Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Divisi Psikiatri RS Cipto Mangunkusumo ( RSCM) Jakarta DR Dr Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K) mengungkapkan, di sepanjang tahun 2024, ada sekitar 172 orang menjalani perawatan akibat kecanduan judi online.
Dirinya merinci, ada 46 orang yang menjalani rawat inap dan 126 orang menjalani rawat jalan akibat judi online.
Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya.
“Di tahun 2024, dari bulan Januari sampai Oktober yang dirawat inap ada 46 pasien namun untuk rawat jalannya ada 120 pasien. Jumlah ini lebih besar dari 2023. Rawat inap sendiri meningkat 3 kali lipat dibanding 2023. Sementara rawat jalannya meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2023,” kata dr Kristiana di Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Psikiater Konsultan Adiksi ini mengungkapkan, penyebab peningkatan kasus judi online ini ditengarai karena situs judi online yang mudah diakses semua usia. Mulai dari remaja, dewasa hingga lanjut usia.
Dari penelitian pihaknya, pelaku judi online mayoritas mengakses permainan melalui media sosial.
“Orang Indonesia ini suka bermain media sosial dan iklan judi online menarik,” sebutnya.
Lebih lanjut dalam penelitian yang sama, bahwa prevalensi pelaku judi online juga meningkat.
Semula di tahun 2023 adalah 2 persen maka di tahun 2024 ini meningkat jadi 8,3 persen.
Adapun populasi terbanyak yang bermain judi online adalah 18 – 35 tahun.
“Awalnya iseng-iseng diajak teman, have fun, kesenangan pribadi ada adrenalin, kemudian ada kemudahan mencari uang dengan cepat sehingga impulsif. Lebih instans dan mudah dapat uang, itu motivasi mereka ikut judi online,” terang dr Kristiana.