POS-KUPANG.COM, BEIJING - Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan perdana setelah dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu dengan menemui Presiden China Xi Jinping di Beijing.
Menurut rencana, pertemuan bakal diisi dengan pembicaraan seputar ekonomi dan geopolitik global.
Langkah politik luar negeri ini diprediksi akan memperkuat relasi antara Indonesia dan China yang telah dibangun secara intens selama dua periode sebelumnya.
Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Capital Beijing (BCIA), China, Jumat (8/11/2024), pukul 18.25 waktu setempat.
Presiden datang didampingi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Pertahanan Doni Hermawan, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie.
Selain itu, ada pula Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Tonny Harjono dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali.
Rombongan disambut oleh Menteri Pertanian dan Urusan Perdesaan China Han Jun serta Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong.
Setelah turun dari pesawat jenis Boeing 737-700BBJ yang bernomor PK GRD dan bertuliskan Republik Indonesia, Presiden dan pihak pemerintah China tidak memberikan keterangan. Mereka langsung menuju ke hotel tempat menginap selama kunjungan kenegaraan tiga hari ke China.
Nuansa penyambutan
Sebelum Prabowo tiba, nuansa penyambutan sudah terasa di Beijing. Bendera Merah Putih dan bendera China dipasang berdampingan di beberapa tempat. Contohnya, di jalan tol menuju BCIA dan di kawasan Lapangan Tiananmen.
Sejumlah warga negara Indonesia juga menunggu di hotel untuk menyambut rombongan Presiden. Mereka antusias mengajak Presiden bersalaman dan berfoto bersama.
Presiden dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Sabtu (9/11/2024). Tak hanya itu, ia juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Qiang dan Ketua Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Zhao Leji.
Seluruh pertemuan akan diselenggarakan di kantor pemerintah China atau Great Hall of the People, Beijing.
Sebelum terbang ke China, Presiden saat di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat pagi, mengatakan, akan mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral. Dalam kunjungan tersebut, akan dibahas sejumlah masalah ekonomi dan geopolitik global.
“Saya kira peranan Indonesia, sikap Indonesia sangat ditunggu oleh banyak pihak. Saya kira ini kehormatan bagi kita dan kita akan memelihara hubungan yang baik dengan semua pihak,” kata Prabowo.
Selain itu, ia berharap kunjungan ini bisa menjadi langkah signifikan bagi Indonesia untuk menjadi mitra strategis di kancah internasional.
Perkuat relasi Indonesia-China
Xue Song, Associate Professor di Institute Studi Internasional (Institute of International Studies) Fudan University, Shanghai, China, melihat bahwa kunjungan Prabowo ke China bermakna sangat penting. Sebab, ini merupakan kunjungan kenegaraan perdananya setelah dilantik sebagai Presiden. Pemilihan China sebagai negara pertama yang dikunjungi menunjukkan kepercayaan dan harapan untuk semakin mempererat kerja sama dengan China ke depan.
Selama dua periode pemerintahan Presiden ketujuh RI Joko Widodo, lanjut Song, Indonesia dan China telah membangun dua inisiatif strategis, yaitu Belt and Road Initiative dan Poros Maritim Dunia. Kedua inisiatif itu menghasilkan kerja sama dalam sejumlah proyek signifikan, salah satunya kereta cepat Jakarta-Bandung. Kerja sama kedua negara juga kian mendalam, baik dalam perdagangan, infrastruktur, investasi, maupun hubungan antarmanusia.
“Kunjungan Presiden Prabowo ini menandakan bahwa tren dan momentum kerja sama nyata kedua negara akan berlanjut, bahkan mungkin semakin meningkat,” ujarnya.
Menurut Song, kunjungan yang dilakukan setelah Indonesia menyatakan niat untuk bergabung dengan BRICS, organisasi kerja sama ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab, juga memperlihatkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia semakin memprioritaskan negara-negara di kawasan selatan dunia atau Global South.
Adapun China, selalu memosisikan diri sebagai bagian dari Global South. China juga mendukung pandangan Global South untuk mempromosikan tatanan internasional yang lebih multipolar dan demokratis.
“Kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok ini menunjukkan dukungan bersama untuk memperkuat kemandirian kolektif negara-negara Global South serta keyakinan bahwa Global South dapat memainkan peran yang lebih penting dalam politik internasional,” kata Song.
Kendati demikian, menurut Song, Prabowo tetap tegas mengimplementasikan kebijakan luar negeri yang tidak berpihak. Itu terlihat dari kunjungan luar negeri yang dimulai ke China lalu dilanjutkan ke Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
“Indonesia yang menyatakan keinginan untuk bergabung dengan BRICS juga tidak meninggalkan niatnya untuk bergabung dengan OECD (organisasi kerja sama multilateral yang berporos pada kekuatan ekonomi negara Barat). Contoh-contoh ini menegaskan kebijakan luar negeri Prabowo yang konsisten dalam mempertahankan sikap bebas aktif,” tuturnya.
Laporan Wartawan Kompas Kurnia Yunita dari Beijing, China