu. Mereka malah menggaet Wahono turun ke sawah agar ikut memanen padi.

Mereka juga mengajak Adik Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno itu makan bersama di pematang sawah ala petani, ketika panen padi di Persawahan Pulo tersebut rampung.

Lepas makan bersama yang sederhana itu, Suharto salah satu petani menyampaikan beberapa hal kepada Setyo Wahono. Di antaranya, dia dan para rekannya senang disambangi Wahono.

Dia juga mengungkapkan, Wahono sudah pantas menjadi pemimpin. Sebab, Wahono grapyak, punya sifat ngemong, bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan serta orang baru.

"Kami akan mendukung Mas Wahono. Semoga bisa menjadi Bupati Bojonegoro," ujar Suharto, Kamis (19/9/2024).

Jika nanti terpilih jadi Bupati Bojonegoro, dia dan para rekannya menuntut Wahono lebih memperhatikan pertanian berikut para petaninya. Persisnya, pertanian harus lebih mudah dan maju.

"Hidup para petani juga harus lebih sejahtera dari pada saat ini," imbuh petani berusia parobaya tersebut.

Lebih rinci dari itu, Suharto menuntut Wahono mampu membuat pupuk selalu tersedia dan harganya murah. Sebab, pupuk merupakan kebutuhan dasar petani dalam menggarap lahan.

"Selama ini (pupuk, red) sering langka dan harganya mahal. Itu tentu menyusahakan kami para petani," keluhnya.

Merespon tuntutan itu, Wahono mengaku mengerti. Ketika sudah menjadi Bupati Bojonegoro, dia akan mengucurkan keringat lebih demi kemajuan pertanian dan kesejahteraan para petani.

Selama ini, kata Wahono, para petani terpantau masih menghadapi tiga masalah. Yakni pengairan kurang, pupuk langka dan mahal, serta harga produk pertanian anjlok saban musim panen.

"Untuk mengatasi tiga masalah itu, saya telah menyiapkan solusi dan strategi," tuturnya.

Di antaranya, akan memperbanyak pembangunan embung dan waduk untuk menyimpan lebih banyak air hujan. Lalu, air hujan di embung dan waduk itu dialirkan ke sawah atau ladang.

"Selain itu, saya akan membuat banyak koperasi-koperasi pertanian di desa-desa," imbuhnya.

Koperasi-koperasi pertanian itu, terang Sarjana Ilmu Ekonomi UII Yogyakarta ini, akan memudahkan para petani dalam mendapat modal, pupuk, bibit, hingga alat pertanian.

"Koperasi pertanian itu juga akan efektif untuk pemasaran-penjualan produk pertanian," lanjutnya.

Sebab, pemasaran-penjualan produk pertanian di koperasi pertanian akan terorgansir satu pintu sesuai kesepakatan bersama. Pemasaran-penjualan itu pun akan bebas tekanan tengkulak.

"Imbasnya, harga produk pertanian insyaallah relatif terus terkendali. Tidak anjlok saban musim panen," jelasnya.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.