Di Cirebon ada jajanan tahu petis yang laris diantre. Petis 99 Cirebon ini diracik oleh Pak Kariri dan bisa terjual 1.000 buah tahu dalam sehari. Begini keistimewaannya!
Di Jalan Cipto Mangunkusumo, Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, terdapat penjualan makanan berupa tahu petis yang telah beroperasi selama puluhan tahun.
Tahu petis yang diberi nama Petis 99 Cirebon tersebut dijual oleh seorang bapak bernama Kariri, yang kini berusia 46 tahun.
Sehari-hari, Kariri sibuk menggoreng tahu sambil melayani pembeli. Sesekali Kariri juga mempersilakan pembelinya untuk mencoba sambal petis.
"Kadang orang tidak tahu, atau ada yang pertama kali ke sini. Tapi kembali lagi ke orangnya, ada yang suka, ada juga yang tidak suka. Kayak apa sih ini kok hitam? Tapi ya, tidak hanya untuk orang baru, pelanggan juga saya suruh nyobain sambil menunggu pesanan," tutur Kariri (12/11/2024).
Meski tampak sederhana, hanya sebuah tahu segitiga yang digoreng dan ditambahkan sambal petis berwarna hitam, menurut Kariri menunya banyak disukai. Pembelinya tidak hanya dari Cirebon tetapi juga luar Kota Cirebon. Saking ramainya pembeli, Kariri bisa menghabiskan ribuan biji tahu dalam sehari.
"Kalau lagi ramai bisa habis 3 ember tahu. Untuk 1 ember itu isinya 340 biji tahu. Apalagi kalau lagi liburan, itu bisa sampai 1000 lebih biji tahu yang habis. Yang beli ke sini tidak hanya dari Cirebon saja, tapi juga banyak dari luar Kota Cirebon, seperti Jakarta dan Bandung," tutur Kariri.
Kariri mengatakan bahwa ia sudah berjualan petis sejak tahun 1990-an. Kala itu, ia ikut berjualan petis bersama tetangganya di Jalan Cipto Mangunkusumo. Beberapa tahun kemudian, setelah tetangganya memutuskan berhenti berjualan, Kariri memberanikan diri untuk membuka usaha tahu petis sendiri.
"Dari tahun 1996 saya jualan bersama orang dahulu. Sejak keluar SMP ikut sama tetangga, jadi total sekitar 28 tahun lebih jualan petis. Ini mal di sini saja dulunya belum ada, tapi saya sudah jualan," tutur Kariri.
Meski sering disebut sambal petis, menurut Kariri, petis bukanlah sambal melainkan jenis bumbu masakan dengan tekstur sedikit kenyal. Petis tersebut dibuat menggunakan udang ebi yang banyak ditemukan di sekitar pesisir Cirebon.
"Udang ebi itu adalah udang kecil-kecil yang diulek atau diblender, lalu dibuat mirip dodol yang dimasak sampai mendidih hingga kental kembali. Saya sendiri membeli bahannya khusus dari Losari Cirebon," tutur Kariri sambil menunjukkan bahan pembuat petisnya.
Menurut Kariri, tidak semua petis berwarna hitam. Ada juga petis yang berwarna merah tergantung dari bahan pembuatnya. Berbeda dengan di tempat lain, petis buatan Kariri dapat bertahan cukup lama, yakni tiga hari.
"Ada yang merah biasanya pakai ikan, tapi kalau yang hitam pakai ebi. Meski masih mentah tapi sudah bisa dimakan, rasanya manis. Petis yang asli bisa bertahan lama sampai tiga hari, bahkan jika dimasak lagi bisa lebih enak," tutur Kariri.
Saat dimakan, perpaduan gurihnya tahu segitiga dicampur sedikit garam lalu dicocol sambal petis berwarna hitam dan tekstur kenyal menciptakan sensasi rasa tahu petis yang gurih sedap. Rasa udang ebi yang sedikit manis asin juga sangat terasa di mulut.
Tahu 99 Cirebon milik Kariri buka dari pukul 17:00 sore sampai pukul 01:00 dini hari. Untuk satu porsi tahu petis dihargai Rp 7.000. Dalam sehari, Kariri bisa mendapatkan omzet jutaan rupiah. Bahkan dari jualan tahu petis ini, Kariri dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
"Alhamdulillah kadang-kadang kalau lagi ramai bisa sampai Rp 2.000.000, itu (pendapatan) kotor. Cukup untuk menghidupi keluarga. Anaknya dua. Paling besar sudah lulus kuliah dan sekarang lagi magang. Alhamdulillah cukup lah," pungkas Kariri.
Artikel ini sudah tayang di detikjabar dengan judul ""