Inovasi Teknologi Kesehatan dalam Islam: Antara Etika dan Modernisasi
Fajar Satrio Ankie Haga October 21, 2024 11:00 PM
Inovasi teknologi adalah hal yang terus dikembangkan hingga saat ini. Perkembangan teknologi terus terjadi di semua bidang kehidupan, terkhusus bidang kesehatan. Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat menawarkan kemudahan bagi manusia untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Mulai dari telemedicine hingga kecerdasan buatan (AI), dan penggunaan teknologi robotik dalam praktik bedah adalah bukti perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat.
Segala kemudahan ini memberikan tantangan baru dalam penerapan ajaran Islam. Tantangan terbesar terletak pada bagaimana kita menyelaraskan dan menyeimbangkan antara modernisasi dengan penerapan prinsip-prinsip etika yang terkandung dalam ajaran agama Islam. Kemudian muncul pertanyaan nih, apakah inovasi teknologi yang ada memberikan manfaat dan sesuai dengan ajaran Islam? atau malah sebaliknya?

Islam dan Pentingnya Kesehatan

Dalam Islam, kesehatan adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT berikan. Nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa kesehatan adalah hal yang penting. Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?" Nabi saw menjawab, "Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya." Oleh karena itu, Islam sangat mendukung perkembangan teknologi yang ada.
Namun, dalam konteks modernisasi saat ini, muncul pertanyaan tentang sejauh mana inovasi teknologi kesehatan ini dapat diterima oleh ajaran Islam. Apakah inovasi teknologi kesehatan yang ada sesuai dengan norma agama? Prinsip-prinsip dalam Islam bisa kita gunakan untuk menilai sejauh mana inovasi teknologi dapat kita ikuti dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Modernisasi Teknologi Kesehatan dan Dampaknya

Inovasi teknologi kesehatan yang ada memberikan banyak kemudahan dan solusi untuk mengatasi kesehatan saat ini. Seperti penggunaan AI dalam diagnosis medis, teknologi reproduksi (bayi tabung), pencangkokan organ, rekayasa genetika, robot bedah, dan lain-lain. Contohnya adalah Telemedicine yang memudahkan untuk akses pelayanan Kesehatan di daerah terpencil. Kemudian penggunaan AI dalam pengaksesan data-data kesehatan yang memudahkan dalam pengelolaan data, dan meningkatkan efektivitas, serta meminimalkan kesalahan manusia.
Namun, inovasi teknologi tidak bisa dipisahkan dari pertanyaan tentang bagaimana penerapan inovasi teknologi tersebut sesuai dengan etika dan norma dalam Islam. Sebagai conoh, penelitian tentang rekayasa genetika yang melibatkan modifikasi DNA manusia yang menimbulkan kekhawatiran tentang apakah hal ini bertentangan dengan prinsip bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna.

Tantangan Etika dalam Inovasi Teknologi Kesehatan

Dalam Islam sangat mendukung adanya inovasi teknologi kesehatan yang sesuai dengan syariat. Namun, dalam penerapannya banyak memunculkan tantangan etika loh teman-teman, di antaranya yaitu:
1. Penggunaan Teknologi Kesehatan untuk Kebaikan atau Keburukan
Dalam penerapan teknologi harus didasarkaan untuk tujuan yang mendatangkan kebaikan, bukan malah untuk tujuan keburukan dan tindak kejahatan. Misalnya, pengembangan senjata biologis pemusnah massal atau teknologi kesehatan yang dapat merusak lingkungan. Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan syariat Islam, dan sudah seharusnya untuk tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Privasi dan Pengawasan
Dengan perkembangan teknologi kesehatan seperti aplikasi kesehatan, rekam medis digital, data-data kesehatan digital, muncul masalah terkait privasi data. Dalam Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi privasi seseorang, dan penyalahgunaan data pribadi seperti data kesehatan dapat melanggar hak asasi manusia yang dilindungi oleh agama dan undang-undang.
3. Modifikasi Genetik dan Bioteknologi
Penggunaan teknologi seperti rekaya genetika dan bioteknologi harus diperiksa dan disesuaikan dengan norma-norma dalam Islam. Pengubahan ciptaan Allah SWT secara tidak etis dan tidak untuk keperluan medis bisa berakibat melanggar etika dan nomal keagamaan.
4. Penggunaan Organ Donor dan Transplantasi
Islam memperbolehkan transplantasi organ jika untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Namun ada tantangan etis terkait dengan pengambilan organ, terutama dalam pengambilan organ dari orang yang sudah meninggal. Pengambilan organ dari seseorang yang sudah meninggal harus dilakukan dengan tetap menjaga kehormatan jenazah.
5. Reproduksi Buatan dan Teknologi Fertilisasi
Teknologi reproduksi in vitro (IVF), ibu pengganti, dan kloning manusia menimbulkan tantangan etis dalam penerapan inovasi teknologi kesehatan. Dalam islam, kehamilan harus dari pernikahan yang sah. Teknologi yang melibatkan pihak ketiga seperti donor sperma dan ibu pengganti menimbulkan masalah terkait dengan nasab (garis keturunan) dan norma-norma dalam Islam.
6. Penggunaan Teknologi dalam Kematian
Dalam islam, kehidupan dan kematian adalah hal yang diatur oleh Allah SWT. Hanya Dia yang berhak memberikan kehidupan dan mengambil nyawa seseorang. Penggunaan teknologi kesehatan yang dapat memperpanjang atau mempersingkat kehidupan dan penghentian dukungan hidup dapat menimbulkan masalah etnis dan penerapan prinsip-prinsip islam dalam inovasi teknologi kesehatan.

Mencari Keseimbangan antara Etika dan Kemajuan Teknologi Kesehatan

Dalam menghadapi perkembangan inovasi teknologi kesehatan kita harus menyaring dan memilih, teknologi mana yang boleh dan tidak boleh kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan kita bagaimana cara menyaring teknologi. Teknologi kesehatan yang kita pilih harus memberikan dampak positif untuk diri kita sendiri maupun untuk lingkungan. Teknologi kesehatan yang dapat memberikan pengaruh dan dampak negative untuk diri sendiri dan lingkungan sudah seharusnya kita hindari. Dengan kita menyaring dan memilih inovasi teknologi kesehatan yang ada, maka kita bisa meminimalisir adanya pelanggaran etika dan norma keagamaan dalam penerapannya.

Kesimpulan

Inovasi teknologi kesehatan menawarkan potensi besar dan kemudahan yang bisa meningkatkan kualitas hidup umat manusia, termasuk umat Islam. Namun, dalam menghadapi modernisasi ini, umat islam harus mempertimbangkan aspek-aspek keagamaan, moral, dan etika dalam penerapannya. Dengan adanya syariat dan ajaran agama yang jelas, diharapkan teknologi kesehatan dapat terus berkembang tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam yang mendasari kehidupan manusia.
Fajar Satrio Ankie Haga
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.