Cara Membuat Pupuk Pestisida Nabati ala Dosen Pertanian UHO Kendari, Cocok Tanaman Hortikultura
Muhammad Israjab September 22, 2024 12:31 PM

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut ini cara membuat pupuk pestisida nabati dibagikan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pembuatan pupuk nabati ini disosialisasikan ke warga Desa Amesiu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Minggu (22/9/2024).

Kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan tridharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. 

Ketua tim sekaligus Wakil Dekan II bidang umum, perencanaan dan keuangan Fakultas Pertanian UHO, Hartina Batoa mengatakan warga Desa Amesiumayoritas membudidayakan jagung manis dan tanaman hortikultura.

Sehingga sosialiasi dan pelatihan pembuatan pupuk pestisida nabati sangat cocok bagi mereka.

Karena dapat menjadi salah satu solusi pertanian ramah lingkungan, dapat menekan dampak negatif akibat penggunaan pestisida non hayati berlebihan.

Adapun kelebihan penggunaan pestisida nabati yakni kesehatan tanah lebih terjaga.

Karena tidak meninggalkan residu berbahaya yang dapat mengurangi kesuburan tanah, bahkan residu pestisida nabati mampu meningkatkan bahan organik tanah. 

Selain itu, bahan yang digunakan harganya murah, mudah diperoleh, serta dapat dibuat sendiri. 

“Pestisida nabati juga mengandung bahan aktif yang berasal dari tanaman dan bahan alami lainya serta memiliki kemampuan mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” kata Hartina Batoa.

Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan pembuatan pestisida nabati 5 buah Bintaro, 6 lembar daun sirsak, 3 lembar daun pepaya, 6 helai daun sereh.

Kemudian, 40 gram tembakau, dan 2 liter rendaman abu kayu, serta alat berupa pisau dan wadah. 

Sedangkan proses pembuatannya diawali dengan memotong semua bahan, dan mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam wadah. 

Lalu, menambahkan rendaman abu kayu ke dalam campuran, dan simpan campuran tersebut selama 24 jam pada suhu ruang.

“Kegiatan ini diharapkan dapat membantu petani dalam menanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering mereka hadapi sehingga dapat memaksimalkan hasil panen,”

“Dan dapat meningkatkan pendapatan mereka tanpa harus menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan,” jelasnya Hartina.

Untuk diketahui, kegiatan ini di ketuai Dr Hartina Batoa, S.P., M.Si, dan anggotanya adalah Dr Awaluddin Hamzah, S.P., M.Si, Mariani L, S.P., M.Sc, Agustono Slamet, S.P., M.Si, La Ode Arfan Dedu, S.Pt., M.Si dan Wa Ode Nafilawati, S.TP., M.Si. (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.