Sinar Matahari Terlihat Pucat, Jembatan Kahayan Palangka Raya Kalteng Mulai Diselimuti Kabut Asap
Edi Nugroho September 22, 2024 04:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKA RAYA -  Sinar matahari terlihat pucat,  Jembatan Kahayan Palangka Raya Kalteng mulai diselimuti kabut asap Minggu pagi

Berdasarkan pantauan  sekira pukul 06.30 WIB, meski belum terlalu pekat, kabut asap sudah mulai terlihat dari Jembatan Kahayan, Palangka Raya.

Pagi itu, sinar matahari terlihat pucat, udar tak segar dan jernih seperti biasanya. 

 Kabut asap kembali menyelimuti Kota Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. 

Fenomena yang kerap terjadi di musim kemarau ini mulai dirasakan pedagang di area Car Free Day (CFD).

Nampak beberapa warga Palangka Raya mulai mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Kabut asap juga mulai dirasakan para pedagang di CFD Palangka Raya.

Sejak pukul 05.00 WIB, Rusmilawati (49), penjual makanan, sudah berada di Jalan Yos Sudarso, lokasi CFD di Palangka Raya.

Pagi itu bukan udara segar yang dia hirup oleh Rusmilawati ketika keluar rumah, ia justru mencium aroma hangus terbakar. 

Meski tipis, dia sedikit panik mengira ada sesuatu yang terbakar.

"Ini mulai tercium asapnya, saya keluar rumah mencium bau asap saya pikir ada kabel yang terbakar," ujarnya sambil menata dagangannya, Minggu (22/9/2024).

Bau asap itu membuka memori kelam Rusmilawati empat tahun lalu. 

Saat itu, ia juga merasakan hal yang sama, berharap udara segar, yang di dapat justru dada yang sesak.

Tahun 2020, Rusmilawati ingat betul bagaimana 'duet maut' Covid-19 dan kabut asap menyerang warga Palangka Raya. 

Aktivitas, kesehatan, bahkan ekonomi terganggu, suami Rusmilawati juga jatuh sakit waktu itu.

Empat tahun telah berlalu, Covid-19 mungkin tak lagi mengancam. 

Namun, kabut asap mulai menyelimuti Kota Cantik, tak heran jika Rusmilawati juga khawatir bencana kabut asap bisa lebih parah dari sekarang.

"Memang sekarang mulai tercium bau asap, semoga nanti tidak separah dulu," kata Rusmilawati.

Kekhawatiran Rusmilawati tentang ancaman udara yang tak sehat sejalan dengan menurunnya kualitas udara, dilansir dari ISPUnet KLHK pada 21 September 2024 angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) lebih dari 100 PM2.5 atau tidak sehat.

Hari ini hingga pukul 09.00 WIB angka ISPU menunjukan 95 PM2.5, masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan. Meski begitu kelompok sensitif direkomendasi mengurangi aktivitas di luar rumah.

Selain Rusmilawati, Ara (20) pedagang lainnya yang berjualan di CFD, juga merasakan kabut asap di Palangka Raya.

Saat hendak pergi jualan ke CFD, ia bingung karena mencium aroma seperti sedang terjadi kebakaran di sekitar rumahnya yang berada di Jalan Rajawali.

"Saya heran juga padahal di dekat rumah tidak ada yang terbakar," ungkap Ara.

Meski belum begitu pekat, Ara mulai mengkhawatirkan kesehatan dirinya dan para pengunjung CFD.

"Kita kan di luar terus, jadi langsung terpapar asap. Meski pakai masker, tetap saja khawatir," tuturnya.

Fenomena kabut asap di Palangka Raya bukan hal baru. 

Setiap tahun, terutama saat musim kemarau, kota ini kerap diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan warga, tetapi juga pada perekonomian lokal, khususnya para pedagang kecil seperti Rusmilawati dan Ara.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.