Survei LSI Denny JA : Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Potensial Menang Fenomenal di Pilgub Jabar
Ichsan November 09, 2024 02:33 AM

Laporan Wartawan Tribunjabar.id Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID - Pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur Jabar nomor urut 4, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan sangat potensial menang fenomenal pada Pilgub Jabar 2024.

Elektabilitas paslon yang didukung parpol terbanyak itu sudah unggul jauh atas tiga paslon lain dengan raihan 74.6 persen. Demikian temuan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA yang disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah kepada pers, di Bandung, Jumat (8/11/2024).

Survei dilakukan pada 31 Oktober – 4 November 2024, menggunakan metodologi standar, Multistage Random Sampling melalui wawancara tatap muka kepada 800 responden dengan margin of error plus minus 3,5%.

Menurut Toto, keunggulan Dedi -Erwan tersebut sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Karena data yang sama juga muncul saat turun survei untuk Pilbup dan Pilwalkot di sejumlah wilayah di Jabar,  dimana pertanyaan soal paslon gubernur Jabar disisipkan. Hasilnya, Dedi Mulyadi selalu unggul di rata-rata 70%. 

Bahkan, kata Toto, ada juga yang  tembus di angka 80% di Purwakarta dan 90% di Subang. Yang dibawah 70%, hanya terjadi  di Kota Bekasi (62%) dan Kabupaten Ciamis (67%). Tapi, jika dibanding dengan tiga paslon lain, tetap saja Dedi -Erwan unggul jauh.

“Kami dari LSI Denny JA, pernah turun juga untuk survei Pilbup dan Pilwakot di sejumlah wilayah di Jabar pada periode September – Oktober. Hasilnya, masih kurang lebih sama, selalu di atas 70%, kecuali di Kota Bekasi dan Ciamis,” katanya.

 Sementara itu, lanjut Toto, tiga paslon lain, Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie (12,0%), Acep Adang Ruhiyat – Gitalis Dwi Natarina (6,5%),  Jeje Wiradinata – Ronal Surapraja (5,3%), belum ada yang tembus di angka 15%. Dan ada swing voters (1,6%).

Dari data yang dipaparkan Toto, salah satu faktor keunggulan paslon yang diusung parpol dengan jumlah terbanyak itu yakni calon gubernurnya, Dedi Mulyadi sudah memiliki tingkat pengenalan yang sangat tinggi, yaitu 92,1?n tingkat kesukaan 88,6%. Angka ini menggambarkan popularitas Dedi itu  berbanding lurus dengan kesukaan.

Tingginya angka pengenalan dan kesukaan tersebut, menurut Toto, terkonfirmasi secara logis pada dukungan yang merata di seluruh segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan dan penghasilan, profesi, pemilih parpol, ormas dan lain-lain. Termasuk, unggul di  seluruh dapil di Jabar.

Yang menarik, kata Toto,  pemilih partai yang cagubnya berbeda, yaitu PKS, PDIP dan PKB justru mayoritas memilih Dedi- Erwan. Yaitu, pemilih PKS sebesar 47,9%, pemilih PDIP 71,8?n pemilih PKB 62,1%  memilih Dedi – Erwan.

Toto mengakui, masih ada sisa waktu kurang lebih 20 hari untuk seluruh kandidat memaksimalkan target ideal elektabilitasnya. Namun, dari pengalaman selama ini melakukan ratusan kali survei, tidak mudah untuk seorang kandidat bisa mengejar ketertinggalan dalam waktu kurang dari satu bulan.

“Biasanya, hanya tsunami politik dan money politic yang bisa mengubah peta elektabilitas dalam waktu yang singkat itu. Masalahnya, sejauh ini belum terlihat akan adanya tsunami politik tersebut. Termasuk, money politic,” katanya.

Jika pun ada kandidat yang akan mencoba melakukan jurus abnormal seperti money politic, menurut Toto, tidaklah mudah. Pertama, butuh cost yang sangat besar, bisa ratusan miliar rupiah. Kedua, sangat berisiko kena diskualifikasi KPU karena masuk dalam kategori pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematis dan Massif). 

“Mungkin, jika ada kandidat yang mau melakukan money politic, harusnya  punya elektabilitas yang tidak terlalu jauh, misalnya selisih 5-7%. Tapi kalau sudah lebih dari 20% apalagi diatas 30%, biasanya akan berpikir ulang. Selain butuh uang berkarung-karung, juga belum tentu efektif,” katanya.

Lepas dari itu, Toto memberi kabar gembira, bahwa dari data terbarunya itu ada sekitar 31,2% pemilih yang berkategori soft supporter. Yaitu gabungan antara yang sudah memilih tapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali. Pemilih yang berkategori seperti ini biasanya menjadi lahan tak bertuan yang masih bisa diperebutkan siapa saja.

Namun, Toto menjelaskan, bahwa kandidat diluar tiga paslon di atas, yaitu Dedi -Erwan sudah memiliki strong supporter yang sangat fenomenal, yaitu 55,4%. Ini angka strong supporter yang jarang terjadi. Dengan bekal angka ini, jika pun terjadi money politic, Dedi -Erwan tak akan kurang dari itu. Mungkin, uangnya diambil, tapi memilihnya tetap ke Dedi -Erwan.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.