Militer Israel mengumumkan kematian seorang komandan brigade dalam sebuah ledakan di Gaza utara. Dia tewas di lokasi pasukan Israel terlibat dalam serangan besar-besaran yang menargetkan Hamas.

Dilansir AFP, Senin (21/10/2024), Kolonel Ahsan Daksa (41), komandan Brigade ke-401, tewas di daerah Jabalia ketika sebuah bahan peledak menghantamnya saat ia meninggalkan tanknya. Hal itu diungkap juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah pengarahan.

Hagari mengatakan bahwa komandan batalion lainnya dan dua perwira terluka ringan dalam insiden itu.

"Mereka melangkah keluar untuk mengamati daerah itu dan terkena bahan peledak," katanya.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa Daksa tewas saat melawan Hamas.

Daksa adalah anggota komunitas Druze dan diangkat menjadi komandan brigade empat bulan lalu. Ia adalah salah satu komandan militer paling senior yang tewas dalam perang Gaza selama setahun.

Hagari mengatakan Brigade yang dikamandoi Daksa memimpin serangan di Jabalia.

Pasukan Israel melancarkan serangan darat dan udara yang mematikan di Jabalia dan wilayah lain di Gaza utara pada 6 Oktober, yang menurut militer bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali.

Badan pertahanan sipil di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa lebih dari 400 orang tewas dalam serangan selama dua minggu itu. Serangan itu masih berlangsung pada hari Minggu.

Daksa telah mendapat penghargaan karena menyelamatkan tentara yang terluka selama perang Israel tahun 2006 melawan Hizbullah. Kedua belah pihak saat ini kembali berperang di Lebanon.

Presiden Israel Isaac Herzog menyebut Daksa pahlawan. Dia mengatakan kematiannya merupakan 'kerugian bagi Israel dan masyarakat Israel'.

Kematiannya menambah jumlah korban tewas militer Israel menjadi 358 dalam operasi di Gaza sejak dimulainya serangan darat di wilayah Palestina pada 27 Oktober 2023.