BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penghapusan kredit macet pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), nelayan dan petani oleh Presiden Prabowo Subianto memberikan angin segar bagi nelayan dan petani di Kabupaten Tanahlaut (Tala).
“Kalau ini benar keputusan dari Pak Presiden, ulun (saya) sebagai nelayan sangat berterima kasih. Begitu juga teman-teman,” ucap Bambang, nelayan Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung, Rabu (6/11).
Bambang mengaku termasuk salah satu nelayan yang kesulitan membayar cicilan di bank. Sisa pinjamannya masih dua tahun lagi. Nominal cicilannya Rp 1,5 juta per bulan.
Kadang dirinya bisa mencicil, kadang tidak. Karena penghasilannya merosot, pihak bank memberi mengurangi cicilan menjadi Rp 850 ribu sebulan. Ini pun kadang tidak mampu dibayarnya.
Ia mengatakan di kampungnya ada sejumlah nelayan lain yang juga kesulitan membayar cicilan kredit usaha. Apalagi saat ini penghasilan melaut tak seberapa. “Sangat terpuruk untuk kami saat ini,” tandas Bambang.
Bambang bahkan mengaku sempat tak bisa bayar rekening listrik hingga meteran di rumahnya dicabut petugas. “Sempat setengah bulan tak berlistrik. Alhamdulillah dapat pinjaman uang dari keluarga sehingga bisa bayar tunggakan dan meter listrik dapat dipasang lagi,” sebutnya.
Senada diutarakan petani Samsul Bahri. “Sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah,” ucapnya.
Ia mengatakan beberapa pekebun pada kelompok taninya ada yang memiliki utang plasma (sawit). “Ini macet karena Covid-19,” paparnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Tala M Faried Widyatmoko ketika dikonfirmasi mengatakan belum ada informasi mengenai kebijakan penghapusan kredit yang dituangkan Presiden dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 pada tanggal 5 November.
Apakah ada data petani yang mengalami kredit macet di bank? “Kami belum dapat data untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kalau Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mungkin masih ada data. Kalau Kredit Ketahanan Pangan (KKP) jagung masih ada yang bermasalah. Coba nanti kami koordinasi dengan bank,” sebutnya.
Senada disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Tala H Achmad Taufik. “Belum ada arahan, baik dari Kementerian khususnya KKP maupun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel,” sebutnya.
Apakah ada data nelayan yang mengalami kredit macet di bank? “Masih kami data,” ucap Taufik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Tanaman Pangan dan Holtikultura (DKP2TPH) Kabupaten Tabalong Fahrul Raji juga menyatakan belum mendapatkan informasi resmi. Kendati demikian pihaknya kesiapan kebijakan tersebut. “Kelompok tani (poktan) pasti juga menyambut gembira,” katanya.
Di Tabalong saat ini terdapat sekitar 873 poktan yang tersebar di 12 kecamatan. Masing-masing poktan bisa beranggotakan 15 orang.
Mengenai ada tidaknya poktan atau anggotanya yang memiliki utang, Fahrul belum bisa memastikan karena belum ada mendatanya.
Namun pada 1990-an memang ada program Kredit Usaha Tani (KUT) yang disalurkan bank.
Sehingga kalau ada petani yang masih miliki utang, pasti mereka sangat mendukung kebijakan penghapusan.
Surya, pedagang mainan di pasar malam di Banjarmasin, juga mengaku senang jika pinjamannya di bank dihapus atau diringankan.
Dia mengungkapkan persaingan harga membuat keuntungan menipis. “Keuntungan paling Rp 2000. Padahal modal satu mainan bisa sampai Rp 50 ribu,” ujarnya lirih, Selasa.
Menurutnya, bagi pemodal besar untung kecil tidak mengapa. Namun bagi pedagang kecil untung kecil tidak cukup untuk keperluan sehari-hari.
Dia mengaku meminjam ke bank untuk modal berjualan. “Saat Covid tidak bisa berjualan. Modal pun habis untuk makan,” ujarnya.
Setelah Covid berlalu, Surya pinjam modal usaha ke saudara. Sedangkan untuk mencicil pinjaman di bank, sampai sekarang tak bisa dilakukannya.
Rara, pedagang kuliner di Jalan Palam Raya, Banjarbaru, juga mengungkapkan penanganan Covid membuatnya terpuruk karena tidak bisa berjualan.
“Modal usaha pinjaman dari bank habis. Saat itu tidak ada penghapusan pinjaman. Hanya mendapat keringan penundaan pembayaran,” ujarnya.
Kesedihan semakin bertambah saat suami meninggal. “Untungnya dapat bantuan dari LazisMu sehingga bisa kembali berjualan dengan mendapatkan tempat usaha dan permodalan,” ungkapnya. (roy/roy/dea)