Viral Anjuran Hindari Pakai Pasta Gigi dengan Fluoride, Bagaimana Faktanya?
kumparanMOM October 10, 2024 07:22 PM
Media sosial X (dulu dikenal Twitter) beberapa waktu lalu diramaikan dengan cuitan tentang anjuran untuk menghindari pasta gigi dengan kandungan berfluoride karena dapat menurunkan kecerdasan IQ pada anak.
Cuitan itu dibuat oleh akun @ein***** yang mengingatkan orang tua yang punya bayi atau anak kecil, karena kandungan fluoride disebut sudah terbukti menyebabkan penurunan IQ.
"Hindarin pasta gigi ber-fluoride juga, ya. Banyak, kok, pasta gigi tanpa fluoride di luar sana. Kita di rumah udah dari dulu stop pake pasta gigi ber-fluoride," cuit akun tersebut, dikutip Kamis (10/10).
Akun tersebut juga menjelaskan gugatan hukum yang diajukan oleh warga di Amerika Serikat itu telah dimenangkan di pengadilan setempat. Disebut juga pemerintah AS harus membuat regulasi baru untuk memastikan fluoride tidak dimasukkan ke dalam tap water --atau air minum dari keran yang bisa dikonsumsi langsung.
Benarkah pasta gigi dengan kandungan fluoride memang berbahaya? Meski kasus ini terjadi di Amerika Serikat, perlukah Indonesia ikut khawatir?
Ilustrasi menghilangkan bau bawang di tangan dengan pasta gigi. Foto: Ade Naura Intania/kumparan

Fakta yang Terjadi dari Viral Anjuran Tidak Menggunakan Fluoride

Fluoride sering digunakan untuk produk kesehatan gigi, salah satunya pasta gigi. Kandungan ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan gigi, seperti mencegah gigi berlubang, memperbaiki kerusakan pada enamel yang disebabkan asam dari makanan atau minuman, dan mengurangi pertumbuhan bakteri.
Kandungan fluoride juga terdapat pada air minum kemasan. Di Indonesia, pemerintah sudah menetapkan standar kandungan fluoride dengan mengacu pada pedoman WHO (tidak lebih dari 1.5 mg/L), dan SNI01-3553-20015 (tidak lebih dari 1 mg/L).
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang melakukan fluoridasi air atau penambahan zat fluorida pada air minum sejak tahun 1945. Dikutip dari Reuters, lebih dari 200 juta penduduk AS tau sekitar 75 persen dari populasi telah mengonsumsi fluorida di air minum mereka, dengan kadar yang direkomendasikan sebesar 0,7 mg per liter air.
Namun, penambahan unsur fluorida pada air minum yang dikonsumsi lewat air keran telah digugat oleh warga AS. Gugatan itu diajukan oleh Food & Water Watch, yang telah memimpin penolakan terhadap Environmental Protection Agency (EPA) sejak tahun 2017. Badan tersebut bersama sejumlah kelompok masyarakat telah membuat petisi dengan meminta EPA mempertimbangkan untuk melarang fluoridasi di air minum mereka.
Pada akhir September 2024, Pengadilan Federal AS wilayah California memberi keputusan terkait polemik fluorida dalam air minum. Hakim Edward Chen memerintahkan EPA untuk memperkuat peraturan fluorida dalam air minum, atas dugaan senyawa tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi perkembangan otak anak-anak.
Pengadilan pun menyerahkan kepada EPA terkait respons mereka atas keputusan tersebut. EPA pun kini sedang meninjau kembali keputusan tersebut.
Anak membersihkan gigi. Foto: Shutter Stock

Respons Dokter Gigi soal Viral Hindari Penggunaan Fluoride

Nah Moms, viralnya anjuran tidak menggunakan pasta gigi berfluoride karena dapat menurunkan IQ anak dianggap tidak relevan. Karena bila berkaca pada kejadian di AS, kandungan fluoride sebagai dimaksud itu adalah fluoride yang terkandung di dalam air minum.
Dokter gigi anak sekaligus expert kumparanMOM, drg. Joshua Calvin, Sp.KGA, mengungkapkan fluoride pun memiliki batas dosis yang aman digunakan. Ia menjelaskan, dalam sehari, anjuran penggunaan bagi anak-anak di bawah 3 tahun adalah 0,7 mg.
"Yang menjadi masalah, di Amerika itu ditemukan bahwa kandungan fluoride yang berada di air minum, sekali lagi bukan pasta gigi, tapi air minum adalah 1,5 mg per liter. Jadi, kalau anak minum sehari dua liter, itu anak sudah termakan 3 mg sehari," jelas drg. Joshua.
Sementara anak berusia 0-3 tahun, anjuran pasta gigi yang digunakan hanya sebesar biji jagung. Yang bila diperkirakan hanya mengandung sekitar 0,1 mg fluoride.
Anda pun perlu memahami batas toksisitas yang dapat menimbulkan keracunan akut, atau tingkat di mana suatu zat dapat merusak suatu organisme. Dan dalam kasus ini, artinya berapa banyak fluoride yang bisa menimbulkan keracunan bila dikonsumsi berlebihan.
"Menurut WHO, menurut CDC, mereka sama-sama sepakat bahwa batas toksisitas dari fluoride itu 5 miligram per kilogram berat badan," tegas dia.
"Jadi, kalau anak beratnya 10 kg, anak itu harus makan 50 mg fluoride baru keracunan akut. 50 mg fluoride itu sebanyak apa? Kira-kira sepertiga sampai setengah tube pasta gigi yang beratnya 75 gram. Kan itu tidak mungkin terjadi," lanjut drg. Joshua.
Maka dari itu, drg. Joshua mengingatkan agar pemakaian fluoride, dan apa pun yang dikonsumsi manusia, sebaiknya tidak berlebihan dan digunakan sesuai dosis.
"Contohnya, pasta gigi yang digunakan sesuai dosisnya: Anak 0-3 tahun sebesar biji beras, anak 3-6 tahun sebesar biji jagung, tentu hasilnya akan baik dan luar biasa," tutup dia.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.