Pria Ini Ditangkap FBI karena Rencanakan Serangan Ala 9/11 di AS
GH News November 15, 2024 01:09 PM
HOUSTON - Seorang pria asal Houston telah ditangkap para agen FBI Amerika Serikat (AS) atas tuduhan merencanakan serangan mematikan seperti serangan 11 September 2001 atau 9/11 di negara tersebut.

Departemen Kehakiman Amerika mengatakan pria 28 tahun bernama Anas Said tersebut telah didakwa karena berupaya memberikan dukungan material kepada teroris Islamic State atau ISIS.

Menurut pihak berwenang, Said telah mengaku merencanakan serangan teroris dari apartemennya di Houston.

Said lahir di AS, tetapi menghabiskan masa kecilnya di Lebanon sebelum kembali ke Amerika pada usia sekitar 14 tahun. Demikian disampaikan pengacara untuk Distrik Selatan Texas, Alamdar Hamdani, dalam konferensi pers pada hari Kamis.



Said ditangkap para agen FBI pekan lalu setelah berada dalam pantauan atau radar Houston Joint Terrorist Task Force milik lembaga tersebut sejak 2017.

Ketika diadang oleh agen FBI, dia membanting ponselnya ke tanah sebelum dia digulingkan ke tanah.

Pihak berwenang menemukan gambar dan komunikasi pro-ISIS di perangkat Said, serta informasi yang menunjukkan keterlibatannya dalam upaya perekrutan dan propaganda organisasi teroris tersebut.

Dia, kata Hamdani, juga membuat dan mengedit video dan gambar propaganda.

FBI menjelaskan bahwa meskipun Said telah berada di radar lembaga tersebut selama bertahun-tahun, perilakunya mulai mengarah ke kekerasan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

"Said mengaku ingin menggunakan bahan peledak untuk melakukan pembunuhan massal di Houston," kata agen khusus FBI, Douglas Williams Jr, dalam konferensi pers.

"Dia menawarkan rumahnya sebagai tempat berlindung yang aman bagi para anggota ISIS, dan mengeklaim bahwa dia akan melakukan serangan seperti 9/11 andai saja dia memiliki sumber daya," lanjut agen FBI tersebut, seperti dikutip Russia Today, Jumat (15/11/2024).

Menurut Williams, tersangka menyatakan keinginannya untuk mendaftar di militer AS guna melakukan aksi terorisme.

Dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Said memberi tahu seorang agen FBI yang menyamar bahwa dia akan menggunakan rompi bunuh diri.

"Jika saya melakukannya, itu akan sangat mudah. Saya akan mencukur jenggot dan rambut saya, mengenakan seragam militer untuk kamuflase, dan masuk ke dalam serta menekan tombol. Semuanya akan berubah menjadi daging panggang," kata Said kepada agen FBI itu.

Dokumen pengadilan juga menyatakan bahwa Said menawarkan rumahnya kepada para anggota ISIS yang sebelumnya berusaha membunuh mantan Presiden AS George W Bush.

"Terdakwa melanjutkan dengan mengatakan bahwa mantan presiden Bush dan Presiden Biden sudah terlalu tua, dan akan sia-sia jika menggunakan peluru untuk membunuh mereka," bunyi dokumen kasus tersebut.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.