Lebih dari 3.000 Bahan Kimia Masuk ke Tubuh Melalui Kemasan Makanan
kumparanFOOD September 22, 2024 02:20 PM
Diperkirakan terdapat 14.000 bahan kimia yang diketahui terkandung dalam kemasan makanan. Dan menurut sebuah studi yang baru diterbitkan, lebih dari 3.600 di antaranya kini mungkin ada dalam tubuh kamu.
Mengutip Food and Wine, para peneliti dari Swiss dan beberapa negara lainnya menerbitkan penemuan terbaru mereka melalui Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology (17/9). Penemuan tersebut membandingkan lebih dari 14.000 bahan kimia kontak makanan (FCC) yang diketahui dengan lima program biomonitoring dan tiga basis data metabolome/exposome, untuk melihat mana yang paling sering terdeteksi dalam kemasan atau kotak bahan makanan.
Mereka juga memetakan bahan kimia apa saja yang sekiranya ditemukan dalam tubuh manusia. Rupanya dari hasil penemuan tersebut, ditemukan 3.601 jenis bahan kimia, yang mewakili 25 persen dari FCC yang diketahui. Tim tersebut mencatat dalam temuan bahwa 80 dari FCC ini memiliki sifat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut penjelasan dalam penemuan berjudul "Dampak Bahan Kimia Kontak Makanan Terhadap Kesehatan Manusia" tahun 2020; FCC adalah unsur kimia dari bahan kontak makanan dan barang jadi kontak makanan, termasuk kemasan makanan, wadah penyimpanan makanan, peralatan pengolahan makanan, serta peralatan dapur dan meja makan.
Namun, seperti yang dicatat oleh penulis studi baru tersebut, mereka menemukan logam dan zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil, yang juga dikenal sebagai PFAS. Bahan kimia ini telah masuk ke tubuh manusia melalui kemasan makanan.

Lantas, seberapa bahayakah bahan kimia ini bila masuk ke tubuh kita?

Ilustrasi boks pizza dari kardus. Foto: Shutterstock
Bahan kimia PFAS sejatinya telah digunakan dalam pembuatan kemasan makanan sejak puluhan tahun. Bahan ini mampu menjaga wadah dari noda minyak, air, dan tanah.
Sayangnya, Badan Pendaftaran Zat Beracun dan Penyakit (ATSDR) mencatat beberapa "dampak potensial" dari paparan PFAS, termasuk perubahan kadar kolesterol dan enzim hati, perubahan kecil pada berat badan lahir bayi, dan perubahan pada sistem kekebalan tubuh, serta respons terhadap vaksin tertentu.
"Salah satu hasil utamanya adalah, penekanan respons imun setelah kamu mendapatkan vaksin," ungkap Dr. Jamie DeWitt, direktur Pusat Ilmu Kesehatan Lingkungan di Oregon State University, yang telah lama mempelajari respons imun manusia terhadap PFAS.
"Jenis penekanan yang telah diamati dari PFAS dan bahan kimia lingkungan lainnya secara klinis dianggap ringan hingga sedang. Ini tidak berarti bahwa orang akan langsung jatuh sakit dan langsung mengalami masalah, tetapi kita tahu dari penelitian terhadap orang yang mengalami imunosupresi ringan hingga sedang bahwa ada peningkatan risiko infeksi dan peningkatan risiko jenis penyakit lain seperti kanker."

Lalu, adakah cara untuk kita menghindari paparan bahan kimia tersebut?

Ilustrasi sayuran dalam kemasan plastik. Foto: Shutter Stock
Jawabannya, ya tentu ada. Menurut para peneliti, bahan kimia jenis FCC bisa larut jika dipanaskan dalam suhu tinggi. Maka itu, ada baiknya kamu jangan memanaskan makanan dalam wadah tertentu ke dalam microwave. Ada baiknya, sebelum memanaskan makanan, pindahkanlah terlebih dahulu ke piring.
Terutama, hindarilah penggunaan wadah kemasan makanan dengan bahan kertas, kardus, ataupun plastik. Wadah semacam ini mampu menngandung bahan kimia lebih banyak yang mudah larut dalam makanan.
Selain itu, para penelitian juga menyarankan untuk sebaiknya memilih wadah makanan dan minuman yang sudah bersertifikat BPI. Wadah yang sudah tersertifikasi BPI artinya, kemasan makanan yang dapat dikomposkan bebas PFAS.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.