GridHEALTH.id – Banyak orang menganggap bahwa gula darah tinggi selalu identik dengan diabetes.
Padahal, gula darah tinggi tidak selalu berarti seseorang menderita diabetes, lo.
Ya, gula darah tinggi (hiperglikemia) bisa menjadi gejala awal atau indikasi potensi risiko, tetapi belum tentu seseorang telah didiagnosis dengan diabetes.
Yuk, kita ketahui lebih lanjut perbedaan di antara keduanya.
Jika kadar gula darah lebih tinggi dari angka tersebut, tubuh mungkin kesulitan memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif.
Kondisi ini bisa terjadi sementara atau menjadi indikasi masalah kesehatan jangka panjang.
- Stres fisik dan mental: kondisi stres, baik fisik maupun emosional, dapat menyebabkan lonjakan sementara dalam kadar gula darah.
- Pola makan tidak sehat: Makan makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana dapat meningkatkan gula darah sementara, terutama setelah makan.
- Kondisi medis lain: Penyakit tertentu, seperti sindrom Cushing atau gangguan pankreas, dapat menyebabkan gula darah tinggi tanpa ada kaitan langsung dengan diabetes.
- Obat-obatan: Beberapa obat, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar gula darah sementara.
Pre-diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai tingkat yang dianggap sebagai diabetes.
Orang dengan pre-diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 jika tidak melakukan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat dan olahraga.
Seseorang dianggap mengidap diabetes jika kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dL atau jika tes HbA1c menunjukkan angka di atas 6,5%.
Penting untuk menjaga gaya hidup sehat, termasuk mengatur pola makan, berolahraga secara rutin, dan memantau kadar gula darah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga diabetes atau obesitas.
Kesimpulannya, gula darah tinggi tidak selalu menandakan diabetes, tetapi bisa menjadi tanda risiko atau masalah kesehatan lain.
Namun, penting untuk diingat bahwa diagnosis pasti hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis melalui serangkaian tes.
Dengan deteksi dini dan perubahan gaya hidup yang tepat, kondisi ini dapat dikelola dan dicegah sebelum berkembang menjadi diabetes.