Ekonom Senior: Danantara Jadi Strategi Pemerintah Tarik Investasi Asing ke Indonesia
Choirul Arifin November 16, 2024 11:32 AM

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Josua Pardede mengatakan gagasan membentuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara)  diputuskan setelah melalui kajian mendalam dan harapannya bisa  menjadi Temasek-nya Indonesia.

Temasek merupakan holding BUMN milik Pemerintah Singapura.

"Danantara bisa mengoptimalkan aset-aset milik BUMN secara efektif, efisien untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Prabowo," kata Josua kepada wartawan, Jumat  (15/11/2024).

Danantara juga bisa kreatif dan inovatif membungkus proyek-proyek pemerintah untuk menarik investasi besar dari luar negeri terutama program swasembada pangan dan energi yang diusung oleh Presiden Prabowo.

"Karena ini asetnya gede, modalnya gede. Jadi tentu tahu apa yang harus dilakukan," kata Ekonom  Bank Permata ini.

Danantara diyakini akan gaspol setelah Presiden Prabowo Subianto pulang lawatan dari luar negeri.

Ia menilai, mundurnya tanggal peluncuran Danantara yang seharusnya Kamis (7/11/2024) lalu murni karena Presiden sedang di luar negeri bukan bagian dari upaya mengulur waktu. 

"Memang perlu menunggu Pak Presiden pulang dari luar negeri karena asetnya gede. Jadi bukan mengulur waktu," katanya. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo telah melantik Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala BP Danantara. Badan ini akan mengelola aset jumbo senilai 600 miliar dollar AS atau setara Rp 9.409 triliun. 

Danantara akan ini akan menangani investasi pemerintah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Badan yang disebut-sebut akan menjadi superholding BUMN ini akan menjadi seperti Temasek, badan investasi global yang berkantor pusat di Singapura.

Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman D Hadad meninggalkan Gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan, di Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019). Muliaman D Hadad menjalani pemeriksaan untuk penyelidikan kasus Bank Century. Tribunnews/Irwan Rismawan
Kepala BP Danantara Muliaman D Hadad.

BP Investasi Danantara seharusnya diluncurkan pada 7 November 2024. Namun, rencana tersebut tidak jadi terlaksana karena peluncuran akhirnya akan dilakukan setelah Prabowo kembali dari perjalanan luar negeri selama kurang lebih 16 hari.

Ada tujuh BUMN yang akan berada di bawah pengelolaan BP Investasi Danantara, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT PLN (Persero).

Lalu, PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan holding BUMN pertambangan MIND ID.

Selain tujuh BUMN tersebut, Indonesia Investment Authority (INA) juga akan dikonsolidasikan ke BP Investasi Danantara.

Tujuan Pembentukan Danantara

Danantara akan menjadi lembaga pengelola investasi Indonesia yang lebih luas dari anggaran pemerintah.  Tujuan pembentukannya untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara dengan skala besar dan koordinasi yang lebih baik. 

Berdasarkan dokumen profil BP Investasi Danantara yang dikutip dari Kompas.com, Danantara dibentuk untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama 5 tahun ke depan. 

Danantara juga diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, dengan mengkonsolidasikan aset-aset penting dan mengoptimalkan entitas kekayaan negara untuk meningkatkan kesejahteraan nasional dan daya saing global, sekaligus memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendukung target dan program pemerintah.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.