Kereta tanpa rel otonom di Ibu Kota Nusantara (IKN) atau Autonomous Rail Transit (ART) atau trem otonom akan dikembalikan ke China. Kereta tersebut hasil kerja sama antara Otorita IKN dan Norinco, dengan partisipasi dari CRRC, produsen sarana perkeretaapian terkemuka asal China.
Diinformasikan sebelumnya, trem otonom ini rencananya akan beroperasi di IKN hingga Desember 2024 sejalan dengan proses uji coba dari pengoperasian kereta tanpa rel ini. Setelah dilakukan uji coba, nantinya akan dilakukan evaluasi mengingat kereta tanpa rel ini merupakan teknologi pertama di Indonesia.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menjelaskan, hasil penilaian hingga evaluasi ditemukan kereta tanpa rel itu belum dapat berfungsi dengan baik.
"Hasil dari penilaian Proof-of-Concept (PoC) ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom belum dapat berfungsi dengan baik," kata dia kepada detikcom, Rabu (13/11/2024).
Ali menyebut bahwa sesuai dengan diskusi antara OIKN dan beberapa kementerian dan lembaga (K/L) dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Dukungan Percepatan Penyelenggaraan Uji Coba dan Unjuk Kerja (Proof of Concept) Trem Otonom di Ibu Kota Nusantara, OIKN bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan penilaian kereta tanpa rel di IKN. Melihat hasil bahwa kereta itu belum beroperasi dengan baik, maka pihaknya akan meminta Norinco mengembalikan kereta ke China.
"Jika tidak maka sesuai dengan perjanjian MoU untuk PoC, kita akan meminta pihak Norinco untuk mengembalikan trainset di IKN ke China," ucap Ali.
Ali menjelaskan, PoC merupakan bagian dari pengembangan dan uji coba produk teknologi terkini, di mana IKN sebagai tempat living lab dan innovation test-bed. Ali bilang, pembiayaan untuk semua PoC yang dilakukan di IKN ditanggung oleh technology providers masing-masing, termasuk juga untuk POC trem otonom.
Sebagai informasi, kereta tanpa rel ini dioperasikan menggunakan baterai dengan pengoperasian dipandu melalui pembacaan marka jalan melalui sensor. Sehingga, kendaraan ini ampuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi fosil.
Untuk mendukung pengoperasiannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyiapkan pembangunan halte. Disebut-sebut, halte ini juga dapat digunakan sebagai tempat pengisian daya (charging).