Kisah Ester Hotmaria Jadi Wisudawan Termuda ITS, Cepat Lulus Kuliah agar Tak Bebani Orang Tua
Musahadah September 21, 2024 01:31 PM

SURYA.CO.ID - Tak ingin membebani orang tua, Ester Hotmaria cepat-cepat menuntaskan pendidikan di bangku kuliah.

Keinginan Ester pun terwujud. Ia menjadi wisudawan termuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada prosesi Wisuda ke-130, pada 21 September 2024 lalu. 

Ia lulus dari Departemen Teknik Geofisika dari Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) ITS pada usia 20 tahun 4 bulan.

Gadis asal Surabaya ini bercerita, masuk sekolah dasar di SD Hang Tuah 10 Juanda tepat setelah lulus Taman Kanak-kanak (TK).

Saat itu usianya 6 tahun.

Peraturan sekolah negeri saat itu yang mengharuskan calon siswa minimal berusia 7 tahun atau lebih, sempat menghalangi Ester.

“Makanya saya memilih sekolah swasta agar dapat masuk SD usia 6 tahun,” ungkap gadis kelahiran 28 Mei 2004 itu.

Lebih lanjut, Ester mengungkapkan, dirinya berambisi untuk dapat lulus pendidikan dengan cepat karena tak ingin membebani orangtuanya yang sudah mendekati usia pensiun.

Ambisinya tersebut terpancar ketika dirinya mengikuti program akselerasi semasa di bangku SMP dan SMA.

“Pilihan tersebut berhasil memangkas dua tahun masa pendidikan saya,” lanjut bungsu dari dua bersaudara ini.

Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Sidoarjo saat masih berusia 16 tahun, Ester merasa bahwa ia memiliki passion pada bidang minyak dan pertambangan.

Minatnya tersebut menjadi pendorong gadis asal Sidoarjo tersebut melanjutkan pendidikan di Kampus Pahlawan ini.

“Di sinilah saya menemukan teman yang mendukung untuk terus berkembang,” kata mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

Berkat lingkungan yang mendukung tersebut, Ester merasa nyaman dan tidak merasakan kendala yang berarti, meskipun memiliki usia yang lebih belia ketimbang teman seangkatannya.

Bahkan, Ester merasa bahwa dunia perkuliahan memiliki laju intensitas belajar yang tidak secepat ketika dirinya masih mengikuti program akselerasi.

“Makanya saya mengisi waktu luang dengan ikut berbagai kegiatan nonakademik,” jelas anak dari pasangan Hasoloan Samosir dan Tiurma Theresia L Tobing ini.

Gadis yang gemar traveling tersebut bercerita alasan dirinya memulai kegiatan non akademik karena tidak ingin menjadi mahasiswa yang minim pengalaman selama berkuliah.

Setelah bergabung dengan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) ITS, Ester pun bergabung dengan Society of Exploration Geophysicists ITS Student Chapter.

“Di sini saya berkesempatan bertemu dengan banyak orang yang mendalami bidang yang sama dengan saya,” bebernya.

Berupaya mengasah jiwa kompetitifnya, Ester sempat beberapa kali menjajal kompetensinya pada berbagai perlombaan.

Salah satu pencapaian terbaiknya adalah ketika berhasil mendapat predikat 1st Highest Score pada kompetisi Derrick Geothermal Case Study Competition 2022.

“Meskipun belum maksimal, saya bersyukur bisa berprestasi,” ucap Ester penuh rasa syukur.

Ia juga pernah memaparkan materi terkait landslide kepada mahasiswa Tarlac Agricultural University (TAU), Filipina.

Tak berhenti di situ, Ester juga mengikuti kegiatan ITS CommTECH Exploration dan berkesempatan mengerjakan project bersama beberapa mahasiswa ITS dan mahasiswa asal Negeri Sakura.

Lika-liku kehidupan selama berkuliah merupakan suatu hal yang berarti bagi Ester, karena pada tiap prosesnya ia yakin bahwa Tuhan selalu menyertainya.

Setiap rintangan yang ada, Ester akan selalu menghadapinya dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit agar semuanya terasa ringan.

“Kita tidak boleh menyerah dan harus yakin dengan kompetensi yang kita miliki,” ujarnya menyemangati.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.