TRIBUNJATIM.COM - Aktor Aliando Syarief kini tengah menjadi sorotan akibat hubungan asmaranya.
Diketahui, Aliando Syarief sedang berpacaran dengan Richelle Skornicki.
Tak hanya itu, video kemesraannya juga tersebar di media sosial.
Namun yang menjadi sorotan adalah usia dari pacar Aliando.
Richelle merupakan adik dari aktris Sandrinna Michelle yang baru berusia 15 tahun, sedangkan, Aliando sudah berusia 28 tahun.
Usianya keduanya yang terpaut 13 tahun kemudian disoroti oleh warganet.
Akun Instagram pribadi Aliando pun dibanjiri sejumlah warganet yang mengungkapkan kekecewaanya.
Akan tetapi, aktor yang namanya melambung lewat serial 'Ganteng Ganteng Serigala' itu belum memberi tanggapan.
Sejumlah warganet bahkan menyebutnya melakukan 'child grooming' kepada Richelle.
Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan child grooming?
Apa itu child grooming?
Menurut Ida Rachmawati, dkk dalam jurnal Edukasi Bagi Anak dalam Upaya Preventif Tindak Kejahatan Seksual dengan Modus Child Grooming (2022), child grooming merupakan salah satu proses predator seksual anak untuk 'mempersiapkan' korbannya.
Di mana pelaku menggunakan kepiawaanya baik secara fisik, emosional, atau finansial untuk membangun hubungan dan ikatan emosional dalam rangka manipulasi, mengeksploitasi, bahkan melecehkan targetnya yang masing anak-anak.
Pada awalnya, pelaku akan mendekati anak-anak dan membangun hubungan emosional dengan mereka untuk mendapat kepercayaannya. Sehingga, pelaku dapat melakukan kontak seksual dengan anak di bawah umur.
Adapun, dilansir dari Bravehearts, child grooming adalah tahap persiapan pelecehan seksual anak yang dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan dan kepatuhan anak atau remaja.
Potret penampilan terbaru Aliando Syarief lebih ramping (Istimewa)
Di mana setelah anak atau remaja tersebut percaya dan patuh, pelaku dapat melakukan pelecehan seksual tanpa harus takut anak tersebut akan melaporkannya pada orang lain.
Anak yang sudah percaya dan merasa terhubung secara emosional dengan pelaku cenderung akan menuruti permintaan pelaku, bahkan untuk melakukan aktivitas seksual baik secara daring atau pun luring.
Dilansir dari Education The National Crime Agency, melalui ikatan emosional pelaku akan berusaha memperoleh kekuasaan atas anak, memanipulasi, bahkan memaksa mereka.
Pelaku dapat menintimidasi secara emosional atas dasar cinta agar anak melakukan hal-hal yang diinginkannya.
Misalnya dengan berkata "Jika kamu cinta aku, maka kamu akan melakukan hal ini sama aku".
Pelaku akan bersikap baik bahkan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan anak, seperti kebutuhan emosional, tempat tinggal, dan uang.
Sehingga, anak merasa terikat dan percaya bahwa apa yang dilakukan pelaku kepadanya adalah atas dasar cinta.
Dengan kepercayaan tersebut dan perasaan takut ditinggalkan, pelaku dapat leluasa melakukan pelecehan dann memastikan anak tidak menceritakannya tersebut pada orang lain.