Laporan Wartawan TribunSolo.con, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Iwan Kurniawan Lukminto mengakui keluar masuk barang distribusi PT Sritex mengalami kendala.
Hal itu diakui saat diskusi dengan Komisi VII DPR RI di gedung serbaguna PT Sritex.
Menurut Wawan (Iwan) kendala ini disebabkan oleh kurator yang diduga mengulur-ngulur waktu.
Sebagai informasi, sesuai dengan Undang-Undang 37 tahun 2004 menyebut sebagai akibat dari keadaan pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, debitur kehilangan hak untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit, dan oleh karena itu kewenangan pengelolaan harta pailit jatuh ke tangan kurator.
Atas undang-undang, mengakibatkan adanya transisi kepemilikan dari pemilik sebelumnya menjadi kepemilikan kurator sangat mengganggu operasi distribusi PT sritex.
"Dalam masa transisi ini banyak goncangan-goncangan, adanya fasilitas fasilitas yang dibekukan sehingga tidak memungkinkan kita bekerja secara normal," kata Wawan, Kamis (7/11/2024).
Wawan juga menyebut, adanya pihak-pihak yang tidak kooperatif yang diduga mengulur-ngulur waktu.
"Misalnya manejemen kurator yang kami nilai mengulur-ngulur waktu, tidak memberikan kepastian kepada kami, tidak memberikan kepastian kepada seluruh pekerja kami, bagaimana nasib mereka (Karyawan)," terangnya.
Lebih lanjut, Wawan juga menyebut PT Sritex merupakan perusahaan yang sehat apabila kebijakan-kebijakan kurator tidak berdasarkan keberlanjutan usaha.
"Kurator hanya fokus bagaimana menglikuitdasi (mencairkan) aset kami, perusahaan sehat jadi sakit jadi ambruk, di sini kami informasikan memang dari keluar masuk barang kami masih mengalami kendala," terangnya.
Dengan kendala tersebut, wawan sebagai Direktur utama PT Sritex mengakui meliburkan beberapa karyawan.
"Di sini kami sampaikan mau tidak mau kami juga harus meliburkan berapa karyawan-karyawan kami, karena memang bahan baku sudah tidak bisa masuk lagi, dan kita pun juga tidak bisa melakukan penjualan keluar,"lanjutnya.
Wawan menegaskan kebijakan ini semua di tangan kurator, yang dinilai kinerja mereka sangat lambat dan tidak berpihak kepada keberlanjutan usaha.
"Kurator Hanya fokus menglikuitdasi aset-aset kami, ini yang perlu kami suarakan, kami ingin hidup, kami ingin kembali normal dan kami ingin terus berkontribusi untuk perekonomian daerah yang nanti kontribusi perekonomian nasional," terang Wawan.
Sementara itu, Wawan mengibaratkan seperti orang sehat darahnya mengalir keluar dan berakhir kematian.
"Katakanlah kami orang sehat darahnya mengucur keluar terus menerus lama-lama mati, dan ini harus segera kita stop untuk pendarahan ini," tandasnya.
Wawan menambahkan atas kejadian ini juga menunjukan siapa kawan siapa lawan.
(*)