SURYA.co.id - Kisah driver ojek online (ojol) mengantarkan pesanan pakai sepeda ontel kini tengah jadi perbincangan warganet.
Hal ini dipicu oleh kisah seorang driver ojol bernama Muhidin.
Fenomenan driver ojol mengantarkan pesanan pakai sepeda memang tak lazim.
Namun, ternyata Muhidin bukan satu-satunya driver ojol yang pernah melakukan hal tersebut.
Pada tahun 2019 silam, ada sosok driver ojol bernama Eko Susilo.
Eko tak menyangka pekerjaannya mengantarkan pesanan Go-Food menggunakan sepeda ontel ramai menjadi perbincangan warganet belum lama ini.
Viralnya aktivitas Eko tersebut, pertama kali diunggah oleh akun Twitter @auraraurr yang merupakan pelanggannya pada Minggu (8/9/2019).
Eko terpaksa menggunakan sepeda ontel setelah motor bebeknya rusak sejak dua bulan lalu.
Ia sudah berusaha memperbaiki, namun motornya beberapa kali kembali rusak.
Diberitakan Kompas.com (11/9/2019), Eko sempat khawatir dirinya bakal diputus dari kemitraan GoJek usai viral dan menyalahi aturan.
Namun, Alvita Chen selaku Sr. Manager Corporate Affairs Gojek menerangkan, bahwa GoJek memberikan penghargaan Driver Jempolan kepada Eko Susilo.
“Kami mengapresiasi semangat pantang menyerah Bapak Eko. Untuk itu kami berikan beliau penghargaan Driver Jempolan terdiri dari program Tabungan Siaga GoJek Swadaya sebesar 10 juta, atribut terbaru serta tas khusus pengantaran makanan terbaru dari GoFood,” ujarnya, melansir dari Kompas.com.
Alvita juga mengatakan GoJek sangat menghargai para driver yang bersungguh-sungguh berjuang untuk keluarga dan customer-nya.
Sosok Eko Susilo, imbuhnya merupakan contoh nyata. Ia juga berharap, kegigihan Eko Susilo bisa menjadi contoh bagi driver GoJek lainnya.
Selain mendapatkan tabungan senilai 10 juta, pria yang berdomisili di Kelurahan Sepanjangjaya, Rawalumbu Bekasi ini juga mendapatkan sepeda motor dari penggalangan dana di platform KitaBisa.
"Kami mengalokasikan sebagian donasi yang terkumpul untuk memberikan sebuah motor baru untuk Pak Eko agar beliau dapat leluasa beraktivitas.
Sisa donasi akan kami salurkan kepada yang lain yang sedang berjuang dan membutuhkan bantuan juga” ujar Indrato, Campaign Monitor Specialist KitaBisa.
Sebelumnya, Eko Susilo mengaku sering kena semprot pelanggannya lantaran terlalu lama dalam mengantar pesanan. Selama ini, Eko hanya fokus pada pengantaran Go-Food.
"Customer komplainnya kok agak lama, saya jawab, 'Maaf Bu, motor lagi rusak'. Ngomong terus terang, gitu. Ya kaget mereka," kata Eko dikutip dari Kompas.com (11/9/2019).
Namun ia senang karena selama ini tetap sering mendapatkan bintang lima. Perjuangan Eko mengayuh sepeda ontel untuk mengantar makanan kepada para customer membutuhkan kerja ekstra.
Telebih selama ini, ia harus melewati beberapa jalan layang serta berkompetisi dengan kendaraan lain, termasuk truk-truk berat di Bekasi yang berdebu.
Lantaran kerapkali jarak yang ditempuh lumayan jauh, membuat Eko harus mengantar makanan bagai kalong, wira-wiri malam hari. Ia mulai bekerja alias nge-GoJek sekitar pukul 09.00 pagi.
Siang hari, ia pulang ke rumah untuk istirahat, lalu kembali wara-wiri selepas magrib.
Nasib serupa ternyata juga dialami Muhidin, pria asal Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Bedanya, Muhidin pakai sepeda karena motornya rusak.
Pesanan dari pelanggan terus masuk ke aplikasi miliknya.
Mau tidak mau, ia harus menerima pesanan itu agar bisa mendapatkan penghasilan.
Muhidin akhirnya memilih memanfaatkan sepeda tua miliknya untuk mengantar pesanan para pelanggan.
"Bapak muhidin bapak 5 anak asli Betawi yang tinggal di kp kebantenan jati asih tepatnya seberang ayam kq5 jati asih."
"Kami berjumpa ketika beliau sedang duduk di teriknya matahari dgn sepedanya.. motornya telah lama rusak namun beliau tetap harus berjuang demi istri dan 3 anaknya yang masih ada dirumah .." dikutip dari akun Instagram @abi_fatimah_fahira pada Selasa (12/11/2024).
Bila ada pesanan masuk, Muhidin bergegas mengayuh sepeda menuju tempat makan yang tertera pada aplikasi.
Sayangnya, perjuangan Muhidin tak sebanding dengan pendapatannya.
"penghasilan 20.800 jam 15 sore dihari itu tentu saja tidak cukup untuk hidup keluarganya, ditambah hanya bisa mengambil order makanan saja," sambungnya.
Jarak antara restoran dengan rumah pelanggan tak pernah jadi masalah untuknya.
Keringat yang mengucur tak dirasakannya lagi.
Namun karena keterbatasan, pesanan makanan kerap datang tak tepat waktu.
Tak jarang Muhidin diomeli oleh pelanggannya gegara lama hingga membuat makanan dalam kondisi dingin.
Kisah sedihnya tak berhenti sampai situ saja.
Ponsel yang digunakan Muhidin untuk bekerja juga sudah retak.
Namun ia tetap bersabar dan tetap berjuang demi menafkahi keluarganya.
Ia memastikan anak dan istrinya tak kelaparan sekalipun hidupnya susah.
"insyaa Allah akn ada orang baik untuk bapak muhidin bapak Betawi asli di rumah sendiri dikerasnya kehidupan kota," jelas caption unggahan.
Semangat juang Muhidin membuat banyak hati tersentuh.
Selain doa, warganet juga menyisihkan sebagian rezeki agar Muhidin bisa memiliki motor dan ponsel baru hingga uang tunai.
Tangis haru terdengar jelas dari depan rumah Muhidin.
Ia pun langsung sujud syukur atas berkah yang didapatnya.
"Ma syaa Allah tabarakallah, hari ini alhamdulillah kegiatan penyaluran donasi kepada bapak muhidin ojol sepeda berjalan dgn lancar krn Allah. Abi ucapkan banyak terima kasih terkhusus kepada 113 donatur yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Insyaa alah sedekah ini menjadi amal jariyah sebagai naungan pertama sejak alam kubur juga terima kasih atas semua dukungan dan doa untuk keluarga pak muhidin baik di IG maupun di tik tok. Barakallahu fikum," pungkasnya.