Soroti Sosok yang Bubarkan Paksa Acara Diskusi di Kemang, Rocky Gerung Bandingkan dengan Orde Baru
Rr Dewi Kartika H October 02, 2024 08:30 AM

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung menilai pembubaran paksa diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9/2024) silam, yang dilakukan sekelompok preman merupakan tindakan yang konyol. 

Pasalnya, acara diskusi FTA yang digelar oleh warga sipil justru dibubarkan oleh para preman, yang notabene sesama warga sipil. 

"Kan ini konyol namanya, jadi orang menduga apakah ada upaya untuk membentur-benturkan sesama warga negara dengan isu yang dibuat-buat. Kan, itu yang mesti diteliti," kata Rocky Gerung dikutip dari akun Youtube-nya @RockyGerungOfficial-2024 yang tayang pada Selasa (1/9/2024). 

Rocky melanjutkan pembubaran paksa oleh sesama warga sipil merupakan tindakan tidak biasa. 

Terlebih, acara diskusi itu dilakukan secara privat di sebuah ruangan di hotel, bukan di tempat umum.

Menurutnya, pembubaran paksa oleh warga sipil tidak pernah terjadi sebelumnya pada masa Orde Baru. 

"Itu enggak pernah terjadi bahkan di era Orde Baru yang membubarkan itu ya pasti intel atau polisi. Enggak ada orang sipil membubarkan acara orang sipil," katanya. 

Orang suruhan

Rocky menilai para preman yang membubarkan paksa merupakan orang suruhan. 

Mereka seakan memakai 'kaca mata kuda' untuk membubarkan secara paksa acara diskusi itu tanpa menerima masukan. 

"Saya sendiri menganggap bahwa dugaan bahwa ini suruhan saja tuh karena kalau dia (preman) mengerti, dia tentu tahu bahwa itu adalah forum diskusi. Duduk aja di situ dengar supaya tambah pengetahuan, tambah wawasan, tambah konsep untuk membandingkan apakah benar yang dikritik oleh FTA itu juga masuk akal atau tidak."

"Jadi kesan awal saya ini adalah orang-orang suruhan, kawan-kawan ini adalah orang-orang suruhan yang sangat mungkin karena ketidakpahamannya maka tidak mau tahu lagi itu forum apa, siapa yang ada di situ pokoknya hajar," katanya. 

Ada yang kepanasan

Sementara itu, Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, yang hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, menaruh curiga adanya dalang di balik insiden pembubaran paksa acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) yang digelar di Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9/2024) silam. 

Said Didu mengatakan ada pihak yang marah dengan acara itu. 

Pasalnya, acara itu sebagian besar berisi kritikan terhadap kondisi negara dan bangsa saat ini. 

"Sebagian besar memang yang mengkritik, nah sepertinya kita sangat patut menduga bahwa ada yang tersinggung dengan kritikan, ini yang bahaya sekali," kata Said Didu seperti dikutip dari Kompas TV yang tayang pada Senin (30/9/2024). 

Selain itu, Said merasa hadirin di acara tersebut diperlakukan bak sandera oleh para preman yang bertindak anarkistis. 

Mereka diminta paksa untuk membubarkan acara dan melakukan pengancaman. 

Said juga menyayangkan sikap polisi yang terkesan membiarkan para pelaku preman merangsek masuk ke ruangan dan mengobrak abrik acara. 

"Polisi sudah berdiri di depan pintu pada saat mereka (para preman) dari belakang masuk, polisi diam saja, dan satu kata melarang dari polisi pun tidak muncul, tidak keluar," katanya. 

Selain itu, diduga adanya seorang intel yang membocorkan kegiatan di dalam ruangan kepada para preman. 

Setelah kericuhan terjadi, para hadirin dilarang melanjutkan acara oleh polisi.

Mereka hanya diperbolehkan makan siang lalu segera meninggalkan lokasi. 

