TRIBUNJAKARTA.COM - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun dan Pramono Anung bicara mengenai survei Litbang Kompas.
Dimana, elektabilitas Ridwan Kamil dengan Pramono Anung bersaing ketat jelang Pilkada Jakarta 2024.
Sedangkan, Calon Gubernur Jakarta via jalur independen Dharma Pongrekun berada di posisi buncit.
Dari ketiga calon Gubernur Jakarta tersebut, ada satu cagub yang merasa menjadi anak tiri.
Reaksi Ridwan Kamil
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil menyebut hasil survei bukan penentu hasil di Pilkada 2024.
“Survei itu pembaca mood hari ini, bukan penentu takdir. Takdir itu dijemput dengan kita kerja-kerja maksimal,” ucapnya saat ditemui di kawasan Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).
Menurutnya, kontestasi sehat, adu program, serta kedewasaan dalam menyikapi dinamika jauh lebih penting dalam menciptakan iklim demokrasi di Indonesia.
Untuk itu, Ridwan Kamil memilih untuk menyikapi setiap hasil survei dengan lebih tenang dan fokus bekerja.
Apalagi, setiap lembaga survei disebutnya memiliki metode dan caranya masing-masing dalam setiap membuat jajak pendapat.
“Yang namanya survei itu selalu naik turun, berbeda-beda. Survei itu dinamikanya bisa sampai minggu per minggu ya,” ujarnya.
Oleh sebab itu, eks Gubernur Jawa Barat ini mengaku lebih ingin fokus bekerja di sisa masa kampanye Pilkada Jakarta 2024.
Ia pun mengaku masih terus mengejar suara warga Jakarta yang sampai saat ini belum menentukan pilihannya.
Sebab, jumlahnya cukup besar, Litbang Kompas menyebut, angkanya di atas 20 persen.
“Saya enggak bisa merespon (hasil survei Litbang Kompas) terlalu detail. Tapi yang penting bagi kami, survei itu menjadi evaluasi. Mau baik, mau kurang baik jawabannya sama, teruslah berkampanye, menyosialisasikan sampai akhir waktu,” tuturnya.
Respon Dharma Pongrekun
Sedangkan, Cagub Jakarta Dharma Pongrekun meragukan hasil survei yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survei.
Menurut Dharma, dia merasa dianaktirikan oleh lembaga survei yang menempatkan paslon Dharma-Kun di posisi rendah.
"Kami memang dianaktirikan, karena apa? Kami tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi lembaga survei untuk menaikkan angka yang ditulisnya, karena ini angka kan hanya dituliskan," kata Dharma Pongrekun di Gang Saimih, RT 02/06, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).
Dharma menilai bahwa survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga tidak dilakukan secara terbuka kepada masyarakat.
"Tetapi sampel yang disurvei tidak dibuka, kemudian pertanyaan-pertanyaannya juga tidak dibuka, tidak mengerti. Terus si pendananya, pendanaannya juga tidak dibuka. Jadi biarlah mereka melakukan, ini kan semacam penggiringan opini," ungkapnya.
Meski demikian, Dharma meyakinkan rakyat Jakarta bahwa mereka sudah cerdas dalam melihat hasil survei dari sejumlah lembaga.
"Karena dari lembaga survei yang satu dengan yang lain, itu tergantung siapa yang ada di belakang. Kita bisa melihat, makanya kan mereka ada yang kena kode etik," ucapnya.
Reaksi Pramono Anung
Sementara itu, Cagub Jakarta Pramono Anung mengaku tidak mau terlena dengan hasil survei Litbang Kompas yang menempatkan elektabilitasnya bersama Rano Karno ungguk atas dua pesaingnya.
Pram menegaskan akan tetap bekerja keras agar tren kenaikan elektabilitas ini terus terjaga.
Apalagi, dalam survei Litbang Kompas, angka yang belum menentukan pilihannya masih cukup tinggi yakni di angka 23,8 persen.
"Ya yang pertama saya udah membaca tadi pagi, Tidak akan merubah apapun yang akan saya lakukan. Saya tetap fight. Saya tetap akan konsolidasi ke bawah," kata Pram saat berkampanye di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024).
Pram pun menegaskan dirinya akan tetap berkampanye di banyak titik tiap harinya mengingat pemungutan suara bakal digelar tiga pekan ke depan.
"Jadwal saya tidak akan berkurang karena saya tahu ini masih 22 hari sehingga apapun masih bisa terjadi.
Tetapi yang jelas dari hasil survei itu terlihat bahwa apa yang kami lakukan saya dan Bang Doel itu, sudah on the right track. Dari yang tidak diperhitungkan sama sekali, Sekarang ada di angka 38,4 persen," kata Pram.
Selain itu, politisi senior PDIP ini juga meminta kepada para tim suksesnya untuk terus bekerja keras tanpa mencampuri yang menjadi ranah lawan politiknya.
"Saya nggak mau sama sekali di tim saya, misalnya statement urusan hal-hal yang sedang menjadi debatable di pasangan nomor 1 atau nomor 2, sama sekali saya nggak mau," kata Pram.
Karenanya, Pram juga berulangkali tak mau berkomentar terkait lawan politiknya, diantaranya saat dimintai pendapatnya mengenai candaan janda kaya yang diucapkan Cawagub Suswono maupun saat Cagub Ridwan Kamil bertemu Presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
"Karena bagi saya itu prinsip, bahwa dalam pilgub ini Sekali lagi saya katakan lawan saya adalah diri saya sendiri," kata Pram.
Survei Litbang Kompas
Temuan Litbang Kompas, elektabilitas paslon nomor 3, Parmono Anung-Rano Karno berhasil mengungguli paslon nomor 1, Ridwan Kamil (RK)-Suswono.
Angka keterpilihan Pramono-Rano mencapai 38,3 persen, sedangkan RK-Suswono sedikit di bawahnya, yakni 34,6 persen.
Sedangkan paslon nomor 2, Dharma Pongrekun-Kun Kun Wardana Abyoto hanya mendapat elektabilitas 3,3 persen.
Sementara itu, pemilih Jakarta yang belum menentukan pilihan angkanya cukup besar, mencapai 23,8 persen.
Survei ini dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 800 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jakarta.
Menggunakan metode ini, tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).