Bagaimana Proses Pembentukan Bumi? Begini Tahapan dan Prosesnya
Moh. Habib Asyhad October 03, 2024 10:34 AM

Inilah artikel tentang bagaimanaproses pembentukan bumi? Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Ini barangkali menjadi pertanyaan terbesar manusia di alam semesta: Bagaimana proses pembentukan bumi?

Mengutip Kompas.com, bumi merupakanplanet ketiga terdekat dari matahari. Ia adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki atmosfer dengan oksigen bebas dan lautan air cair di permukaan.

Karena itulah bumi sejauh ini menjadi satu-satunya planet yang memiliki kehidupan atau dapat ditinggali. Sama seperti planet-planet terestrial lainnya, Bumi memiliki inti pusat, mantel berbatu, dan kerak yang padat.

Dikutip dari laman NASA, bumi terdiri dari empat lapisan utama, dimulai dengan inti dalam yang ada di pusat bumi, kemudian diselimuti oleh inti luar, mantel, dan kerak bumi.

Inti bagian dalam adalah bola padat yang terbuat dari logam besi dan nikel dengan radius sekitar 1.221 kilometer dengan suhu mencapai 5.400 derajat Celcius. Ia dikelilingi oleh lapisan inti luar yang tebalnya mencapai 2.300 kilometer, terbuat dari cairan besi dan nikel.

Di antara inti luar dan kerak bumi terdapat mantel, lapisan paling tebal. Campuran batuan cair yang panas dan kental dengan ketebalan sekitar 2.900 kilometer. Lapisan terluar adalah kerak bumi, rata-rata memiliki kedalaman sekitar 30 kilometer di daratan. Di dasar lautan, kerak bumi lebih tipis dan memanjang sekitar 5 kilometer.

Lantas, bagaimana proses terbentuknya planet bumi?

Supernova

Menurut laman Space.com, miliaran tahun yang lalu, Bumi, dan seluruh tata surya sama sekali tidak dapat dikenali, hanya berupa awan debu dan gas yang sangat besar. Kemudian sebuah kejadian misterius, yang menurut kepercayaan umum di kalangan ilmuwan adalah sebuah bintang jauh yang hancur dan menciptakan ledakan supernova.

Ledakan ini mengganggu awan debu, membuatnya berkumpul bersama, dan membentuk piringan gas dan debu yang berputar, atau dikenal sebagai solar nebula (nebula tata surya). Semakin cepat awan berputar, semakin banyak debu dan gas yang terkonsentrasi di pusatnya, sehingga semakin menguatkan kecepatan nebula.

Seiring waktu, gravitasi di pusat awan menjadi begitu kuat sehingga atom hidrogen mulai bergerak lebih cepat dan hebat. Proton-proton hidrogen mulai bergabung, membentuk helium dan melepaskan energi dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan terbentuknya bintang yang menjadi titik pusat tata surya, yakni matahari.

Pembentukan bumi

Pembentukan matahari menghabiskan lebih dari 99 persen materi di nebula. Lalu, materi yang tersisa mulai menyatu menjadi berbagai massa. Dikutip dari laman National Geographic, awan debu masih terus berputar, dan gumpalan materi terus bertabrakan dengan gumpalan lainnya.

Beberapa gugus materi tersebut tumbuh cukup besar untuk dapat mempertahankan gravitasinya sendiri, yang membuatnya menjadi planet dan membentuk tata surya saat ini. Bumi adalah salah satu dari empat planet terestrial terdalam di sistem tata surya, bersama Merkurius, Venus, dan Mars, yang ukurannya relatif kecil dan berbatu.

Pada awalnya suhu bumi sangat panas dan kemungkinan besar seluruhnya terdiri dari magma cair. Selama ratusan juta tahun, bumi mulai mendingin sehingga lautan air cair terbentuk. Unsur-unsur berat mulai tenggelam melewati lautan dan magma pergi menuju pusat bumi.

Dalam proses tersebut, bumi terdiferensiasi menjadi beberapa lapisan, dengan lapisan terluar merupakan penutup padat dari bahan yang relatif lebih ringan sedangkan bahan cair yang lebih padat tenggelam ke tengah.

Para ilmuwan percaya bahwa Bumi mencapai kondisinya saat ini dalam tiga tahap berbeda. Tahap pertama, yang telah dijelaskan di atas, dikenal sebagai proses akresi. Akresi adalah pembentukan planet dari partikel-partikel yang ada di tata surya saat mereka bertabrakan satu sama lain untuk membentuk benda yang semakin besar.

Tahap selanjutnya melibatkan tabrakan proto planet dengan planet bumi yang masih sangat muda. Hal ini diperkirakan terjadi lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Tahap akhir pengembangannya adalah dibombardirnya planet bumi dengan asteroid.

Atmosfer awal bumi kemungkinan besar terdiri dari hidrogen dan helium. Ketika planet berubah dan kerak bumi mulai terbentuk, letusan gunung berapi sering terjadi. Gunung berapi ini memompa uap air, amonia, dan karbon dioksida ke atmosfer sekitar bumi. Perlahan-lahan, lautan mulai terbentuk, dan akhirnya, kehidupan primitif berevolusi di lautan tersebut.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.