Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menanggapi temuan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia terkait temuan kasus childfree pada periode tahun 2023. BPS menemukan sebanyak 71 ribu wanita berusia 15 sampai 49 tahun mengaku tidak ingin memiliki anak.

Wihaji berpendapat bahwa fenomena childfree yang terjadi di Indonesia masih bersifat dugaan dan baru terjadi di sebagian warga. Meski begitu, dirinya menghargai keputusan orang-orang yang mungkin memutuskan untuk tidak memiliki anak.

"Saya berpendapat fenomena tersebut baru dugaan, saya meyakini dari fenomena tersebut ada sebabnya. Sebagai kementerian baru kita kan terus memastikan bagaimana penduduk Indonesia terkendali sebagai keseimbangan," kata Wihaji ketika dihubungi detikcom, Rabu (13/11/2024).

Menurut Wihaji, yang terpenting bagi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) adalah memastikan pendudukan Indonesia bisa terkendali. Meskipun potensi penurunan populasi di Indonesia masih sangat kecil, risiko tersebut tetap ada.

Wihaji mengatakan pihaknya akan terus melakukan tindakan pencegahan agar terlindungi dari kehilangan generasi atau 'lost generation'. Menurutnya ini penting untuk masyarakat Indonesia ke depannya untuk melahirkan generasi yang sehat.

"Caranya adalah memastikan layanan yang terus menerus digerakan untuk menjadi keluarga yang berencana yaitu keluarga yg punya perencanaan masa depan," tandasnya.

Angka childfree pada perempuan Indonesia meningkat dalam empat tahun terakhir, khususnya setelah pandemi COVID-19. BPS menilai kebijakan work from home nampaknya bersinggungan keputusan wanita untuk childfree.

Pada saat ini, sebanyak 1 dari 1.000 perempuan di Indonesia diketahui memutuskan untuk childfree.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, beberapa alasan wanita memilih childfree adalah mengejar pendidikan lebih tinggi dan faktor kesulitan ekonomi. Faktor ekonomi disebut menjadi salah satu faktor terbesar seorang wanita memilih childfree.