Ikan Beliak Mata di Lingga Kepri Melimpah, Incaran Para Pembuat Bakso dan Pempek
Septyan Mulia Rohman October 21, 2024 03:30 PM

TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Nelayan di Pasir Kuning, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) punya cerita sendiri dalam mencari nafkah.

Salah satunya bagi Yusri dan rekannya, saat turut melaut hampir setiap hari.

Mereka tampak melepaskan ikan yang didapatkan dari hasil menjaring di atas pompong atau perahunya usai pulang melaut, Senin (21/10/2024) pagi.

Yusri mengungkapkan, bahwa di wilayah perairan Kecamatan Singkep saat ini tangkapan hasil laut cukup melimpah.

"Ini lagi kena musim barat, dalam beberapa hari ini dapat lebih banyak dari hari ini biasanya," ungkap Yusri, saat ditemui Tribunbatam.id.

Dalam musim barat ini lanjutnya, ikan beliak mata lebih banyak didapatkan dan dibeli warga setempat.

NELAYAN LINGGA - Nelayan saat mengambil hasil tangkapan ikan dari jaring di atas pompong di Pasir Kuning, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Senin (21/10/2024).
NELAYAN LINGGA - Nelayan saat mengambil hasil tangkapan ikan dari jaring di atas pompong di Pasir Kuning, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Senin (21/10/2024). (TribunBatam.id/Febriyuanda)

"Kalau sekarang banyak ikan beliak mata, paling rendah jual Rp 7 ribu sekilo, kalau biasanya harga bisa Rp 10-12 ribu," terangnya.

Yusri juga menjelaskan, ikan beliak mata juga menjadi incaran pembuat bakso ataupun pempek.

Ia pun menjual hasi tangkapannya itu di samping rumahnya, dengan warga tampak berdatangan membeli ikan beliak mata.

Jika terkena tangkapan besar, nelayan pun sering menjualnya ke tauke.

Meski begitu, dirinya mengungkapkan, bahwa saat ini cuaca tak menentu.

Sehingga nelayan harus meningkatkan kewaspadaannya sebelum turun melaut.

"Kami pun menjaring subuh tadi kena hujan lebat dan angin kuat juga. Karena melihat cuaca tampak buruk, kami pulang cepat. Pokoknya saat ini angin pancaroba, tak bisa diprediksi," terangnya.

Biasanya saat bepergian melaut, dirinya atau nelayan lain turun pada dini hari sekira pukul 03.00 WIB dan pulang pada pagi hari.

Cuaca tak menentu menjadi tantangan nelayan setempat, untuk mencari nafkah.

"Alhamdulillah kalau untuk seminggu ini, hasil tangkapan cukup melimpah," tambahnya. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.