TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Presiden RI, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral bersama Presiden Peru, Dina Boluarte dan jajaran di Istana Palacio de gobierno di Lima, Peru pada Kamis (14/11/2024).
Lalu, apa isi pertemuan bilateral tersebut?
Dalam pertemuan itu, Prabowo ditemani Menteri Luar Negeri, Sugiono dan Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
Selain mereka, ada Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso hingga Penasihat Khusus Presiden Bidang Ketahanan Nasonal Dudung Abdurrachman.
Dalam pertemuan itu, ada banyak hal yang dibahas oleh kedua negara. Satu di antaranya diungkap oleh Presiden Peru, Dina Boluarte.
Dalam sambutannya, Dina menyatakan kedua negara sedang menjalin kerjasama dalam memerangi perdagangan gelap narkoba. Masalah ini pun sudah menjadi isu regional maupun global.
“Kami akan membahas peluncuran kembali agenda kerja sama kami dalam memerangi perdagangan gelap narkoba dan isu-isu regional dan global," ujar Dina.
Dalam pertemuan itu, Dina juga ingin terus menjalin hubungan bilateral yang sudah dijalin Indonesia dan Peru selama hampir 50 tahun terakhir sejak 12 Agustus 1975.
"Hubungan antara kedua negara telah menguat selama hampir lima dekade masa berlakunya, saat kita melihat bagaimana negara-negara kita bekerja sama di berbagai bidang, mendorong perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya," jelasnya.
Ia menjelaskan kerjasama yang sudah dijalin telah membuahkan hasil yang saling menguntungkan untuk kedua negara. Karenanya, pengembangan kerjasama juga nantinya akan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Di antaranya, kata dia, dengan penyesuaian perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan, pengurangan kesenjangan dan inklusi sosial.
"Ada topik-topik khusus yang perlu kita kerjakan dan yang akan membentuk arena internasional di abad ke-21, seperti tata kelola elektronik, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan, pengurangan kesenjangan dan inklusi sosial," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dina menambahkan pihaknya juga sudah menyelesaikan perjanjian ekonomi yang disebut sebagai CEPA antara Peru dan Indonesia.
"Perjanjian ini akan membuka peluang baru bagi pengusaha kita untuk melakukan diversifikasi ekspor. CEPA adalah bukti tekad kami untuk mendorong perdagangan yang lebih bebas, mendorong investasi bilateral, dan memperkuat perekonomian kita," pungkasnya.
Pada Kamis waktu Peru ini, Prabowo berencana akan mengikuti sejumlah agenda. Di antaranya, Eks Danjen Kopassus itu akan melakukan breakfast meeting dengan perdana menteri Australia, Anthony Albanese.
Kemudian, Presiden Prabowo menemui Presiden Peru, Dina Boluarte di istana negara Peru pada siang hari.
Setelah itu, Prabowo akan mendatangi KTT APEC 2024 dengan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara lain.