"Jadi, kejadian kemarin itu bukan hanya pembubaran tapi penyanderaan tokoh-tokoh yang mau bicara setelah itu datang video dari luar dari teman yang keluar memvideokan kejadian di luar kami tambah semakin marah kok mereka bermesraan polisi dengan perusuh," pungkasnya.  

Aksi pembubaran paksa

Diberitakan sebelumnya, Forum diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh, termasuk pakar hukum tata negara Refly Harun, yang digelar di Grand Kemang tiba-tiba dibubarkan oleh sekelompok orang, Sabtu (27/9/2024) pagi.

Refly Harun menuturkan, forum diskusi itu juga dihadiri Said Didu, Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen (Purn) Soenarko, dan sejumlah aktivis yang mengagendakan evaluasi pemerintahan Presiden Joko Widodo serta harapan pemerintahan ke depan.

"Jam 09.00 WIB saya datang, sudah ada orang yang berorasi. Nah ketika acara mau dimulai, tiba-tiba masuk sekelompok orang itu ke venue membubarkan acara dengan melakukan perusakan," ujar Refly saat dihubungi, Sabtu (28/9/2024).

Refly menuturkan, acara tersebut belum dimulai. Namun, massa kelompok itu sudah berorasi menuntut pemberhentian acara.

"Acara belum dimulai, ada semacam tuntutan dari mereka agar acara tidak dilakukan. Pihak hotel menyampaikan itu ke kita," imbuhnya.

Refly pun tidak mengetahui alasan detail mengapa kelompok orang itu membubarkan forum diskusi tersebut.

"Itu alasan formalnya. Tapi kan alasan belakang layarnya kita enggak tahu, siapa yang menggerakannya. Enggak mungkin mereka bergerak sendiri," ucapnya.

Alhasil, karena adanya massa kelompok yang tiba-tiba membubarkan acara, forum diskusi diberhentikan meski acara seharusnya berjalan hingga pukul 14.00 WIB.

"Acaranya tidak berjalan, jadi kami cuma bertahan di ruangan, ngobrol-ngobrol, silaturahmi, makan-makan, itu doang. Acara harusnya (selesai) pukul 14.00, kami diminta bubar jam 12.00 WIB," ucap dia.

Polisi amankan pelaku

Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan telah menangkap lima orang pelaku berinisial FEK, GW, JJ, LW, dan MDM.

Dua di antaranya, yakni FEK dan GW, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 170 KUHP, Pasal 406 KUHP, dan Pasal 351 KUHP.

"Yang tiga (pelaku lain) saat ini masih kita lakukan pendalaman. Tentunya terhadap yang lain nantinya akan kami dalami lebih lanjut," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra.

Adapun acara diskusi tersebut dihadiri sejumlah tokoh. Beberapa di antaranya yaitu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan pakar hukum tata negara Refly Harun.

Dalam video yang diterima, puluhan orang tak dikenal yang mayoritas menggunakan topi dan masker itu melakukan perusakan secara brutal.

Mereka mencopot banner acara diskusi secara paksa, mengambil tiang besi dan memukulkannya ke salah satu meja.

"Bubar hey! Bubar, bubar!" teriak orang-orang tak dikenal tersebut.

Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Edy Purwanto mengatakan, kejadian bermula saat polisi tengah melakukan pengamanan unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang.

Unjuk rasa itu digelar bersamaan dengan acara diskusi di dalam hotel tersebut.

Namun, puluhan orang tak dikenal masuk ke dalam orang hotel melalui pintu belakang dan luput dari pengawasan polisi.

"Di saat kami fokus pengamanan kegiatan unjuk rasa di depan, tiba-tiba kami mendapatkan informasi ada sekelompok orang tak dikenal masuk lewat gerbang pintu belakang," kata Edy kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Sabtu sore.

Edy pun membenarkan bahwa massa yang masuk melalui pintu belakang melakukan perusakan.

Ia menyebut puluhan orang yang merangsek masuk ke dalam hotel berbeda dengan massa yang menggelar aksi unjuk rasa.

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.