Dukung Musisi Muda, Fase Event Hadirkan Rhapsodie Indonesia Piano Competition
GH News October 29, 2024 02:05 AM
JAKARTA - Sejak didirikan pada tahun 2013, Fase Event telah berkomitmen untuk mendukung dunia pendidikan musik di Indonesia. Fase Event memulai langkahnya di industri musik dengan fokus pada penyelenggaraan acara-acara yang netral.

"Kami bukan bagian dari institusi tertentu, sehingga acara yang kami selenggarakan terbuka untuk semua guru musik, baik yang mengajar secara pribadi maupun di sekolah musik," ujar Jessica Gianina, Founder Fase Event. Dukungan dari para guru menjadi pilar utama yang membuat Fase Event terus berkembang hingga saat ini.

Sejak berdiri, Fase Event telah menangani ratusan acara musik di seluruh Indonesia. Acara pertama yang mereka adakan adalah “Indonesia Piano Competition” di Medan. Event tersebut menjadi langkah awal Fase Event untuk terus berkarya di industri ini. Salah satu pencapaian terbesar mereka adalah penyelenggaraan “Rhapsodie Music Festival”, yang mencakup berbagai kompetisi musik seperti choir, marching band, vokal, dan piano. Acara ini menjadi salah satu festival musik terbesar yang pernah diselenggarakan oleh Fase Event.

"Sejak awal, kami bersyukur selalu ada minat masyarakat Indonesia yang besar terhadap musik, terutama dari dunia pendidikan musik," tambah Jessica.

"Ternyata musik klasik juga mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan musik pop. Musik klasik semakin berkembang dan semakin banyak diminati oleh generasi muda," sambungnya.



Tidak hanya di tingkat nasional, Fase Event juga memperluas jangkauannya dengan berpartner dengan Federation of International Music Organizer (FIMO) untuk menyelenggarakan acara-acara khususnya di tingkat internasional. Melihat antusiasme dan perkembangan jumlah peserta yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Jessica menyatakan bahwa musik menjadi salah satu aktivitas nonakademis yang diminati oleh banyak orang tua untuk anak-anak mereka.

"Kami ingin membantu semakin banyak anak-anak Indonesia yang belajar musik agar memiliki panggung yang proper untuk tampil. Fase Event menjadi sarana bagi mereka untuk berkompetisi, tampil dalam konser, dan bahkan mencapai tingkat internasional," jelas Jessica.

Dengan semangat untuk terus mendukung bakat-bakat muda di dunia musik, Fase Event berharap dapat menjadi wadah bagi para musisi Indonesia untuk berkembang, berkompetisi, dan bersinar di panggung nasional maupun internasional.

Tentang Rhapsodie Indonesia Piano Competition 2024

Tahun ini Fase Event kembali menyelenggarakan Rhapsodie Indonesia Piano Competition (RIPC) 2024, salah satu ajang kompetisi piano terbesar di Indonesia ini kembali digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD.

Kompetisi ini terus menarik perhatian ribuan pianis muda berbakat. Tahun ini, total ada 7,000 orang yang hadir di acara RIPC Vol.1 dan RIPC Vol.2 yang terdiri dari orang tua, penonton dan yang terpenting para peserta yang bersaing memperebutkan gelar juara serta kesempatan tampil di panggung internasional.



Rhapsodie International Piano Competition (RIPC) tahun ini menghadirkan konsep yang terinspirasi dari dua negara destinasi pemenang: Singapore dan Korea. Para pemenang kompetisi ini, dari peringkat 1 hingga 6, akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam empat ajang internasional bergengsi, yakni Beijing Open Competition, Bangkok International Piano Competition, Korean Music Festival 2025 dan Singapore Golden Lion Award International Music Arts Festival 2025.

Kesempatan ini adalah kali pertama kompetisi piano di Indonesia menawarkan jalur kualifikasi langsung ke empat event musik besar dunia, yang tentunya akan semakin memotivasi peserta untuk memberikan penampilan terbaik mereka.

Menurut Ibu Nurul Hidayah, Event Manager dari Fase Event yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan acara ini, diperlukan waktu antara 6 hingga 9 bulan untuk mempersiapkan RIPC 2024. "Persiapan acara ini mencakup banyak tahap, mulai dari menentukan konsep, strategi pemasaran, hingga promosi yang menyasar sekolah musik, guru, dan orang tua murid," ungkap Nurul.

RIPC kini telah menjadi ajang musik terbesar di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan musik. Genre musik klasik yang menjadi fokus dari kompetisi ini kian diminati oleh para pianis muda di Indonesia, yang semakin bersemangat mengembangkan bakat mereka di kancah nasional maupun internasional.

Dengan dukungan dari berbagai komunitas dan pengajar musik di Indonesia, RIPC 2024 diharapkan mampu menjadi platform penting bagi perkembangan generasi pianis muda tanah air serta memperkuat posisi Indonesia di musik internasional.



Profil Juri Berkelas Internasional

Kompetisi ini akan dinilai oleh juri ternama dengan latar belakang musik yang kuat. Kompetensi dari para juri sangat mumpuni dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Berikut adalah list Juri di Rhapsodie Indonesia Piano Competition 2024:

1. Matthew Hansel, MA adalah Dosen di Universitas Pelita Harapan, Matthew menyelesaikan Bachelor of Music di Zuyd University of Applied Science dan Master of Music di Durham University.

2. Akina Selena, M.Mus adalah lulusan Bachelor of Music dari Universitas Pelita Harapan dan Master of Music dari Boston University. Ia juga merupakan pendiri Fugato Piano, serta guru yang berpengalaman dalam mengajar pianis muda di Indonesia.

3. William Bunjamin, M.Mus adalah lulusan Bachelor of Music di Universitas Pelita Harapan dan Master of Music di Baylor University. Ia telah tampil di berbagai kompetisi internasional, termasuk di Alberti International Piano Competition.

4. Asst. Prof. Alberto Firrincieli seorang pianis, harpsichordist, dan komposer asal Italia yang kini mengajar di Department of Music Performance di Assumption University of Thailand. Alberto juga adalah pendiri IKA – International Keyboard Academpy dan Artistic Director dari Bangkok International Piano Festival.

5. Vivianne Laurence, M.Mus meraih Master of Music in Piano Performance dari Manhattan School of Music dan Bachelor of Arts in Music dari Lasalle College Singapura. Vivianne telah memenangkan berbagai penghargaan seperti Gold Award di 5th WPTA Finland Piano Competition dan 3rd Prize di International Music Competition Bonn “Grand Prize Virtuoso”.

6. Kun Ming, M.Mus musisi dari Malaysia, merupakan lulusan dari Royal Welsh College of Music & Drama (RWCMD) Cardiff dengan predikat sangat memuaskan setelah menyelesaikan gelar masternya di bidang pertunjukan musik dan dianugerahi Penghargaan Instrumen Brian Gilbert sebagai salah satu peraih nilai tertinggi. Sebelumnya, ia menyelesaikan Sarjana Musik Klasik (Hons.) di Universitas UCSI.

7. Esti Utami Prabowo, M.Mus mendapatkan gelar Master of Music “Piano Performance” di Towson University di bawah bimbingan Dr. Eva Mengelkoch dan Prof. Reynaldo Reyes. Selama disana, ia juga menjadi teaching assistant di Jurusan Teori Musik, Towson University. Selain itu Esti juga mendapatkan berbagai penghargaan seperti Award for Promising Performance, Golden Awards for Salfeggio, Award for Excellent Technique, dan Award for Outstanding Performance.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.