Kemensos harus berada di garis depan dalam proses graduasi kemiskinan. Kita memiliki tugas untuk membuat rakyat tersenyum dan sejahtera
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo mengingatkan jajaran pilar sosial di wilayah Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait peran penting Kementerian Sosial dalam upaya menurunkan angka kemiskinan dan mengupayakan kesejahteraan rakyat.
“Kemensos harus berada di garis depan dalam proses graduasi kemiskinan. Kita memiliki tugas untuk membuat rakyat tersenyum dan sejahtera,” kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Kamis.
Sebagai bagian dari pesan presiden, lanjutnya, ia juga mengingatkan terkait data kemiskinan yang akurat dan terintegrasi.
Hal tersebut sangat penting agar pemberian bantuan sosial dapat tepat sasaran. Oleh karena itu, ia juga berpesan terkait masalah data kemiskinan di wilayah Kupang yang masih perlu dibenahi.
Selain itu, ia juga menerangkan kepada pilar-pilar sosial di wilayah Kupang beberapa program prioritas dari Kemensos selain akurasi dan integrasi data.
Program tersebut ialah seperti Kampung Nelayan Sejahtera di Indramayu sebagai kampung percontohan yang diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar dan menindak tegas lembaga kesejahteraan sosial (LKS) yang tidak memiliki izin.
Wamensos juga mengatakan kunjungan hari itu merupakan rangkaian dalam meninjau penyaluran bantuan bagi korban erupsi Gunung Lewotobi.
“Sentra Efata Kupang adalah yang pertama saya kunjungi, dan saya sangat bahagia bisa bertemu dengan pilar-pilar sosial di sini. Terima kasih atas dedikasinya sebagai garda terdepan dalam penanganan kemiskinan,” ujarnya.
Sebagai informasi, pilar sosial yang hadir pada hari itu terdiri dari pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping Rehabilitasi Sosial, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Agus Zaenal Arifin, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang Paulus Leo, Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Masryani Mansyur, dan Kepala Sentra Efata Tota Oceanna Zonneveld.