Nasib 1 Keluarga Idap Penyakit Kanker, Terkuak karena Kebiasaan saat Mencuci, Dokter: Jarang Terjadi
Mujib Anwar November 08, 2024 04:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Viral satu keluarga sakit kanker gara-gara kebiasaan cara mencuci.

Nasib satu keluarga itu membuat wanita bernama Wei ketakutan.

Wanita 30 tahun asal China itu terkejut mendengar kabar sebuah keluarga menderita kanker karena ada yang salah mencuci pakaian.

Wei merasa bingung dan takut karena ia selalu mencuci pakaian di rumahnya.

Dikutip dari Sanook, Kamis (7/11/2024) via TribunnewsMaker, Wei pun mengajak sang suami berkonsultasi dengan seorang dokter bagian onkologi.

Wei mencari tahu apakah ada hubungan antara mencuci pakaian dan kanker.

Dikatakan dokter, peristiwa tersebut sangat jarang terjadi.

Namun ada beberapa kebiasaan tampaknya sepele dalam kehidupan sehari-hari, bisa menimbulkan efek kesehatan jangka panjang.

Ketika dalam proses mencuci pakaian, ada beberapa kebiasaan buruk yang ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan seseorang.

Berikut ini deretan kebiasaan buruk yang berdampak buruk, bahkan menjadi kanker.

1. Menggunakan larutan pembersih yang berupa zat

Banyak sekali bahan kimia yang ditambahkan ke deterjen.

Jika digunakan terlalu banyak, bahan kimia yang tertinggal pada pakaian bisa masuk ke tubuh melalui kontak kulit. 

Hal ini tentu berdampak buruk pada tubuh seiring berjalannya waktu.

2. Penggunaan suhu air yang tidak tepat

Suhu air yang terlalu panas mengubah beberapa komponen kimia pada deterjen dan menimbulkan zat berbahaya. 

3. Mengabaikan pembersihan dan perawatan mesin cuci

Hal itu juga berbahaya.

Sebab jika bagian dalam mesin cuci tidak dibersihkan dengan baik Bakteri dan jamur juga dapat mencemari pakaian.

Selain itu, ada aspek lain yang sering diabaikan.

Listrik statis yang dihasilkan oleh pakaian selama proses pencucian dan pengeringan, tak hanya merusak serat pakaian tapi itu juga memiliki beberapa efek pada tubuh manusia.

Apalagi di musim dingin saat cuaca sedang kering. 

Penumpukan listrik statis tidak hanya tidak nyaman, seperti sensasi sengatan listrik saat pakaian ketat. 

Namun dalam jangka panjang, hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan elektrofisiologi tubuh akibat fungsi normal tubuh. 

Itu bergantung pada transmisi sinyal listrik antar sel. 

Arus listrik ringan (Elektrofisiologi) ini adalah dasar untuk berfungsinya normal sistem saraf, jantung, dan organ vital lainnya.

Penumpukan dan pelepasan listrik statis secara tiba-tiba dapat mempengaruhi keseimbangan ini tanpa kita sadari. 

Terutama bagi penderita penyakit jantung atau mereka yang memiliki fungsi elektrofisiologis yang lebih halus di dalam tubuh. 

Efek ini mungkin lebih terasa.

Sebelumnya juga viral kasus 1 keluarga kena penyakit stroke.

Peristiwa ini terjadi di Taiwan.

Dikutip dari Sanook via TribunnewsMaker, seorang perawat yang terkenal bernama Tan Dunci membagikan pengalamannya.

Ia juga mengingatkan setiap rumah tangga dalam memilih “Minyak goreng” sangatlah penting.

Pasalnya, pernah ada kasus 3 anggota keluarga yang sama, ayah, ibu dan anak, semuanya mengalami stroke iskemik.

Putranya juga didiagnosis menderita tekanan darah tinggi.

Ditemukan bahwa penyebab penyakit itu adalah makan lemak babi setiap kali makan.

Berdasarkan informasi, keluarga itu memiliki karier sebagai penjual babi.
 
Mereka tidak hanya makan daging babi setiap hari.

Tapi lemak babi juga digunakan untuk memasak.

Seiring berjalannya waktu, anggota keluarga jatuh sakit, mereka mengidap stroke, satu per satu.

Lebih dari itu, anak berusia 10 tahun, yaitu usia yang seharusnya penuh energi menyenangkan, harus menderita tekanan darah tinggi.

Itu karena lemak babi mengandung asam lemak jenuh yang tinggi.

Sehingga akan meningkatkan kolesterol jahat.

Konsumsi berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan, karena berbagai jenis minyak goreng dapat bertahan pada suhu yang berbeda-beda selama memasak, oleh karena itu harus memilih menu yang sesuai.

Sementara itu, rasa sesekali lemak babi pada makanan dianggap tidak berbahaya.

Tapi keluarga ini menggunakannya setiap kali makan, sehingga mengakibatkan berbagai penyakit datang.

Memilih minyak yang baik dengan hati-hati sama pentingnya.

Terkait hal ini, Tan Dunzi berpesan agar dalam memasak sebaiknya usahakan menggunakan minyak yang tersedia.

"Tinggi asam lemak tak jenuh tunggal," yang direkomendasikan oleh American College of Cardiology termasuk minyak teh, minyak zaitun, dan minyak canola , yang semuanya kaya akan asam lemak tak jenuh ganda.

Minyak seperti itu dapat membantu meningkatkan kolesterol baik tubuh.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.