BEIRUT - Siaran pers Lebanon Al-Jadeed melaporkan utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Amos Hochstein, "meminta Lebanon mengumumkan gencatan senjata sepihak sebelum keberangkatannya ke Tel Aviv, yang bertujuan memberikan tekanan kepada Israel agar membalas."
Menurut laporan tersebut, "Lebanon menegakkan posisinya, bersikeras kedua belah pihak harus menyetujui gencatan senjata untuk memulai negosiasi penerapan Resolusi 1701. Hingga saat ini, belum ada komunikasi dari atau dengan Hochstein."
Siaran pers publik Israel Kan melaporkan selama pertemuan dengan Hochstein, Israel akan bersikeras atas haknya untuk menargetkan Hizbullah "dalam rangka membela diri terhadap ancaman yang akan segera terjadi terhadap Israel" dan mengizinkan pesawat tempurnya untuk terus terbang di atas Lebanon untuk "intelijen, pengawasan, dan pengintaian".
Dengan demikian, memungkinkan negara kolonial Israel tersebut untuk melanggar kedaulatan Lebanon sesuka hati, suatu tindakan yang jelas akan ditolak Beirut.
Resolusi PBB 1701, yang mengakhiri perang Israel tahun 2006 di Lebanon, menyerukan agar Lebanon selatan bebas dari pasukan atau senjata apa pun selain milik negara Lebanon.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati pada hari Jumat (1/11/2024) membantah laporan Reuters yang mengatakan AS telah meminta Lebanon mengumumkan gencatan senjata sepihak.
Laporan Reuters itu muncul setelah dua sumber mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa seorang utusan AS telah mengajukan permintaan untuk menyuntikkan momentum ke dalam pembicaraan yang macet mengenai kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel.
Dalam pernyataan kepada Reuters, kantor Mikati mengatakan sikap pemerintah jelas dalam mengupayakan gencatan senjata dari kedua belah pihak dan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri putaran terakhir konflik antara kedua musuh bebuyutan tersebut pada tahun 2006.