Suara Nahdliyin Jadi Kunci di Pilgub Jatim 2024
Fatkhul Alami September 20, 2024 11:31 AM

SURYA.co.id | SURABAYA - Suara umat Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin di Jawa Timur (Jatim) bakal menjadi kunci bagi pasangan calon yang bertarung di Pilgub Jatim 2024. Selain itu, pemilih Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo di Jatim dinilai juga jadi salah satu faktor penting untuk pemenangan.

Analisa ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda berdasarkan temuan survei yang dilakukan pihaknya terkait Pilgub Jatim 2024, Kamis (19/9). Survei ini digelar dalam rentang waktu 4-10 September yang melibatkan 1.200 responden di 38 kabupaten/kota Jatim.

Hanta Yuda menyebut, Jatim tidak bisa dipisahkan dengan pemilih Nahdliyyin. Sebab, pemilih dengan kategori ini persentasenya sangatlah besar yakni berada di angka sekitar 80 persen. Termasuk secara kultur, banyak mendominasi masyarakat.

"Kiai Khos dan berpengaruh, termasuk pesantren juga sangat banyak sekali di Jawa Timur," kata Hanta saat rilis daring survei bertajuk Peta Elektoral Pilkada Jawa Timur 2024 : Pertarungan Tiga Srikandi yang disiarkan secara daring.

Survei Poltracking ini juga memotret kecenderungan pemilih yang berafiliasi dengan NU. Berdasarkan temuan survei tersebut Khofifah-Emil saat ini mendapat dukungan 60,8 persen dari responden Nahdliyin, kemudian Risma-Gus Hans 19,7 persen dan Luluk-Lukman 2,4 persen.

Bagi Hanta, temuan ini cukup masuk akal mengingat posisi Khofifah yang merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU dalam beberapa periode kepemimpinan. Hal ini juga menjadi tantangan bagi dua paslon di sisa waktu 2,5 bulan jelang Pilgub Jatim ini.

"Tapi kalau dilihat semua calon punya basis NU. Bu Luluk karena diusung PKB memiliki hubungan cukup kuat dengan NU. Begitu juga wakil Bu Risma, KH Zahrul Azhar Asumta juga merupakan bagian dari warga NU," ungkapnya.

Meski saat ini nampak dukungan besar Nahdliyin kepada Khofifah-Emil, namun Hanta Yuda menyebut jika dalam politik semua selalu dinamis. Apalagi, masih ada 2,5 bulan waktu tersisa. Sehingga, sudah hampir pasti setiap calon akan menyasar berbagai ceruk potensial.

Termasuk pemilih dengan kategori Nahdliyin yang merupakan mayoritas di Jawa Timur. "Kita akan lihat perkembangannya nanti. Tapi memang perhari ini berdasarkan data, pemilih NU cenderung memilih Khofifah-Emil," ujar Hanta Yuda.

Peneliti Utama Poltracking Indonesia Masduri Amrawi menyebut Pilkada Jawa Timur selalu menarik dan istimewa untuk diperhatikan. Hal itu lantaran Jawa Timur menjadi daerah strategis dengan jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) kedua terbesar di Indonesia.

"Pemilihan Gubernur - Wakil Gubernur Jawa Timur selalu menjadi isu nasional dan elite-elite nasional pun juga menjadikan Jawa Timur sebagai perhatian khusus," ungkap Masduri.

Hanta Yuda menambahkan, mlaster survei menjangkau 38 kabupaten/kota di Jawa Timur secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.

“Berdasarkan Peta sebaran pemilih berdasarkan wilayah Aglomerasi - Kultural, wilayah Arek, Mataraman, Tapal Kuda, Pantura dan Madura cenderung kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak,” ujarnya.

Sedangkan sebaran pemilih berdasarkan dua suku terbesar di Jawa Timur yakni Suku Jawa dan Suku Madura, pemilih Suku Jawa dan Suku Madura cenderung kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak.

Dan jika dilihat sebaran pemilih berdasarkan kelompok umur, pemilih Generasi Z, Milenial Muda, Milenial Matang, Generasi X, Baby Boomers, dan Silent Gen cenderung kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak.

“Jika dilihat sebaran pemilih berdasarkan kedekatan dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU). Pemilih yang merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama cenderung kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak,” sambungnya..

Pun begitu dengan sebaran pemilih berdasarkan pemilih partai politik, pemilih PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, NasDem, PAN, PKS juga cenderung kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak. Sedangkan pemilih PDI Perjuangan cenderung kepada pasangan Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta. Split ticket voting terjadi di pemilih PKB.

“Nah jika dilihat Peta sebaran pemilih berdasarkan pilihan pada Pilpres 2024, pemilih Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan pemilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka cenderung kepada pasangan Khofifah- Emil. Sedangkan pemilih Ganjar Pranowo – Mahfud MD cenderung kepada pasangan Tri Rismaharini - Zahrul Azhar Asumta,” terangnya.

Survei Poltracking Indonesia Pilgub Jatim 2024 yang dirilis, Kamis (19/9), hasil datanya disebutkan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak memperoleh angka elektabilitas 57.3 persen, diikuti pasangan Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta memperoleh angka elektabilitas 22.7 persen. Sedangkan pasangan Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim memperoleh elektabilitas 2.2 persen. (yus/ima)

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.