Catatan dari New York Fashion Week: Highlight Trend Mode 2025
kumparanWOMAN October 11, 2024 07:20 PM
Pekan mode New York selalu menjadi pembuka bagi pergelaran fashion terbesar di empat kota. Disusul London, Milan, dan Paris, pada pekan-pekan berikutnya, New York Fashion Week bisa dibilang selalu menjadi penanda arahan mode global.
Nama-nama besar seperti Ralph Lauren, Tory Burch, Coach, dan Michael Kors, mengangkat keglamoran New York City dalam kekhasannya masing-masing. Label Khaite yang sedang digadang-gadang, hadir penuh keringanan.
Sementara itu, dua label yang biasanya menggelar show di Paris Fashion Week, menyeberang samudra dan mempertontonkan tren musim semi & panas di NYC, yaitu Alaïa dan Off-White.
Berikut catatan-catatan mode yang patut disimpan:

Tampilan Mahal Ralph Lauren

Peragaan busana koleksi Ralph Lauren Spring/Summer 2025 di New York Fashion Week. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Sebuah nama mode terbesar dan disegani di Amerika Serikat, Ralph Lauren, menggelar fashion shownya di The Hamptons, daerah pesisir mewah yang popular di kalangan atas NYC untuk berakhir pekan. Dengan setting Polo Bar yang ikonik, show dihadiri ibu negara Jill Biden, penyanyi Usher, bintang film Jude Law dan Naomi Watts.
Penyanyi Usher, H.E.R., aktor AS Justin Theroux, penyanyi Andra Day, aktor Inggris Tom Hiddleston, Jude Law, dan Naomi Watts menghadiri peragaan busana koleksi Ralph Lauren Spring/Summer 2025 di Bridgehampton, New York pada tanggal 5 September 2024. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Ralph Lauren sedang menjadi dirinya, menjual American Dreams lewat karya-karya yang klasik nyaris tanpa fantasi. Setelan-setelan putih berpadu dengan biru dan beige mengawali show. Slip dress sederhana untuk perempuan dan setelan jas rapi bagi pria menandakan tampilan mahal yang diimpikan Amerika.
Peragaan busana koleksi Ralph Lauren Spring/Summer 2025 di New York Fashion Week. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Keseluruhan show yang juga memeragakan model pria dan anak-anak seperti diambil langsung dari pribadi-pribadi yang mondar-mandir di kawasan The Hamptons. Koleksi Ralph Lauren ini seperti pakem, jika ingin terlihat seperti orang Amerika kaya, salinlah tampilan ini.

Semangat Muda Coach

Coach merilis koleksi Musim Semi 2025 di gelaran mode New York Fashion Week. Foto; dok. Coach
Direktur kreatif Coach, Staurt Vevers sedang merayakan jiwa dan semangat muda. Ella Emhoff, anak tiri wakil presiden AS Kamala Harris, berjalan di atas panggung mengenakan kaus klasik bersulam “I Love New York”. Dengan ketukan musik yang lantang, model-model melenggang penuh energi. Jaket kulit yang dibuat usang, celana melorot, blazer kedodoran, dan sepatu-sepatu retro menciptakan atmosfer yang kasual namun chic.
Coach merilis koleksi Musim Semi 2025 di gelaran mode New York Fashion Week. Foto; dok. Coach
Coach juga bermain-main dengan skala, mengubah dompet koin menjadi tas akhir pekan. Tas genggam berbentuk hati, boneka beruang raksasa, dan dinosaurus, selaras dengan jiwa muda. Anak kota yang melek terhadap ragam budaya, begitulah tawaran Coach kali ini.

Esensi Sportivitas Tory Burch

Seorang model berjalan di panggung peragaan busana Tory Burch selama New York Fashion Week di New York pada 9 September 2024. Foto: Yuki IWAMURA / AFP
Meski Tory Burch menyebut koleksi musim semi dan panasnya ini tentang esensi sportivitas, bukan berarti yang ia tawarkan baju-baju olahraga. Esensi ini lebih tertuang pada presisi dan kebebasan bergerak yang terlihat kuat dalam rangkaian koleksinya.
Sebuah rok pensil yang dipadankan dengan atasan gantung tanpa lengan tampak sempurna seolah baju tersebut dipahat di badan model. Ketepatan ini kembali muncul pada atasan-atasan lengan panjang yang melekat dengan cermat.
Seorang model berjalan di panggung peragaan busana Tory Burch selama New York Fashion Week di New York pada 9 September 2024. Foto: Yuki IWAMURA / AFP
Celana-celana kurus mengingatkan kerampingan dan kesederhanaan seragam olahraga. Ia lalu bermain dengan siluet. Jaket-jaket longgar tapi tegas berseling dengan gaun-gaun bergaris senada. Musim ini Tory Burch berhasil membawa dirinya ke jajaran desainer yang mampu mengolah esensi dalam kehalusan.

