Dalam kejutan besar, Donald Trump dari Partai Republik berhasil merebut kursi Presiden AS pada pemilihan 2024, mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat. Kemenangan ini menandai kembalinya Trump setelah empat tahun meninggalkan Gedung Putih. Trump membuktikan diri sebagai sosok yang tetap punya daya tarik kuat di berbagai kalangan pemilih, bahkan di tengah berbagai tantangan.
Pemilihan Presiden AS menggunakan sistem Electoral College, di mana setiap negara bagian punya jumlah suara elektoral yang berbeda-beda, tergantung dari jumlah penduduknya. Untuk menang, seorang kandidat butuh minimal 270 suara dari total 538 suara elektoral. Kemenangan Trump ini didorong oleh performa gemilangnya di beberapa negara bagian penting, seperti Florida, Texas, Ohio, dan Georgia. Negara-negara bagian yang biasanya cukup ketat ini, ternyata memberikan dukungan besar untuk Trump, membuka jalannya kembali ke Gedung Putih. Tak hanya itu, Trump juga menguasai negara bagian konservatif seperti Alabama, Alaska, dan Wyoming, yang makin memperkecil peluang Kamala Harris.
Sementara itu, Kamala Harris berhasil meraih dukungan di beberapa negara bagian besar, seperti California, Virginia, New Jersey, Maryland, New York, Illinois, Massachusetts, Connecticut, Michigan, dan Washington, yang jadi basis kuat pendukungnya.
Salah satu kunci kesuksesan Trump adalah keberhasilannya meraih dukungan besar dari pemilih Hispanik, yang meningkat signifikan dari 32% pada pemilihan 2020 menjadi 45% kali ini. Sebaliknya, Harris kehilangan sedikit dukungan di kelompok ini, hanya meraih 53% dibandingkan dengan sebelumnya. Trump berhasil menarik perhatian kelompok ini, terutama di negara bagian swing seperti Florida dan Texas, yang memiliki populasi Hispanik cukup besar.
Masalah ekonomi jadi perhatian utama banyak pemilih, dengan 31% responden mengatakan ini adalah isu terbesar bagi mereka. Trump berhasil memanfaatkan ini dengan meraih 79% suara dari pemilih yang memprioritaskan ekonomi, jauh meninggalkan Harris yang hanya mendapat 20%. Selain itu, 45% pemilih merasa kondisi finansial mereka memburuk dalam empat tahun terakhir, dan Trump berhasil meraih 80% dukungan dari kelompok ini, yang menunjukkan bahwa banyak yang berharap ia bisa mengembalikan kondisi ekonomi seperti semula.
Donald Trump, yang lahir pada 14 Juni 1946 di New York, adalah seorang pengusaha berusia 78 tahun, tokoh real estat, dan mantan selebriti televisi. Lulusan dari Wharton School Universitas Pennsylvania, Trump menjabat sebagai presiden AS ke-45 dari 2017 hingga 2021. Dikenal dengan gaya politiknya yang khas, kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan menegaskan pengaruh pesan populisnya yang tetap kuat dan cengkeramannya terhadap Partai Republik. Kemenangannya diperkirakan akan merombak lanskap politik AS dalam beberapa tahun ke depan.