Manchester United Melemah, Eks Gelandang The Reds Sentil Manajemen, Tak Ada Hasil Makin Kacau
Sartika Rizki Fadilah October 08, 2024 02:30 PM

TRIBUNCIREBON.COM - Manchester United tampak dalam kondisi yang kurang baik.

Performa The Reds Devil itu semakin menurun di beberapa pertandingan di Liga Inggris.

Setelah meninggalkan jejak buruk pada musim lalu, MU rupanya kembali melakukan kesalahan yang sama.

Pada sejumlah pertandingan, Manchester United belum kunjung menampakan taringnya.

Kabar tersebut lantas disorot Paul Scholes menyalahkan sistem perekrutan Manchester United yang dianggapnya sebagai salah satu faktor awal musim yang buruk.

Mantan gelandang Manchester United itu mengatakan Setan Merah telah mengeluarkan banyak uang, namun tidak dengan bijak.

Man United kembali melanjutkan hasil buruk di awal musim ini dengan hasil imbang tanpa gol saat bertandang ke markas Aston Villa.

Hasil itu membuat tim berjuluk The Red Devils itu memperpanjang rekor tanpa kemenangan menjadi lima pertandingan.

Tim asuhan Erik ten Hag kini duduk di posisi ke-14 di klasemen Liga Inggris dengan raihan delapan poin dari tujuh laga.

Hingga pekan ketujuh, MU hanya bisa mencetak lima gol dan sudah kebobolan delapan kali, meski empat laga di antaranya dilalui dengan cleansheet.

Koleksi 8 poin dari tujuh pertandingan pembuka ini adalah yang terendah yang didapat MU sejak musim 1989/1990, saat diasuh Alex Ferguson.

Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo merayakan setelah mencetak gol pembuka pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Newcastle di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 11 September 2021.
Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo merayakan setelah mencetak gol pembuka pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Newcastle di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 11 September 2021. (OLI SCARFF / AFP)

Kala itu, MU akhirnya harus puas finis di posisi 13 klasemen, yang menjadikan pencapaian terendah Alex Ferguson bersama Setan Merah.

Meski ada banyak perekrutan selama bursa transfer musim panas kemarin, namun nampaknya hal itu seakan tidak berbekas sama sekali.

Biaya tidak kurang dari 214 juta Euro (Rp3,6 triliun) telah dihabiskan MU selama musim panas 2024 untuk membeli pemain. 

Joshua Zirkzee, Matthijs De Ligt, Manuel Ugarte, Leny Yoro dan Noussair Mazraoui semuanya ke Old Trafford setelah musim buruk yang membuat United finis di urutan kedelapan musim lalu. 

Legenda MU Paul Scholes menilai, strategi transfer Man United ini sebagai sesuatu yang salah. Imbasnya, sedikit banyak berdampak pada hasil buruk MU di awal musim ini.

Scholes mengkritik keras perekrutan MU di bawah Erik ten Hag yang dinilainya tidak dilakukan dengan bijak meski uang yang dikeluarkan sudah sangat banyak.

Gelandang United era Alex Ferguson itu juga mempertanyakan peran Rasmus Hojlund dan Lisandro Martinez yang sama-sama direkrut pelatih asal Belanda itu. 

"Terutama di lini depan, menurut saya kualitasnya tidak ada. Kita kembali ke tim paling sukses, mereka mampu mencetak gol. Apa yang telah kami cetak? Lima gol dalam tujuh pertandingan," kata Scholes kepada SuperSport. 

Scholes menyebut strategi perekrutan MU ini berbeda dari era sebelumnya di mana yang dibeli adalah pemain yang memang memiliki rekam jejak bagus.

Sedangkan di era saat ini, MU lebih memilih pemain yang belum pasti sepak terjangnya, hanya berharap pemain itu bisa bagus setelah direkrut.

"Sekarang kami punya tiga atau empat penyerang yang bisa memberi Anda 20 gol, jadi Anda mengharapkan 80 gol per musim di sana dan saya tidak melihatnya di lini depan Manchester United. Dengar, Hojlund baik-baik saja tapi apakah dia akan mencetak 20 gol untukmu? Saya kira tidak demikian."

"Zirkzee.siapa dia? Apakah dia pemain nomor 9 atau nomor 10? Apakah dia akan memberi Anda 20 gol? Saya kira tidak demikian. Saya pikir mereka lebih mengandalkan harapan daripada kualitas yang terbukti dan mereka juga menghabiskan banyak uang," lanjutnya.

Scholes juga menuduh United menggunakan taktik bertahan hidup alih-alih ingin meraih kemenangan di Villa Park. 

"Jumlah uang yang sangat besar dan beberapa dari mereka tidak bisa masuk ke dalam tim! Anda memikirkan Ugarte datang ke klub yang seharusnya mengubah cara lini tengah, tapi pelatih tidak memainkannya."

"De Ligt, £50 juta dan dia tidak memainkannya. Jonny Evans masuk pada usia 36 tahun, bukan dia. Martinez, Ten Hag membawanya ke klub. Apa yang dia pikirkan hari ini? Jonny Evans bermain, Maguire menjadi starter, [Victor] Lindelof masuk sebelum dia. Ini sebenarnya hanya kekacauan rekrutmen," beber Scholes.

Scholes pun membandingkan perekrutan MU dengan tim lain seperti Liverpool yang dinilainya berbelanja cukup efektif.

"Ketika Anda tidak memiliki gaya permainan dan Anda tidak tahu cara bermain, atau cara Anda ingin bermain, maka sangat sulit untuk memilih pemain. Bersama Liverpool, pembeliannya cukup mudah, Anda tahu apa yang harus Anda lakukan. Mereka bermain 4-3-3. Anda dapat merekrut untuk itu."

"Tetapi ketika Anda tidak memiliki gaya bermain, Anda tidak tahu bagaimana Anda akan bermain, itu berubah dari minggu ke minggu, Anda hampir melempar bola ke udara dan berkata, 'Dia terlihat bagus. pemain, kami akan mencoba dan mendapatkannya".

"Ini adalah satu poin bagi United, menghadapi kesulitan di bawah banyak tekanan. Saya tidak pernah merasa mereka pergi ke sana untuk mencoba dan memenangkan pertandingan. Itu lebih merupakan taktik bertahan hidup daripada apapun," jelasnya.

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.