Romansa Italia Michael Kors

Peragaan busana Michael Kors di New York Fashion Week. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Pertunjukan dibuka dengan gaun halter bustier hitam, dengan tali pinggang dan belahan di paha yang terlihat semakin seksi tiap kali sang model melangkahkan kaki. Begitu sederhana, begitu menonjol. Michael Kors ingin menggambarkan romansa era 50an, di Italia, saat pakaian dibuat dengan tangan dan kisah asmara tak diunggah di sosial media.
Peragaan busana Michael Kors di New York Fashion Week. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Kemantapan tema ini muncul di setiap koleksi, cocok bagi mereka yang tengah dilanda badai cinta. Gaun dan rok lebar berbahan renda, celana pendek mikro dengan blazer bertali pinggang, atasan-atasan bra dan berdada rendah. Semuanya terangkum di dalam garis klasik yang tak rentan gerusan waktu.

Alunan Puitis Khaite

Label asal Amerika Serikat ciptaan desainer Catherine Holstein ini berdiri sejak 2016. Karya-karyanya segera diterima publik, berbagai selebritas menjadi penggemarnya yang setia. Musim ini Holstein membawa keringanan dan kelembutan lewat berbagai tampilan organza dan renda yang membuat pakaian seperti terapung.
Kemurnian yang puitis ini bisa jadi disebabkan oleh kelahiran bayinya baru-baru saja. Musim semi dan panas perempuan ala Khaite adalah tentang permainan volume, tabrakan tekstur, dan penampilan yang selaras dengan istilah: demure.

Arsitektural Alaïa

Peragaan busana koleksi Alaïa di New York Fashion Week. Foto: Instagram @maisonalaïa
New York City adalah di mana Azzedine Alaïa membuka tokonya untuk pertama kali. Ini juga merupakan kota tempat direktur kreatif saat ini, Pieter Mulier menetap. Tak heran jika peragaan busana Alaïa yang biasanya berlangsung di Paris, musim ini dilakukan di NYC, mendekatkan lagi label ini kepada khalayak Amerika Serikat. Seperti yang dilakukan Azzedine Alaïa pada 1982 di hadapan Andy Warhol dan Paloma Picasso.
Peragaan busana koleksi Alaïa di New York Fashion Week. Foto: Instagram @maisonalaïa
Bertempat di Solomon R. Guggenheim Museum, karya-karya Mulier beriringan seperti parade arsitektural. Detail spiral, jala-jala, gelombang, rumbai, dan bantalan muncul di berbagai tampilan. Agaknya, ia ingin menegaskan bahwa Pekan Mode New York tak hanya bisa menawarkan komersialisme tapi juga konseptual.

Temu Budaya Off-White

Ibrahim Kamara, pemimpin redaksi majalah Dazed, yang menggantikan tampuk kepemimpinan desain Off-White menapak tilas ke Ghana, tanah air mendiang pendiri merek tersebut, Virgil Abloh. Hasilnya, “Duty Free” begitu koleksi musim semi dan panasnya berjudul, merupakan hasil perenungan yang melebur warisan Afrika dan harapan Amerika ke dalam tampilan yang kontemporer.
Mengambil tempat di lapangan basket, Off-White menawarkan karya-karya yang sporty dengan kedalaman budaya. Jaket-jaket atletik dipadu dengan rok melayang yang seksi menjadi pembuka. Detail leher V berujung di atas pusar yang terlihat banyak di berbagai panggung runway juga tak luput dari olahan label ini. Seksi, tegas, dan cekatan, begitulah pesan yang disampaikan. Mary J. Blige, Camila Cabello, dan supermodel Alessandra Ambrosio yang menghadiri show tampaknya setuju dengan pesan ini.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.